Sama Pandemi, Corona dan Sampah
Sebagai pemerhati dan penggiat di sampah nasional, jujur merasakan bahwa si Corona ini menyorot keras para pemerhati pengelola "bisnis" sampah secara substansial. Hanya pebisnis sampah yang tidak waras menafikkan fenomena si Corona.
Sudah terlampau banyak bukti yang bisa mendukung argumen termasuk solusi dari penulis kepada masyarakat, pengusaha, lembaga swadaya, pemerintah dan pemda selama ini, tentang ketiadaan sistem dalam tata kelola sampah atau waste management Indonesia.
Karena memang Corona sangat membenci "makanan" dan "tempat atau makam" serta "jiwa" manusia yang kotor, maka Corona  datang pada tempat-tempat yang kotor tersebut agar menjadi bersih.Â
Secanggih apapun ilmu pengetahuan diabaikan oleh si Corona. Seakan hanya mencari akal dan rasa manusia itu sendiri, untuk meminta tobat pertanggungjawaban atas ulah manusia itu sendiri yang berbuat seenaknya diatas bumi
Corona Menjadi Penengah Perdebatan PSP
Secara khusus Corona menegur beberapa pengelola negara termasuk Indonesia, dimana negara atau pemerintahnya telah melarang penggunaan plastik sekali pakai (PSP) seperti Kantong Plastik, psfoam atau styrofoam dan sedotan plastik.
Sebuah fakta sejarah, setelah Amerika Serikat dikunjungi si Corona. Maka beberapa negara bagian di Amerika mencabut aturan larangan penggunaan PSP. Karena plastik sekali pakai sangat banyak dipergunakan dalam membantu korban Corona dan termasuk dipakai dalam pencegahan penyebaran Virus Corona.
Sebagaima berita yang dirilis pada laman Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI) baca di Lawan Covid-19, Amerika Cabut Aturan Pelarangan Single Use Plastic.
Indonesia dan negara-negara lain yang sudah dan/atau menyusul akan melarang PSP seperti Kanada, Perancis, Jerman, Inggris, dan Italia, bersama dengan Uni Eropa lainnya. Segera sadar dan bangun dari "tidur" yang tidak waras dalam kebijakan pelarangannya.
Semua negara termasuk Indonesia keliru besar selama ini atau salah dan sangat memalukan  melarang penggunaan kantong plastik atau PSP lainnya dengan tujuan "katanya" go green atau penyelamatan bumi. Jangan menutup fakta dan data yang tertuang dalam regulasi sampah.Â