Green Indonesia Foundation (GiF) Jakarta berbeda pendapat dengan hasil study penelitian online Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang mengatakan bahwa sampah plastik meningkat saat PSBB dan WFH. Tapi bagi GiF justru malah menurun dan produksi sampah hanya bergeser dari luar rumah ke dalam rumah.Â
Perbandingan volume sampah saat penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan kerja dari rumah (work from home) dan sebelum pandemi Covid-19 lebih kurang sama. Karena hanya terjadi perpindahan tempat produksi sampah. Bisa diperkirakan sampah dimasa pandemi jauh lebih berkurang bila dibandingkan pada hari-hari biasanya.Â
Walau tidak ada data akurat yang mendukung, karena pemerintah dan pemerintah daerah (pemda) pasti tidak memiliki data dan juga belum melakukan pendataan akurat di masa pandemi Covid-19. Sampai saat ini diketahui bahwa Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) belum memiliki data valid tentang volume timbulan sampah secara riil di seluruh Indonesia.
Begitu pula hasil studi yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Oseanografi dan Pusat Penelitian Kependudukan LIPI di Jawa, Bali, Sulawesi Selatan, dan Sumatera Barat pada 20 April--5 Mei 2020. Tidak bisa dijadikan acuan secara nasional apalagi hanya melalui survei online di beberapa provinsi saja (Kompas.Com: Sampah Plastik Saat PSBB dan WFH Meningkat, Ini 6 Hal yang Bisa Kita Lakukan)
Baca Juga:Â Studi: Jumlah Sampah Plastik Meningkat Sepanjang WFH dan PSBB
Mengurai masalah volume sampah tersebut berdasar logika atau depakto bahwa sampah di masa pandemi Covid-19 bisa dikatakan terjadi penurunan. Berdasar pada perolehan dan/atau terjadi pembatasan produksi sampah, karena minimnya aktifitas di luar rumah sebagai berikut:
- Masa di rumah saja berarti hampir semua kegiatan di luar bergeser ke rumah. Maka terjadi perpindahan produksi sampah. Ahirnya sampah di rumah bertambah, tapi di luar rumah zero sampah.
- Minim atau tidak ada produksi sampah di dalam perjalanan pergi-pulang antara kantor, sekolah dan kembali ke rumah.
- Toko/Mal, pasar tradisional dan modern terjadi penurunan pembelanjaan, berarti sampah kantong plastik dan sampah lainnya menurun drastis.
- Restoran/Cafe dan pusat-pusat kuliner lainnya hampir semua tutup, berarti produksi sampah berkurang drastis.Â
- Kantor/Sekolah/Terminal dan lainnya juga tidak ada produksi sampah karena semua berdiam di rumah, hampir pasti tidak ada pergerakan di luar rumah.
- Pembelanjaan Online pasti meningkat, tapi bukan berarti meningkatkan volume sampah. Hanya bergeser ruang produksi. Karena disebabkan tidak ada aktifitas pada point diatas.
Baca Juga:Â Indonesia Bebas Sampah Plastik, Harus Dimulai dari Produsen
Keterangan Video: Sampah domestik masa PSBB Covid-19 di TPS Kelurahan Mananggal Kota Surabaya, Jawa Timur (20/5/20). Sumber: Dok Green Indonesia Foundation, Jakarta
Walau belanja online meningkat tapi belum bisa menyamakan produksi sampah bila belanja offline di super market atau pasar tradisional dan pasar modern ditutup atau tidak ada aktifitas di luar rumah.
Belanja secara offline tetap sampahnya lebih besar, karena belanja barangnya juga lebih banyak jenis atau item barang yang linear dengan produksi sampah. Jadi jelas sampah masa pandemi tetap berkurang, karena terjadi efisiensi belanja secara offline.Â