Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Bukan Hanya Kristen, di Islam juga Terjadi Beda Pendapat Sikapi Covid-19

18 Mei 2020   14:25 Diperbarui: 19 Mei 2020   12:16 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Kolase foto akun dan judul artikel BORIS / www.kompasiana.com/tokapelawi | ASRUL HOESEIN

Sebagai penganut agama Islam, biasa saya ikuti acara-acara pendeta Nasrani termasuk dari agama lainnya di TV dan Youtube. Tidak ada salahnya untuk belajar memahami sesuatu apa saja dalam hidup kehidupan. Malah saya pernah shalat di Gereja. Saya banyak berteman dari kalangan agama lain. 

Karena bagi kami bukan cuma masjid menjadi tempat ibadah, tapi bumi adalah tempat kamu beribadah dan termasuk shalat. Hanya perlu membaca kondisi, artinya dikondisikan sesuai per kesempatan yang ada atau yang terjadi pada saat tertentu.

Saya banyak teman berbagai agama atau kepercayaan, antara lain Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha dan Kong Hu Cu. Saya suka baca tulisan Mas @Boris itu dan lanjutkan.

Pada artikel Mas @Boris tersebut, menurut saya, pendapat Pendeta Niko Njotorahardjo dan pendeta Yakub Nahuway tidak ada salahnya. Namun memang sangat dalam atau sarat makna yang perlu lebih di kaji lagi dan lagi, karena orang bisa salah persepsi bila hanya memahami atau sepintas bacanya.

Memang para ahli, termasuk ahli agama. Sesungguhnya mereka itu tersembunyi ilmunya. Artinya bila kita ingin memahami lebih dalam, harus banyak diskusi atau bertanya kepada yang bersangkutan. Harus hati-hati mengambil pembanding dari internet atau mbah Google. 

Masalah Corona, mungkin bila dibedah secara mendalam, hampir sependapat dengan pendeta tersebut (walau posisi saya di Islam sama dengan Mas @Boris, bukan ahli), bukan berarti menyepelekan Tuhan, sama sekali tidak. Tapi memang Tuhan menyuruh kita pakai akal. Artinya setiap sesuatu butuh kajian dan analisa berdasar dari beberapa sudut pandang.

Bagi saya pribadi memandang corona ini adalah teguran sekaligus perintah Tuhan melalui Corona (Tanda Zaman) agar manusia (tanpa batas) introspeksi dan merubah sikap dalam perilaku kemanusiaan dan perilaku agama (untuk semua agama). Corona memberi bukti bahwa Tuhan itu Esa, Tuhan itu cinta dan sayang pada hamba-Nya dst.

Beberapa artikel saya sejak feb 2020, sebelum masuk corona di Indonesia, saya punya prediksi dan analisa bahwa Corona lebih fokus atau bertugas membawa "pesan moral" dan jauh daripada pesan fisikly dari Tuhan Ymk. 

Banyak bukti sudah terjadi perubahan atas perintah atau teguran bermuatan moral itu, bagi saya memandang dan membaca bukti yang ada selama masa pandemi Covid-19. Tapi itu pendapat pribadi. Entah pendapat yang lainnya. 

Contoh kecil misalnya biasa kita jauh dari keluarga, sekarang dipaksa didekatkan oleh Tuhan melaui corona agar #diRumahAja. Juga biasa kita hanya menyerahkan pendidikan anak atau keluarga full pada guru, sekarang orang tua ikut dilibatkan dalam memantau dan mendampingi anak, sudah banyak bukti sudah.

Banyak artikel saya hal pandemi Covid-19 alias corona dan hampir 99% hanya bicara tentang pesan moral yang menjadi tugas si Corona dari Tuhan Ymk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun