Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Virus Corona, Menyoal Fatwa MUI, Setop Salat Jumat

19 Maret 2020   09:35 Diperbarui: 19 Maret 2020   19:27 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Luruskanlah shaf kalian, karena lurusnya shaf adalah bagian dari ditegakkannya shalat.” (Shahih Bukhari 681)

Dalil-dalil atas wajibnya meluruskan dan merapatkan shaf cukup jelas, sehingga imam al-Bukhari membuat bab dalam kitab shahihnya dengan nama bab itsmu man laa yatimmu ashshufuf. Yaitu dosa atas orang yang tidak menyempurnakan shaf.

Bersama shalat berjamaah bisa saling menyembuhkan satu dengan yang lain dengan menarik makna mendalam atas silaturahim dari shalat berjamaah tersebut, bukan malah menghindarinya.

Maka sesungguhnya dalam shalat berjamaah akan terjadi saling mengobati para jamaah bila ada yang sakit. Karena dalam shalat berjamaah tersebut energi bioplasmik akan saling bekerja bersatu padu dalam bingkai silaturahim. 

Baca Juga:
Jusuf Kalla: Masjid Tidak Berbahaya, yang Bahaya Virus Corona.
Penyemprotan Disinfektan akan Rutin Dilakukan di Stasiun Kereta, Bandara, hingga Mal
Minta Publik Tenang soal Corona, MUI: Jangan Seakan-akan Besok Kiamat

Sungguh mengherankan dan berlebihan sikap pemerintah dan MUI menyikapi virus Corona (Covid-19) terkait dengan penyelenggaraan ibadah shalat jamaah bagi umat muslim dan aktifitas secara umum.

Efek corona virus ini benar-benar berimplikasi menurunkan semangat silaturahim sesama manusia dengan membawa sebuah kesan dan pesan yang berpotensi menciptakan ketakutan bersentuhan. Sementara seseorang yang ditimpa penyakit belum tentu meninggal, karena banyak orang sehat juga mati seketika.

Benar bahwa tidak ada salahnya waspada dengan hidup sehat dan menjaga kebersihan, tapi jangan karena ketakutan pada corona virus sehingga aktifitas bekerja dan beribadah shalat jamaah dihindari. Efek dari penghindaran itu akan lebih berbahaya dari pada efek penyebaran corona virus itu sendiri.

Tetaplah berbaik sangka kepada-Nya, agar jita paham ppa hikmah dibalik setiap ujian. Untuk itu, tetaplah berbaik sangka kepada Allah, meski benar suatu hal yang terjadi itu sangat menyiksa keadaan kita. Hadapi dan jangan hindari secara berlebihan seakan dunia ini akan hancur. 

Tapi sadarlah, dengan kita berbaik sangka kepada Allah, maka pasti pada akhirnya kita akan memahami hikmah dibalik setiap ujian yang terjadi. Sesusah apapun yang menjadi ketetapan-Nya pasti akan berakhir kebaikan.

Mari kita berpikir cerdas dan bersikap realistis dalam menyikapi virus Corona (Covid-19). Ahir-ahir ini masyarakat Indonesia semakin menampakkan sikap yang aneh atas virus corona ini. Padahal tingkat kesembuhan sangat tinggi dan tidak mematikan. Kecuali memang ajal sudah tiba sesuai takdir masing-masing yang telah ditetapkan oleh Allah Swt. Subahanallah !!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun