Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Alam Eliminasi Paripurna Kehidupan Melalui Covid-19

15 April 2020   14:27 Diperbarui: 15 April 2020   23:13 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Tali. Sumber: Dokpri | ASRUL HOESEIN

"Sesungguhnya Allah itu baik dan mencintai kebaikan, Bersih (suci) dan mencintai kebersihan, mulia dan mencintai kemuliaan, bagus dan mencintai kebagusan, bersihkanlah rumahmu...." (Hadits: H.R.Tirmidzi).

Hingga manusia melihat, menyaksikan, dan merasakan alam berulang kali melakukan gerakan-gerakan ajaib untuk menguji dan mengingatkan kepada manusia. Bahwa ada kuasa di atas kuasa atau ada langit di atas langit.

Alam dalam melakukan aktivitasnya yang tentu atas perintah Tuhan. Seperti banjir, gempa bumi, tsunami, puting beliung, wabah penyakit, kebakaran dan lainnya. Tentu punya pesan untuk manusia. 

Apa yang terjadi tersebut, bukan merupakan fenomena alam semata. Tapi semua membawa pesan khusus dari Tuhan untuk merehabilitasi kehidupan berkemanusiaan dan berketuhanan. "Bacalah tanda-tanda zaman" demikian Nabi Muhammad Saw. 

Sesungguhnya semua atas undangan atau permintaan manusia sendiri yang mungkin tidak disadari oleh kita manusia.

Baca Juga: Negara-negara yang Sudah Capai Puncak Pandemi Virus Corona

Manusia kadang tidak menyadari bahwa bencana-bencana yang datang secara parsial atau kewilayahan, bahwa itu peringatan untuk semua mahluk. Aneh, merasa bahwa itu bukan teguran untuk manusia, lalu ahirnya saling menyalahkan dengan menciptakan alasan pembenaran.

Membaca femnena Covid-19 yang datang pada hampir seluruh dunia, menurut pemberitaan Kompas.Com beberapa hari lalu, sisa 15 negara yang belum didatangi oleh tamu si Corona.

Sejumlah negara belum masih banyak yang belum melaporkan adanya kasus virus corona di negaranya. Meskipun sudah menyebar ke negara mereka.

" Bukan orang beriman yang kenyang sedangkan tetangga disampingnya lapar" (Hadits: HR. Bukhari)

Manusia Terlena dan Sombong

Bila disadari, kita manusia terlalu seenaknya memperlakukan alam dan tidak adil terhadap sesama manusia. Kepedulian sudah merosot tajam. Terlalu mengedepankan duniawi yang sempit atau bersifat hedonisme. Padahal itu hanya mampir parkir hidup sementara saja.

Kebohongan dan korupsi merajalela, hidup dan kekuasaan dunia disalahgunakan. Seakan tidak ada pengawasan dari rakyat dan Tuhan Ymk. Kekuasaan diperlakukan semena-mena, melupakan nurani dan akal sehat. Empati hilang ditelan kerakusan kuasa dan materi.

Baca Juga: Daftar 15 Negara yang Belum Terkena Virus Corona, di Mana Saja?

Wabah Covid-19 datang secara massal. Corona Membawa pesan atau massage yang paripurna. Bukan semata urusan kesehatan saja. Tapi seluruh sendi-sendi kehidupan, rumah tangga dan urusan kemanusiaan secara global.

Sangat kompleks sekali, berkaitan dengan dimensi hukum, birokrasi, tata negara, pangan, ekonomi, keamanan nasional, hubungan bilateral dan internasional, hubungan ketenagakerjaan, hubungan negara dengan rakyat, rakyat dengan rakyat.

Terlebih, secara detail memberi teguran pada sikap kejujuran dalam beragama. Termasuk urusan sampah. Dimana sebagian besar penduduk planet ini, melakukan perlawanan dan penjelasan yang sangat bertentangan dengan kenyataan.

Mengaku menjaga dan memelihara bumi dengan jargon ramah lingkungan, padahal tidak ada efek dan kerja nyata. Hanya yang tersisa dan nampak adalah keinginan untuk mengelabui alam dalam kepentingan diri dan kelompoknya. Merampas hak-hak rakyat. 

Baca Juga: Kenapa Corona Tidak Melirik Orang Gila ?

"Demi Masa. Sesungguhnnya manusia benar-benar berada di dalam kerugian." Manusia di dunia ini seperti berjalan di atas tali yang terbentang di udara, tanpa pelindung dan tanpa keahlian, jika salah sedikit melangkah ke kanan atau ke kiri, maka tubuh kita tidak akan seimbang, tali bergetar dan kita jatuh tak terselamatkan.

Eliminasi Paripurna si Covid-19

Mari menyadari bahwa, bala tentara Tuhan yang bertitel Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) alias Covid-19, karena hadir pada ahir tahun 2019. Maka menggunakan kode atau angka 19 di belakang namanya.

Alam memiliki cara-cara yang hebat dalam menjaga dirinya. Dengan berbagai cara alam melakukannya. Pada dasarnya alam memusnahkan mahluk hidup yang tidak mendukung yang lainnya.

Terus menerus alam melakukannya sepanjang hidup kehidupan. Semua itu merupakan bukti kasih sayang Tuhan Ymk kepada semua ciptaan-Nya, juga menjadi pertanda bahwa Allah Swt menjaga bumi dan semua isinya.

Singkat kata bahwa inti pesan penting Tuhan melalui utusannya si Corona adalah tentang kebersihan atau hal makanan kotor dan kesombongan. Corona mengingatkan manusia untuk kembali kefitrahnya menjadi manusia paripurna.

Pesan tersebut sangat dalam untuk dimaknai dan dihayati yang sekaitan dengan hidup kehidupan yang multi kompleks. Agar manusia jangan berlebihan dan harus tetap terus berada dalam keseimbangan dan segera berubah untuk kehidupan lebih baik lagi.

Jangan bersedih dan mengeluh, syukuri kedatangan tamu terhormat dunia si Corona, agar secepatnya pamit di bumi dan kembali kehabitatnya. Semoga Tuhan memberkati keihlasan dan kesabaran manusia berada #diRumahAja dalam masa #JagaJarakAman Insya Allah... Aamiin Ya Rabbal Alamin.

Surabaya,  15 April 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun