Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

PKPS, Koperasi Sampah Pertama Indonesia Hadir di Luar Negeri

10 April 2022   02:06 Diperbarui: 10 April 2022   04:34 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis di TPA Karangdiyeng Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur (2021), Sumber: DokPri.

"Primer Koperasi Pengelola Sampah (PKPS) selain akan hadir di setiap kabupaten dan kota seluruh Indonesia. Juga akan hadir di setiap negara yang berhubungan langsung dengan Indonesia, baik hubungan laut maupun udara." Asrul Hoesein, Pendiri PKPS di Indonesia.

Memajukan Indonesia butuh kesabaran dan kebaruan serta kehadiran inovator untuk menjadi lokomotif atau pandu yang independen bagi penciptaan inovasi dalam bidang pengelolaan sampah berbasis regulasi, absolut mengikuti aturan yang ada, baik dalam negeri maupun luar negeri.

Bolelah Indonesia disebut sebagai penghasil sampah terbesar kedua di dunia, namun karena julukan itu, mencoba menarik garis positif agar bisa mengantar bangsa Indonesia berpikir konstruktif untuk menangkap sampah-sampah yang beredar di Indonesia, khususnya sampah dari investasi dan perusahaan asing yang ada di Indonesia.

Dalam urusan sampah di Indonesia, masih terasa berat karena pemerintah dan pemerintah daerah (pemda) sendiri yang belum mampu menerima kenyataan dan seakan mengelak perubahan paradigma baru tata kelola sampah sesuai mandat UU. No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah dan malahan cenderung menikmati status quo.

Penulis yang juga sebagai Founder Yayasan Kelola Sampah Indonesia (Yaksindo) Surabaya, terus berupaya menjadi lokomotif inovasi di tengah keraguan dan kemerosotan kinerja birokrasi. Berusaha mengajak masyarakat untuk  menciptakan dan membangun lembaga usaha model koperasi multi pihak bagi pengelola sampah di dalam dan luar negeri.

Baca Juga: Koperasi Sampah "PKPS" sebagai Poros Circular Ekonomi

Diharapkan PKPS menjadi sebuah sistem dalam tata kelola sampah di Indonesia, juga PKPS sekaligus merupakan rumah bisnis bersama yang disiapkan sebagai poros circular ekonomi bagi pengelolaan sampah di Indonesia dan negara lain yang punya produk di Indonesia, secara timbal balik agar tidak ada yang dirugikan. Baik perusahaan asing maupun perusahaan domestik.

Poros circular ekonomi merupakan penggerak atau suprastruktur dari sistem tata kelola sampah di Indonesia, khususnya dalam menjalankan roda atau infrastruktur dari seluruh rantai nilai ekonomi sampah dan produk-produk impor yang di pasarkan di Indonesia.

Selama ini kita bicara circular ekonomi tapi masih sebatas pada subyektifitas barang atau produk yang bercircular atau hanya dapat dan tidaknya produk itu bisa di recycle atau daur ulang. Belum merujuk pada sisi manusia yang bekerja di dalam rantai pasok produk. Masih sangat sempit memahami dari pemaknaan circular ekonomi secara komprehensif.

Baca Juga: PKPS, Koperasi Sampah Berbasis Multipihak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun