Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Virus Corona, Menyoal Fatwa MUI, Setop Salat Jumat

19 Maret 2020   09:35 Diperbarui: 19 Maret 2020   19:27 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Sengatan Listrik Statis. Sumber: Kompas.Com

Jadi seperti apapun kesusahan yang Allah datangkan kepada kita tetaplah bersyukur, karena saat kita lunakkan hati dengan bersyukur maka pasti hati akan senantiasa tenang.

Membaca beberapa artikel berita termasuk seruan Wapres KH.  Ma'ruf Amin yang meminta umat muslim untuk menjalankan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) di tengah wabah virus corona. (Baca Wapres Minta Umat Muslim Jalankan Fatwa MUI di Tengah Wabah Virus Corona) kelihatan bahwa Indonesia panik luar biasa dalam menyikapi virus corona tersebut.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui Fatwa MUI No. 14 Tahun 2020 diteken oleh Ketua Komisi Fatwa MUI Hasanuddin AF pada 16 Maret 2020 dengan judul Fatwa MUI Soal Virus Corona yang meminta stop sementara shalat Jum'at.Termasuk arahan Menteri Agama Fachrul Razi untuk menghindari bersalaman setelah shalat berjamaah, sepertinya sangat berlebihan.

Seharusnya MUI lebih menekankan umat muslim untuk semakin dekat pada Allah Swt. Untuk meminta agar diadakan doa bersama setelah shalat berjamaah. Kuatkan kenyakinan bahwa ibadah berjamaah itu termasuk shalat Jumat, Tarwih dan Shalat Ied akan lebih menyehatkan. Keyakinan itu perlu dibangun bahwa ajal tidak terkait dengan penyakit, tapi ajal terkait dengan maut.

Diharapkan MUI lebih menekankan kepada menghindari mengkonsumsi makanan kotor atau makanan yang haram untuk mencegah wabah atau virus. Termasuk atau lebih khusus untuk menghindari korupsi atau makan uang haram. 

"Maka Kami kirimkan kepada mereka topan, belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa," (Q.S Al-Araaf Ayat: 133)

Baca Juga:
MUI Rilis Fatwa Terkait Ibadah Saat Wabah Corona, Ini Isi Lengkapnya
Ini Imbauan Menag untuk Umat Muslim Saat Ibadah di Masjid
Tito Karnavian Tegaskan Virus Corona Tidak Mematikan

Sekedar mengingatkan bahwa manusia itu merupakan ciptaan Allah Swt yang maha sempurna diantara ciptaan lainnya. Manusia memiliki tubuh biologis (seluler) yang dilengkapi dengan tubuh energi (bioplasmik) dan tubuh biomagnetik yang bersumber dari pergerakan elektron-elektron dan atom dalam sel-sel organ tubuh manusia.

Pada tubuh bioplasmik tersebut terdapat energi atau signal yang disebut kausal. Energi kausal merupakan energi lapis ketiga setelah energi eterik dan energi astral. Energi kausal tersebut berfungsi sebagai energi penangkis mahluk halus berupa virus, bakteri dan lainnya. Masih ada energi lainnya setelah kausal, yaitu energi emosi dan energi spritual. 

Kenapa penting dan diharuskan meluruskan dan merapatkan barisan atau shaf dalam shalat berjamaah ? karena "rapat atau sentuh" dapat berfungsi sebagai penguat, penyembuh satu dengan yang lainnya melalui energi-energi bioplasmik atau menjadi penyambung energi antar jamaah semuanya.

“Luruskanlah shaf kalian, karena lurusnya shaf adalah bagian dari ditegakkannya shalat.” (Shahih Bukhari 681)

Dalil-dalil atas wajibnya meluruskan dan merapatkan shaf cukup jelas, sehingga imam al-Bukhari membuat bab dalam kitab shahihnya dengan nama bab itsmu man laa yatimmu ashshufuf. Yaitu dosa atas orang yang tidak menyempurnakan shaf.

Bersama shalat berjamaah bisa saling menyembuhkan satu dengan yang lain dengan menarik makna mendalam atas silaturahim dari shalat berjamaah tersebut, bukan malah menghindarinya.

Maka sesungguhnya dalam shalat berjamaah akan terjadi saling mengobati para jamaah bila ada yang sakit. Karena dalam shalat berjamaah tersebut energi bioplasmik akan saling bekerja bersatu padu dalam bingkai silaturahim. 

Baca Juga:
Jusuf Kalla: Masjid Tidak Berbahaya, yang Bahaya Virus Corona.
Penyemprotan Disinfektan akan Rutin Dilakukan di Stasiun Kereta, Bandara, hingga Mal
Minta Publik Tenang soal Corona, MUI: Jangan Seakan-akan Besok Kiamat

Sungguh mengherankan dan berlebihan sikap pemerintah dan MUI menyikapi virus Corona (Covid-19) terkait dengan penyelenggaraan ibadah shalat jamaah bagi umat muslim dan aktifitas secara umum.

Efek corona virus ini benar-benar berimplikasi menurunkan semangat silaturahim sesama manusia dengan membawa sebuah kesan dan pesan yang berpotensi menciptakan ketakutan bersentuhan. Sementara seseorang yang ditimpa penyakit belum tentu meninggal, karena banyak orang sehat juga mati seketika.

Benar bahwa tidak ada salahnya waspada dengan hidup sehat dan menjaga kebersihan, tapi jangan karena ketakutan pada corona virus sehingga aktifitas bekerja dan beribadah shalat jamaah dihindari. Efek dari penghindaran itu akan lebih berbahaya dari pada efek penyebaran corona virus itu sendiri.

Tetaplah berbaik sangka kepada-Nya, agar jita paham ppa hikmah dibalik setiap ujian. Untuk itu, tetaplah berbaik sangka kepada Allah, meski benar suatu hal yang terjadi itu sangat menyiksa keadaan kita. Hadapi dan jangan hindari secara berlebihan seakan dunia ini akan hancur. 

Tapi sadarlah, dengan kita berbaik sangka kepada Allah, maka pasti pada akhirnya kita akan memahami hikmah dibalik setiap ujian yang terjadi. Sesusah apapun yang menjadi ketetapan-Nya pasti akan berakhir kebaikan.

Mari kita berpikir cerdas dan bersikap realistis dalam menyikapi virus Corona (Covid-19). Ahir-ahir ini masyarakat Indonesia semakin menampakkan sikap yang aneh atas virus corona ini. Padahal tingkat kesembuhan sangat tinggi dan tidak mematikan. Kecuali memang ajal sudah tiba sesuai takdir masing-masing yang telah ditetapkan oleh Allah Swt. Subahanallah !!!

Baca Juga:
Ternyata Virus Corona Sudah Tertulis di Alquran dan Hadist. Ini Penjelasannya!!
Katak Termaktub dalam Alquran sebagai Binatang yang Haram Dibunuh
Misteri Tubuh Manusia Kulit Punya Aliran Listrik yang Bikin Tersetrum

Doa Imam Syafi'i Terhindar dari Wabah

Doa terhindar dari wabah penyakit berbahaya tersebut dibaca Imam Syafi'i dan dituliskan dalam kitab Abwabul Faraj.

Bismillahir rahmanir rahimi wa billahi wa la hawla wala quwwata illa billahil 'aliyil 'adzimi uskun ayyuhal waja'u sakkantuka bil ladzi yumsikus sama a an taqo'a 'alal ardli illa bi idznihi innallaha binnasi la roufur rohimun.

Bismillahir rahmanir rahimi wa billahi wala hawla wala quwwata illa billahil 'aliyyil 'adzimi uskun ayyuhal waja'u sakantuka billazi yumsikus samawati wal ardli an tazula innahu kana haliman ghofuran.

Artinya:

"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Dengan nama Allah, tiada daya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung. Meredalah, wahai rasa sakit, aku meredakanmu dengan Dia yang menggenggam langit agar tidak jatuh menimpa bumi kecuali atas izin-Nya. Sesungguhnya Allah kepada manusia Maha Lembut dan Maha Penyayang.


Surabaya, 19 Maret 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun