Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Indonesia Lestari Pilihan

Menjawab Keluhan Megawati, Anak Muda Tidak Inovatif?

23 April 2022   15:56 Diperbarui: 23 April 2022   16:14 862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Megawati, Sumber: Kompas

"Sebagai Founder Primer Koperasi Pengelola Sampah (PKPS) di Indonesia, mengajak tim Bu Megawati di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) agar melakukan diskusi dan riset atas keberadaan PKPS sebagai poros circular ekonomi sampah dan temuan solusi sampah laut Indonesia dan dunia" Asrul Hoesein, Founder Yayasan Kelola Sampah Indonesia (Yaksindo).

Menarik dan sangat penting untuk ditanggapi atas pemberitaan Warta Ekonomi, Kamis 21 April 2022 dengan judul "Jengkel dengan Bangsa Indonesia Sampai Bawa Nama Soekarno, Megawati: Orang Kali Gak Mikir Ya?"

Mantan Presiden Republik Indonesia sekaligus Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, kembali mengeluhkan kondisi bangsa Indonesia. Kali ini, Megawati mengaku jengkel dengan keadaan masyarakat.

Megawati, selaku dewan pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), blak-blakan dalam sebuah talkshow, sekaligus acara pembentukan Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA), mengeluh karena anak-anak muda yang ia nilai tidak berani berinovasi, lalu mencontohkan Sang Ayah Bung Karno, Presiden RI Pertama.

Baca Juga: Sederet Jabatan Megawati dari Jokowi: Ketua BRIN hingga Duta Pancasila

"Saya suka jengkel ngeliat Indonesia yang diproklamirkan oleh Bung Karno ini. Orang kali gak mikir ya?" keluh Megawati dalam acara bincang-bincang BRIN yang diunggah pada Rabu (21/04/2022).

"Bahwa waktu bapak saya ngomong saya nanya kok, apa bapak gak takut ya? Ya takut lah, tapi demi kepentingan yang membuat republik ini ada, harus ada orang yang berani," lanjutnya.

Baca Juga: Sekjen PDI-P Jelaskan Maksud Megawati soal "Sumbangsih Milenial"

Tidak pantaslah seorang Mantan Presiden mengeluh soal tidak adanya keberanian anak bangsa dalam membangun kreatifitasnya. Tapi seharusnya mencari sebabnya apa dan kenapa anak bangsa tidak inovatif. Apalagi menempati posisi yang bisa mempengaruhi kebijakan.

Seharusnya Megawati memahami masalah mendasar bangsa ini sehingga masyarakat kenapa pesimis, semua itu akibat dari pengelola bangsa ini diselimuti sikap dan berkarakter korup.

Bukan tidak berani anak bangsa kita dan juga bukan bodoh dan tidak kreatif, tapi ruangnya tertutup atas ego sektoral dan munculnya raja-raja kecil di daerah akibat otonomi daerah terputus di bupati dan walikota. Bahkan raja-raja kecil itu muncul di kementerian dan lembaga (K/L).

Baca Juga: Megawati: Apa Sumbangsih Generasi Milenial, Masa Cuma Demo?

Akibat semua itu, anak bangsa tidak bisa bangkit. Muncul rasa malas dan amarah bisa bergejolak. Karena kreatifitas terganjal oleh oknum birokrasi yang korup serta nepotisme dan kolusi sangat kental di republik ini.

Satu contoh seperti Bu Megawati sendiri, seharusnya tidak perlu lagi memegang jabatan atau posisi sebagai dewan pengarah badan-badan tertentu lainnya, termasuk sebenarnya tidak perlu lagi sebagai Ketum Partai PDIP dan menyerahkannya kepada generasi muda.

Tapi okeylah, penulis sebagai Pendiri Primer Koperasi Pengelola Sampah (PKPS) di Indonesia, mengajak tim Bu Mega di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) agar melakukan riset atas PKPS sebagai poros circular ekonomi sampah dan juga melakukan riset atas temuan penulis akan solusi sampah laut Indonesia dan dunia. Serta beberapa temuan dalam sektor persampahan, dimana pemerintah gagal dalam urusan sampah.

Contoh konkrit atau nyata untuk bahan renungan Bu Mega, penulis sebagai anak bangsa telah menciptakan solusi sampah, termasuk solusi sampah laut Indonesia dan lainnya dalam pengelolaan sampah. Tapi nyata pula pemerintah lintas K/L sepertinya menolak ide kreatifitas masyarakat itu.

Baca Juga: Mangkrak Investasi Teknologi Olah Sampah di Indonesia, Ada Apa?

Penulis harap Bu Mega dalam kapasitas sebagai dewan pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), agar turun lapangan melakukan evaluasi dan monitoring permasalahan sampah dan khususnya solusi yang penulis sudah berikan pada lintas K/L, tapi diabaikan.

Melalui tulisan ini, semoga Bu Mega membacanya, penulis ajak Bu Mega untuk diskusi tentang kegelisahan atau keluhan Bu Mega bahwa masyarakat tidak berani inovasi.

Mari kita buktikan Bu Mega, bahwa masih banyak anak bangsa yang mengikuti keberanian Bung Karno, mungkin lebih berani dengan Bung Karno. Masih banyak anak bangsa yang sangat kreatif, tapi terhambat oleh birokrasi yang kaku.

Bu Mega cukup dekat dengan Presiden Jokowi, minta presiden untuk serius menangani sektor sampah. Sejak Presiden Jokowi memimpin republik ini, belum ada perubahan mendasar terhadap pengelolaan sampah di Indonesia, terus terpuruk.

Baca Juga: Megawati Minta Anak Muda Tak Takut Berkreasi

Program Nawacita 1 dan 2 terhadap pembentukan 2000 Desa Organik serta Subsidi Pupuk Organik semua gagal dilaksanakan oleh lintas K/L.

Penulis sangat tertantang atas keluhan Bu Mega menyebut tidak ada anak bangsa yang berani. Tidak demikian, itu salah persepsi. Jadi bukan tidak berani, tapi ruangnya ditutup oleh aparat birokrasi yang korup di Indonesia.

Ayo Bu Mega mari diskusi untuk mengurai persoalan sampah di Indonesia, ini nomor telpon saya 081287783331, siap berdiskusi dengan tim kerja Bu Mega. Kami sudah menemukan sistem tata kelola sampah, namun menteri-menteri Presiden Jokowi abaikan inisiatif dan kreatifitas anak bangsa.

Pembantu-pembantu Presiden Jokowi tidak melaksanakan UU. No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, dan beberapa regulasi turunannya. Khususnya Perpres No. 97 Tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.

Jadi bukan masyarakat yang tidak kreatif atau inovatif dan tidak berani. Tapi justru menteri-menteri dan para pejabat eselon 1 dan 2 serta para ahli-ahli K/L yang status quo dan tidak berani inovatif. Kesemuanya ini diduga karena akibat mental korup yang menyelimuti para pejabat birokrasi pusat dan daerah, sehingga ruang dan waktu tertutup bagi anak bangsa yang cerdas.

Sibolga, 23 April 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Indonesia Lestari Selengkapnya
Lihat Indonesia Lestari Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun