Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Tumbuhkan Ekonomi Kreatif Gerabah di Tengah Pandemi Covid-19

3 Oktober 2020   16:16 Diperbarui: 7 Oktober 2020   18:18 1139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Gerbang kampung pengrajin gerabah di Dukuh Anjun Desa Malahayu Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes. Sumber: ASRUL HOESEIN | GiF

Dalam pengamatan memang mereka para pengrajin ini sangat susah mendapat bantuan. Disebabkan mereka tidak mempunyai komunitas yang valid dan terstruktur bagaikan sebuah kelompok usaha berbadan hukum. Maka benar sangat sulit diakses oleh investor atau pengusaha yang siap mendukung.

Belum ada yang mengarahkan mereka untuk membuat kelompok usaha berskala UMKM atau Koperasi. Perguruan tinggi yang sempat datang melakukan penelitian dan berbagi ilmu seni gerabah. Hanya sebatas penelitian dan tidak berkategori pemberdayaan masyarakat, sifatnya hanya penelitian tanpa arahan pengembangan.

Ilustrasi: Pengrajin Gerabah di Dukuh Anjun Desa Malahayu Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes (1/10). Sumber: ASRUL HOESEIN | GiF
Ilustrasi: Pengrajin Gerabah di Dukuh Anjun Desa Malahayu Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes (1/10). Sumber: ASRUL HOESEIN | GiF
Pengunjung yang datang hanya bicara soal teknis produksi, termasuk para birokrat, akademisi dan masyarakat umum. Belum ada penyampaian yang sifatnya membangun jiwa pengusaha kepada pengrajin. Bahwa begitu pentingnya membuat komunitas atau kelembagaan usaha untuk mempertahankan dan meningkatkan produksi dan pemasaran yang berbasis kelembagaan usaha.

Penulis terus menyemangati para pengrajin agar tetap semangat dan bersatu padu mempertahankan warisan keterampilan seni gerabah kepada anak cucu mereka. Kami arahkan untuk membuat komunitas sesama pengrajin, agar suara jeritan mereka terdengar di tingkat penentu kebijakan republik ini.

Termasuk dalam pembakaran gerabah tersebut kami arahkan untuk melakukan transformasi teknologi pembakaran. 

Dari sumber energi kayu bakar berubah atau bertransformasi menggunakan biogas dari pengolahan sampah organik. Mereka bisa menggunakan teknologi biodigester sebagai pengganti kayu yang sulit dan mahal perolehannya, juga terlebih tidak ramah lingkungan.

Ilustrasi: Pembakaran gerabah di Dukuh Anjun Desa Malahayu Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes. Sumber: ASRUL HOESEIN | GiF
Ilustrasi: Pembakaran gerabah di Dukuh Anjun Desa Malahayu Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes. Sumber: ASRUL HOESEIN | GiF
Mereka kami arahkan bersatu membuat lembaga usaha komunitas Koperasi Gerabah Brebes untuk selanjutnya bersatu atau bermitra dalam wadah usaha Primer Koperasi Pengelola Sampah (PKPS) Kabupaten Brebes.

Usaha pengrajin gerabah ini sangat memungkinkan bergabung di PKPS Brebes, karena jejaring pasar PKPS di seluruh Indonesia. Produksi Gerabah ini bisa menjadi bisnis andalan PKPS Brebes disamping Pengembangan Bisnis Telur Asin dan Bawang Merah yang sangat dominan di Brebes.

Semua bertujuan menjaga keberlanjutan usahanya, sebagai bentuk kepedulian atas kekayaan atau modal besar kearifan lokal Brebes berupa gerabah yang perlu dilestarikan dan diwariskan pada generasi muda Indonesia.

Pemerintah dan pemda perlu menyelamatkan industri rumahan sejenis industri kreatif gerabah tersebut. Meskipun saat ini ada stimulus yang digelontorkan Pemerintah untuk bantu UMKM, tapi stimulus itu hanya menahan mengurangi dampak dari covid-19 agar tidak meluas lagi.

Buktinya UMKM sekarang ini yang paling terdampak justru adalah kelompok usaha menengah kecil karena cadangan modal mereka tidak banyak dan sangat terbatas. Pemerintah dan Pemda harus turun monitoring dan evaluasi faktual di lapangan. Jangan terlalu mengharap data dengan menunggu di belakang meja.

Brebes, 3 Oktober 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun