Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Korban Isu Ramah Lingkungan

8 Agustus 2021   05:54 Diperbarui: 8 Agustus 2021   06:00 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Sumber AQUA Life (https://bijakberplastik.aqua.co.id/)

Korban berikutnya dari isu RamLing adalah, produk yang sama antar perusahaan vs perusahaan karena masing-masing mengklaim produknya ramah lingkungan, perang internal antar direksi dan komisaris perusahaan, terjadi gelombang PHK baik komisaris, direksi maupun karyawan. Malah ada perusahaan yang bubar, begitu kejamnya isu plastik RamLing.

Perlu diketahui bahwa sumber atau asal muasal munculnya issu ramah lingkungan yang ahirnya bergeser pada pelarangan penggunaan plastik sekali pakai (PSP) sebenarnya bersumber dari sebuah kebijakan keliru oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan adalah Kebijakan Kantong Plastik Berbayar (KPB) atau Kantong Plastik Tidak Gratis (KPTG) pada tahun 2016.

Beberapa tulisan saya tentang KPB dan KPTG ini bisa di baca di beberapa judul yang terbit di Kompasiana. Akhir cerita dari kebijakan KPB-KPTG inilah yang menggelinding sampai ke isu ramah lingkungan yang banyak menelan korban.

Makassar, 8 Agustus 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun