Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Sisi Positif Presidential Threshold 20 Persen

5 Juli 2022   18:53 Diperbarui: 7 Juli 2022   18:00 2202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Pemilu dan Pilpres di Indonesia. Sumber Foto: aa.com.tr

Juga sekaligus memotivasi parpol untuk maju berkembang bersama konstituennya.

Kelihatan sejak Pilpres 2004, Indonesia kekurangan pemimpin yang ada dalam parpol sendiri, muncul politikus dan parpol baru yaitu terpilih Soesilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden RI ke-6 (Partai Demokrat) dan selanjutnya muncul Jokowi sebagai Presiden ke-7 (PDI Perjuangan), karena sangat jelas Ketum PDI Perjuangan Megawati tidak punya kader unggulan saat itu. 

Maka Jokowi menjadi pilihan alternatif bagi Megawati sambil mengkader Puan Maharani.

Baca Juga: Parpol Sombong? Perebutan Putri Mahkota Puan Maharani

Semua jagoan parpol yang ada, nampak figur-figur (calon pemimpin tidak ada dari kader sendiri). Parpol susah menemukan kadernya sendiri. 

Karena beberapa kader parpol yang muncul, ruangnya tertutup misalnya di PDI Perjuangan, Partai NasDem, Partai Gerindra, Partai Demokrat, semua partai tersebut dikuasai "kehendak atau keinginan" oleh founder utama partai. 

Ahirnya kader yang mumpuni terpasung sendiri oleh partainya. Kekurangan parpol saat ini karena ada penguasaan ekstra oleh foundernya.

Parpol besar lainnya seperti Partai Golkar, PPP, PAN, PKB, PKS sama saja tidak ada kaderisasi partai secara profesional dan lebih parah terjadi gonjang ganjing internal untuk kepentingan pribadi lebih besar, sementara kepentingan yahg lebih besar terabaikan. 

Ahirnya rakyat kurang percaya lagi pada parpol, kecil dan besar sama saja.

Baca Juga: Aturan Presidential Threshold Dinilai Batasi Jumlah Calon Presiden

Bisa jadi pasangan bacapres/bacawapres sudah cocok tapi partai pengusungnya belum sepakat, sementara kondisi politik di Indonesia memang lebih cenderung pragmatis daripada memikirkan nasib rakyat dan bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun