Putih hitam sebuah keniscayaan dalam hidup kehidupan. Ada senang dan susah, sehat dan sakit silih berganti. Itu semua ada maknanya, agar manusia memahami arti kehidupan di dunia yang memang hanya sementara. Begitu ruginya manusia bila perjalanan pergantian situasi "baik dan buruk" itu tidak dimaknai dan dipetik hikmahnya.
Covid-19 singkatan dari "Coronavirus Disease 2019", virus yang patut disyukuri atas keberadaannya dan jangan mengeluh. Virus ini merupakan mahluk halus yang tentu punya makna bagi manusia. Tidak ada yang tercipta dimuka bumi ini tanpa arti, semua bermakna bagi hamba-Ku. Barang siapa yang memakai akalnya, akan kuberikan berkah dan rahmat, demikian janji Tuhan Ymk bagi yang beriman dan bertaqwa.
Virus Covid-19, betul sangat mengguncang dunia pada bulan-bulan terahir ini. Tapi semua itu merupakan bukti kebesaran dan cinta-Nya Allah Swt pada manusia yang ditugaskan sebagai khalifah di muka bumi ini. Begitu dekatnya Allah Swt pada hamba-Nya. Hanya si hamba hina dina ini yang suka sombong dengan menjauh dari-Nya. Subahanallah.
Covid-19 hadir karena mungkin manusia selama ini seakan jauh dari Tuhan Ymk, dengan bukti terjadinya keserakahan atau ketamakan manusia terhadap dunia. Sikap hedonisme terlalu menonjol. Kekuasaan disalahgunakan. Korupsi dimana-mana. Semua itu merupakan "makanan kotor" alias sampah bagi manusia sebagai hamba Tuhan Ymk.
Dalam catatan yang disampaikan Presiden Jokowi melalui data dari Menteri Luar Negeri, bahwa saat ini Covid-19 telah menyebar di 189 negara. Tiga negara yang baru terjangkit dua hari ini adalah Suriah, Grenada, dan Mozambik.
Baca Juga:Â Update, Berikut 15 Negara yang Berlakukan Lockdown akibat Virus Corona
Hampir seluruh negara di dunia perang melawan virus si Corona ini, tidak peduli negara miskin atau kaya termasuk Indonesia. Malah beberapa pemberitaan menyebut bahwa Indonesia sebagai negara dengan rasio kematian akibat Covid-19 tertinggi di dunia yaitu 8.2 persen.
Secara keseluruhan angka kematian atau fatality rate akibat Covid-19 di seluruh dunia adalah 3.7 persen. Sebelumnya tertinggi di dunia ditempati oleh negara Italia dengan fatality rate sebesar 7.2 persen, Iran dengan 4.5 persen, dan China dengan 3.9 persen.
Sampah versus Corona
Sebagai penggiat persampahan di Indonesia, banyak berjalan ke seantero nusantara. Menghadiri berbagai undangan pemerintah daerah dan komunitas masyarakat lainnya dalam urusan sampah. Tetap selalu waspada menghadapi wabah virus corona, sebagaimana menghadapi sampah itu sendiri dengan tidak menyepelekannya. Tetap peduli dan mengambil hikmah atas eksistensinya.
Diketahui bersama bahwa Covid-19 adalah sebuah pandemi global yang utamanya menyerang pada sistem pernapasan dan merupakan crowd disease yang akan semakin subur rantai penularannya di tengah keramaian manusia. Maka hindari dengan cara #DiRumahAja tapi jangan lupa belajar kelola sampah dan peduli kebersihan #DiRumahAja sudah lebih dari cukup. Salah satu cara mensyukuri adanya Covid-19.
Baca Juga:Â Indonesia Negara dengan Rasio Kematian Akibat Covid-19 Tertinggi di Dunia
Corona adalah semacam mikroba atau mahluk halus super kecil -- hanya seberat "dzarrah" - yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Sekejap membuat manusia, panik ketakutan dan memilih mengurung diri. Mikroba itu merupakan partner sampah. Justru sampah tidak ada manfaatnya tanpa dipertemukan sebelumnya dengan mikroba. Begitupun Covid-19 ini pasti membawa manfaat bagi manusia bila dicermati keberadaannya.
Tidak ada arti kehidupan ini bila mikroba tidak disyukuri keberadaannya. Artinya mikroba Corona Virus akan mengobati "jiwa atau rohani" manusia bila mampu memaknai kehadirannya. Bukan cuma fisik yang harus dibersihkan, tapi terlebih dahulu adalah jiwa harus bersih dari virus kedengkian dan ketamakan duniawi. Indonesia harus membaca dan belajar makna dari sudut non fisik.
Jangan hanya memandang corona virus tersebut dari mata telanjang (fisik) tapi hayati dan belajar dari sudut non fisik atau momentum restorasi atas perbaikan jiwa dan karakter. Artinya dengan kehadirannya, manusia "dipaksa" oleh TuhanYmk untuk mawas diri dan introspeksi akan tindakannya yang lalai di muka bumi sebagai khalifah. Terlalu sewenang-wenang dan sombong memperlakukan bumi dan isinya.
Baca Juga:Â Peluang dan Ancaman Virus Corona
Maka kehadiran mikroba juga punya makna dalam hidup kehidupan. Manusia dipaksa menjalin silaturahim atau kolaborasi secara nasional dan global. Jangan risau dan panik. Hadapi dengan rasa syukur, namun selalu waspada. Kelolalah dengan rasa dan akal. Semua ada manfaat pada manusia dan lingkungan.
Jangan pula heran bila mikroba corona virus itu hinggap di tubuh manusia. Bisa saja karena media si Corona berupa sampah sudah tidak ditemukan diluar tubuh manusia. Artinya kita sudah mengkonsumsi "sampah" benda atau makanan yang mungkin kotor alias bangkai atau memakan hak orang lain. Semua ini bisa terjadi secara sadar ataupun tidak disadari.
Jauh sebelum Corona Virus alias Covid-19 menyerang Indonesia di awal maret 2020, kami sudah mendengar wabah ini dari sahabat penggiat sampah dari berbagai negara yang terlebih dahulu hadir dinegaranya. Termasuk belajar dan membaca dalam catatan Allah Swt yang sudah tertulis - enam ayat - dalam Al-Quran dan kejadian atau tanda-tanda tersirat dan tersurat.Â
Baca Juga:Â Kaget APD Impor yang Dikirim Buatan Indonesia, Ganjar: Ini Pembelajaran
Mari kita ikuti arahan dan petunjuk dari pemerintah, alim ulama serta organisasi kesehatan dunia (WHO) tentang social distancing sebagai cara paling ampuh dalam menyikapi wabah ini.
Tetap kritis tapi jangan mencemooh sikap pemerintah bila tidak atau belum mengambil sikap seperti negara lain yang melakukan lockdown (penguncian) yang bisa saja dibuat di tingkat kawasan, kota dan maupun negara. Tentu pemerintah Indonesia mempunyai pertimbangan sangat matang tidak melakukan lockdown.
Bagi Indonesia mungkin memang paling ampuh dan tepat memutus logika mikroba wabah pandemi ini adalah dengan mengurangi kesempatan covid-19 melalukan replikasi dengan cara memutus rantai yang dapat disinggahi dengan cara #DiRumahAja atau social distancing.
Mari me-lockdown diri kita dan keluarga masing-masing. Menghindari sementara kerumunan, kecuali dalam keadaan terpaksa. Tuhan Ymk sesungguhnya meminta "paksa" manusia hamba-Nya agar berdiam diri sejenak #DiRumahAja atau #DiKantorAja dari sikap glamor hedonis dengan keangkuhan duniawi atas keserakahan materi dan kekuasaan. Harus bersih jiwa dan raga bila ingin segera bebas dari Covid-19.
Baca Juga:Â Belajar Gratis Kelola Sampah dalam Masa Work from Home
Belasungkawa yang dalam kepada para korban.
Terimakasih kepada garda terdepan para dokter, suster perawat dan para petugas medis dan non medis. Juga sahabat-sahabat jurnalis, TNI-Polri yang bertugas dilapangan. Semoga tetap tabah dan sabar menjalankan tugas.
Tugas Anda tersebut akan bermakna atau sebagai obat penangkis wabah itu sendiri dan In Syaa Allah pasti mendapat ganjaran yang setimpal. Yakinlah Tuhan Ymk akan melindungi dan menyehatkan hamba-Nya yang peduli dan ihlas.
Catatan:
Jika Anda merasakan gejala batuk-batuk, demam, dan lainnya serta ingin mengetahui informasi yang benar soal virus corona Covid-19, sila hubungi Hotline Kemenkes 021-5210411 atau kontak ke nomor 081212123119
Dalam masa #DiRumahAja kami Green Indonesia Foundation Jakarta akan memberi kesempatan gratis #online atau melalui WA 081287783331 sharing tentang pengelolaan sampah rumah tangga dengan menggunakan komposter atau baca dan klik di Sini.Â
Surabaya, 25 Maret 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H