Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Pro Kontra PLTSa dalam Penanganan Sampah di Indonesia

2 Februari 2020   15:05 Diperbarui: 2 Februari 2020   15:07 1524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Pengelolaan sampah di Indonesia tetap harus berpola circular economy berbasis masyarakat. Sumber: Dokpri.

Adanya Permen LHK No. P.24/2019 tersebut, pemda janganlah terlalu berbesar hati seakan otomatis diberi subsidi. Karena Permen LH tersebut hanya bersifat rekomendasi dari Menteri LHK untuk daerah ke Kementerian Keuangan. Artinya sangat tidak mungkin secara otomatis pemda diberi subsidi sekitar Rp. 300.000 sampai Rp. 500.000 per ton. 

Sementara sampah bila dikelola dengan berbasis circular economy bisa membiayai dirinya, bukan dibiayai dengan menguras uang rakyat. Justru bisa menghasilkan manfaat dan menciptakan lapangan kerja secara massif tersebar sesuai kawasan timbulan sampah yang ada.

Sebagian besar orang mengidentikkan PLTSa sama dengan bakar sampah (belum tentu). Padahal tidak semua PLTSa itu membakar sampah. Bisa dengan teknologi Biogas (biodigester), briket, hidrotermal, pirolisis dan lainnya. Makanya pada Singkatan PL"T"Sa ada huruf "T" artinya "tenaga" bukan bakar. Semoga difahami agar tidak terjadi debat kusir. Seperti anak ayam kehilangan induk.

PLTSa paling aman dengan menggunakan teknologi biodigester dan bukan incenerator, atau sampah diolah menjadi Energi listrik dengan menggunakan biodigester atau menangkap metan sampah. Teknologi ini sangat sesuai dengan karakteristik sampah dan karakteristik kehidupan rakyat Indonesia.

PLTSa berbasis biogas keuntungannya berlipat ganda bagi masyarakat, pengusaha dan pemerintah. Karena selain memperoleh energi biogas, juga akan mendapat bonus pupuk cair dan pupuk padat atau media pembenah unsur hara tanah yang ditelan habis oleh pupuk kimia. 

Surabaya, 2 Februari 2020

Keterangan YouTube: saat penulis berkunjung ke PLTSa TPA Benowo Surabaya, Jawa Timur (29/9/19). Sumber: Dokpri. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun