Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Penguatan Sila Pertama Pancasila sebagai Pengawal New Normal

31 Mei 2020   18:31 Diperbarui: 31 Mei 2020   18:58 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pancasila. Sumber: KOMPAS/TOTO SIHONO

Hadapi pandemi Covid-19 dengan cara menyempurnakan kelima sila dari pancasila tersebut. Tentu dengan satu syarat utama adalah menguatkan pegangan kita pada sila pertama pancasila. Kembali bersandar pada agama masing-masing untuk introspeksi terhadap kekeliruan selama ini. Itulah makna atas pesan moral Tuhan Ymk melalui Covid-19.

Fakta membuktikan bahwa pandemi Covid-19 diturunkan Tuhan Ymk kepada manusia di bumi. Sangat jelas membawa pesan moral atau non fisik yang dominan, bukan pesan fisik kesehatan semata untuk urusan APD dan lainnya. Kita harus mencermati dalam makna inmateril bahwa kenapa harus jaga jarak ? Ada makna apa yang terkandung didalamnya.

Sesungguhnya Covid-19 hadir untuk mencuci habis sifat-sifat binatang yang dimiliki manusia dewasa ini. Tuhan Ymk membuktikan diri-Nya bahwa Dialah Yang Maha Kuasa, Kuasa diatas kuasa manusia yang sombong dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan materi demi untuk kesenangan duniawi.

Pengakuan dan Penyadaran Sila Pertama Pancasila

Dalam masa pandemi Covid-19 yang sedari awal penulis lebih banyak menyoroti wabah pandemi ini dari sudut "pesan moral non fisik" bukan pada pesan kesehatan atau fisik. Walau kenapa Tuhan Ymk memberi kesan pada manusia hamba-Nya sedikit kegelisahan tentang fisikly, karena itulah kehidupan yang paradoks. 

Kita harus menjaga jarak pada aktifitas yang keliru, temasuk hidup kita jauh dari keluarga. Maka Tuhan Ymk memberi peringatan melalui wabah Corona. Mengajarkan untuk kita dekat keluarga. Semua itu merupakan teguran dan kasih sayang Tuhan pada manusia.  Maka dekatkan dan amalkan sila pertama pancasila sebagai tonggak perubahan yang lebih baik. 

Manusia diminta berpikir memakai akalnya, agar bisa membedakan dirinya dengan sifat binatang yang tidak punya akal. Maka bilamana manusia tidak mampu membaca tanda zaman dan terlebih tidak mampu menggunakan akal dan fikirannya, justru akan lebih hina daripada binatang itu sendiri.

Bangsa Indonesia sesungguhnya tidak perlu terlalu panik dan risau akan pandemi Covid-19 yang membawa pesan moral. Karena kunci solusinya adalah berpedoma pada makna pancasila yang berperan sebagai dasar negara. Khususnya pada sila pertama dan selanjutnya laksanakan perintah agama kita masing-masing dan menerapkannya dalam hidup kehidupan.

Pernyataan pancasila sebagai dasar negara tertulis di dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republilik Indonesia tahun 1945 "Ketuhanan yang Maha Esa" dalam sila pertama yang berarti kita sebagai bangsa Indonesia harus mengakui adanya Tuhan yang menciptakan semesta beserta isinya.

Di Indonesia, masyarakatnya harus memiliki kepercayaan terhadap Tuhan Ymk oleh masing-masing agama yang dianut. Ada enam agama yang diakui di Indonesia, yaitu Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Buddha, Konghucu dan Islam. Sila pertama merupakan kunci pembuka dari semua sila yang ada.

Di dalam Sila pertama pancasila mencakup nilai-nilai agama untuk mengatur hubungan negara dan agama. Nila-nilai yang ada dalam pancasila juga sudah sangat relevan dengan ajaran masing-masing agama yang kita anut. Tanpa memahami sifat keesaan Tuhan, maka akan sulit berlaku adil terhadap sesama manusia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun