"Dan tidak adalah Tuhanmu membinasakan kota-kota, sebelum Dia mengutus di ibukota itu seorang rasul yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka; dan tidak pernah (pula) Kami membinasakan kota-kota; kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan kezaliman" (Al-Quran: Surat Al-Qashas ayat: 59)
Kepada Yang Terhormat Bapak Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Jakarta.
Melanjutkan opini kami di Kompasiana, judul "Presiden Jokowi Harus Gandeng Tokoh Agama Mengatasi Covid-19" dan "Aneh Menolak Bonus Tuhan Melalui Covid-19"Â serta mengamati setiap perkembangan penanganan pandemi Covid-19 pada beberapa daerah di Indonesia dan berbagai negara. Perlu mengambil langkah tegas dan stratejik agar tidak timbul masalah baru sebagai dampak pandemi yang masih sementara mendaruratkan rakyat Indonesia.
Yang Mulia Presiden, kami hargai langkah dan upaya menghadapi pandemi Covid-19. Sejak Desember 2019 pergerakan Bapak Presiden mulai nampak dan Februari 2020 sudah menyampaikan akan membangun RS khusus terdampak Covid-19. Lalu ahirnya awal Maret 2020 Bapak Presiden umumkan secara resmi adanya Corona Virus di Indonesia. Setelah itu pemerintah mengambil langkah taktis fisik, dengan protokol pandemi Covid-19 Work From Home di Rumah Saja sampai ahirnya dilarang mudik termasuk dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dibeberapa kota di Indonesia.Â
Belajar Pengalaman Kota Tegal
Sebelum Presiden Jokowi mengumumkan secara resmi Corona (2/3), malah terlebih dahulu ada daerah menerapkan lokal lockdown seperti Kota Tegal, yang ahirnya pada tanggal 23 Mei 2020 Kota Tegal mengahiri PSBB. Apa rahasia Kota Tegal, apakah 513 kabupaten dan kota perlu ke Kota Tegal belajar mengatasi pandemi Covid-19 ? Mungkin kalau semua daerah berpikir cepat seperti Walikota Tegal, bisa jadi Indonesia sudah terbebas dari Corona.Â
Presiden Jokowi pada Februari 2020 juga telah mengeluarkan kebijakan "stimulus untuk wisatawan", dimana pemerintah memberikan diskon 50% tiket pesawat untuk penerbangan luar negeri ke sepuluh destinasi wisata mulai 1 Maret 2020. Diskon tersebut merupakan insentif dari dampak virus corona yang menyebabkan penurunan jumlah wisatawan.Â
Ke sepuluh destinasi wisata di Indonesia yang dimaksud meliputi: Batam, Denpasar, Lombok, Yogyakarta, Labuan Bajo, Malang, Manado, Silangit, Tanjung Pandan dan Tanjung Pinang. Sebenarnya skenario strategi sangat hebat yang ditempuh, tapi sepertinya dikemudian hari bermunculan desakan antara lockdown dan PSBB, makanya seperti kocar kacir strategi itu.Â
Itulah perlunya konsistensi dan dukungan semua pihak dalam sebuah pencapaian strategi. Kami mengamati Presiden Jokowi tidak menemukan hal tersebut di jajaran menterinya. Kecuali waktu itu Pak Mahfud MD Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) yang sama pemikiran dengan Bapak Presiden.Â
Yang Mulia Presiden, syukurlah pilihan solusi bukan seperti Korea Selatan, Singapura, Tiongkok, Jerman dan beberapa negara lainnya yang berhasil mengurangi angka kasus Covid-19. Memilih kebijakan yang lebih ekstrem, yakni kunci tara (lockdown). Lalu menerapkan PSBB, tapi itupun hanya beberapa daerah saja dan juga kurang efektif.