Para wisatawan domestik maupun manca negara, bila menyebut Dieng sudah identik dengan Wonosobo dan bukan Batang atau Banjarnegara, kemungkinan karena akses menuju Dieng yang dominan dan lancar adalah dari Kab. Wonosobo.Â
Kelola Sampah Menjadi Pupuk Organik dan Penerbitan Perdes Sampah
Selama 3 bulan pada ahir tahun 2020, penulis sempat melakukan pendampingan pengelolaan sampah di 12 Desa pada Kawasan Dataran Tinggi Dieng yang diinisiasi oleh PT. BNI Persero dan PT. Geo Dipa Energy Persero serta pemerintah Kabupaten Wonosobo, Banjarnegara dan Batang, Provinsi Jawa Tengah.Â
Sekaligus penulis mendorong semua desa menerbitkan Peraturan Desa (Perdes) tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Desa, agar masyarakat memiliki kekuatan dan pedoman dalam mengelola sampah dan mahir produksi kompos untuk tanaman holtikultura mereka disana.
Dieng, sebuah destinasi wisata yang kaya budaya atau soul of java dan tanaman hortikultura banyak disana, seperti sayur dan buah. Sayuran banyak di dominasi Kentang, Kol, Sawi dan buah di dominasi Carica, Terong Belanda dan juga ada Teh, Kopi dan Merica.Â
Namun sayang sangat rawan longsor, karena gunung-gunung penuh tanaman sampai di puncak gunung sepanjang mata memandang penuh tanaman hortikultura dan disela-selanya banyak pohon Carica. Seharusnya beberapa radius tertentu, ditanami pohon pelindung longsor yang kuat pengakarannya.
Tanaman pepaya kerdil Carica yang penulis temukan selama di Dieng, tidak di tanam secara khusus berkelompok oleh masyarakat tani Dieng. Umumnya tanaman Carica tersebar diantara tanaman sayuran dan lainnya.
Pohon itu pula mudah dijumpai di ladang-ladang lereng bukit, pekarangan rumah penduduk, dan kebun yang ada di sana. Kebanyakan dari Carica itu kemudian diolah oleh penduduk sekitar menjadi produk-produk kuliner baru seperti selai, jus, kue bolu dan manisan lainnya.
Selamatkan dan Kembangkan Carica