Padahal beliau seorang guru besar politik, pasti memahami bahwa "perkataan" itu seperti pedang bermata dua. Bisa menyayat lawan tapi juga bisa mengiris diri sendiri. Lidahnya sangat piawai dan tajam memainkan kata-kata dengan diksi yang menggetarkan. Faktanya bahwa Amien selalu meremehkan Jokowi.
Baca Juga:Â Soal PAN Reformasi, Kubu Zulkifli Hasan Minta Kader Tak Manfaatkan Amien Rais
Oh Pak Amien Jangan dirikan Partai Baru
Sebenarnya Amien Rais tidak perlu mendirikan partai baru, dan dipastikan akan menunai kekecewaan yang lebih luar biasa bila partai baru itu lolos berdiri. Walau dalam konstitusi halal hukumnya. Tapi akan menjadi preseden buruk dalam perpolitikan di Indonesia.
Fenomena pendirian partai baru pasca reformasi, masih saja menjadi "kesenangan" para politikus di Indonesia. Sebuah praktek buruk parpol di Indonesia. Bahwa bila kalah dalam kompetisi internal, pelarian selalu mendirikan partai baru. Kasian ???Â
Memangnya rakyat suka ?
Rakyat saat ini sudah sangat cerdas. Sangat paham bahwa dirinya (baca: rakyat), hanya dijadikan obyek saja. Rakyat paham bahwa para oknum politikus bila sudah tercapai maksudnya, lalu menjadi amnesia selama masa jabatannya.
Baca Juga:Â Zulkifli Hasan Rilis Kepengurusan PAN 2020-2025, Tak Ada Amien Rais
Terbaik, Amien-Zulhas Segarkan PAN
Kalau sekiranya Amien Rais dan kawan-kawan merasa kepemimpinan besannya sendiri Zulkifli Hasan (Zulhas) kurang berkenan bagi perkembangan PAN ke depan, ya perbaiki saja secara internal. Itulah tantangannya dalam sebuah pembangunan. Amien-Zulhas, bisa dikatakan gagal bila tidak selesaikan kisruh PAN pasca Kongres Kendari.Â
Akibat Zulhas konon dikabarkan mendekat pada Presiden Jokowi pasca Kongres ke-V PAN di Kendari Sulawesi Tenggara yang memenangkan Zulhas. Zulhas mendekat, karena diduga Zulhas ada masalah hukum. Ahirnya pendekatan ke Jokowi, tapi entah apa sebabnya.