Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ahok Memanjat Hujan Terobos Mafia Migas

8 Januari 2020   12:05 Diperbarui: 8 Januari 2020   13:04 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok. Sumber: Miftahulhayat/JawaPos

Bukan hanya Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri BUMN Erick Tohir inginkan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bekerja maksimal sebagai Komisaris Utama Pertamina. Tapi semua komponen bangsa yang dirugikan selama ini atas kinerja PT. Pertamina (Persero).

Justru lebih kepada publik garis depan yang menaruh harapan pada Ahok untuk membumi-hanguskan mafia migas di PT. Pertamina (Persero) sebagai perusahaan migas berplat merah dan terbesar di Indonesia yang selama ini diduga banyak menguras dana rakyat tanpa rasa berdosa.

Juga Ahok sudah buka-bukaan soal keberadaan mafia migas di Pertamina. Mengungkap bahwa mafia migas yang sering-sering disebut oleh Presiden Joko Widodo memang masih ada.

"Mafia iya, orang dalam dan ngajak orang luar. Tujuannya impor dan komisi, hulu sampai hilir biayanya tinggi," kata Ahok, Senin (06/01/2020).

Menurut Ahok, yang membuat impor minyak tidak efisien adalah karena kontrak impor minyak bukannya langsung dari produsen, kontraknya juga jangka pendek, hanya 3 sampai 6 bulan.

Walau Ahok dengan optimisnya dan merasa tidak takut menghadapi mafia migas. Namun sepertinya Ahok dipastikan akan mengalami depresi. Karena juga mempunyai keterbatasan gerak sebagai komisaris utama. Ada direksi yang menjadi eksekutor kebijakan. Tapi itu bukan alasan untuk mengabdi pada bangsa dan negara.

Selain akan terhalang oleh pengaruh politis. Diduga ada oknum di backup elit yang menjadi makelar impor migas. Hal ini yang berat diatasi oleh Ahok karena basisnya sangat politis. 

Presiden Jokowi diharapkan konsisten mendukung kerja Ahok dengan dasar pernyataannya sendiri bahwa sudah tidak punya beban lagi di periode keduanya bersama Wakil Presiden Kiyai Ma'ruf Amin. 

Bila Presiden Jokowi lemah dan tidak konsisten, maka Ahok akan memanjat hujan dan gagal menghadapi mafia migas pertamina?! Karena musuh itu tidaklah terlalu jauh dan sangat dekat. Ahok pasti lebih faham dimana keberadaan dan siapa sesungguhnya mafia migas itu.

Walau sama diketahui, siapa saja mafia migas itu. Tapi pasti tidak mungkin mampu menarik pedati sampai hulunya. Paling bisa di level hilir saja. Karena hampir semua posisi atau jabatan elit itu bermuatan politis. Termasuk posisi Ahok sendiri sebagai komisaris utama, tantangan terberatnya ada dalam ranah politis.

Dilematis memang kerja Ahok kali ini, bukan pucuk pimpinan selaku eksekutor. Maju kena mundur kena. Buah simalakama ahirnya. Jabatan Ahok sebagai komisaris utama sangat rentan masalah. 

Bisa jadi posisi ini merupakan momentum kebencian publik pada Ahok bila tidak mampu bekerja dengan baik untuk menunjukkan kinerja dalam memberantas mafia migas itu kepada publik.

Pasti Ahok akan terganggu atau diganggu terus dengan berbagai cara oleh kelompok mafia migas yang nota bene ada dalam tubuh sendiri. Baik yang ada dalam Pertamina maupun diluar Pertamina. Musuh terbesar itu adalah melawan diri sendiri.

Bila Ahok tidak mampu memenuhi ekspektasi masyarakat. Ahok akan frustrasi dan mati langkah. Dipastikan gerak langkah Ahok akan mati suri, karena kondisi politis yang memaksa harus mundur dan bisa jadi dimundurkan.

Maka Ahok harus dikawal ekstra dari masyarakat dalam memberantas mafia migas. Terlebih dan sekaligus masyarakat juga jangan menaruh harapan besar, karena berpotensi terjadi kekecewaan publik. Maka biasa sajalah, jangan terlalu euforia, bahwa Ahok mampu berantas mafia migas.

Benar-benar Ahok berada disimpang jalan, diduga ada macam-macam unsur atau oknum pejabat atau elit politik dan pengusaha besar yang bermain. Malah diduga Presiden Jokowi juga tidak akan mampu menembus hulu mafia migas itu karena ada ketergantungan politik. 

Paling mampu strategi Ahok "menaklukkan musuh" itu akan heboh sejenak, lalu diam membisu. Benarkah dugaan ini? Mari kita tunggu dengan harap-harap cemas.

Cuma memang menjadi bumerang bagi Ahok. Bila Ahok tidak mampu berantas mafia migas di tubuh pertamina. Maka celaka baginya. Karena tentu publik tidak mau tahu adanya alasan politis atau alasan keterbatasan segala. Pokoknya tuntas...tasss dan tasss. Bila Ahok gagal, publik pasti akan pudar kepercayaannya pada Ahok.

Malah Ahok sendiri mengakui bahwa "Komut agak sulit untuk cepat," ujarnya. Baca beritanya di "Ahok Makin Ganas & Mengerikan, Mafia Migas Di Pertamina Dibongkar Habis Usai Harga BBM Turun"

Mafia migas pertamina sungguh sangat berat. Karena sudah mengakar kuat. Itu sudah menjadi rahasia umum. Apalagi elit, sampai pada Istana dan kalangan menteri-menteri. Banyak memahami siapa berbuat apa? Sangat bersinggungan dengan internal. Pemainnya bukan orang luar tapi oknum bangsa Indonesia sendiri.

Sepanjang Presiden Jokowi posisinya masih ada ketergantungan dengan partai politik. Maka mafia-mafia bisnis di 142 BUMN dan perusahaan anak cucu atau mitra BUMN tanpa kecuali, itu sangatlah susah diberantas total. Paling lapisan hilir dan mediumnya saja. Hulunya akan tetap bertengger menikmati lezatnya migas.

Mungkin Ahok akan memilih strategi melingkar untuk berjalan merangkak. Bisa jadi Ahok akan melakukan investasi baru atau reinvestasi di pertamina untuk siasati bisnis migas dan harapan publik. 

Harapannya akan terjadi perimbangan bisnis dan kerugian yang ada oleh keberadaan mafia migas.  Agar pertamina bisa tetap eksis dan secara pelan dan pasti para mafia bisa sadar dan dimundurkan. Apakah strategi win-win solution yang dipilih Ahok?

Tapi itu kerja keras bagi Ahok dan Erick Tohir. Karena tentu berbagai upaya yang ditempuh kelompok mafia, agar mereka bisa eksis, aman dan tidak terusik. Hanya ada satu jalan, rakyat bersatu mendukung pemberantasan mafia migas di tubuh pertamina dan termasuk BUMN lainnya.

Mafia bisnis di 142.BUMN dan korupsi di tubuh birokrasi dan termasuk perusahaan nasional, memang masih sangat susah diberantas. Karena sepertinya sudah membudaya dan rasa malu itu hilang. Hanya satu solusinya, rakyat harus cerdas dan berani mengoreksi dan sekaligus beri solusi.
 
Sampai hari ini orang-orang jujur berintegritas di Indonesia masih belum mempunyai tempat dan tidak terpakai. Hal ini yang merusak Indonesia dalam pergerakan menuju merdeka yang total. Mari kita tunggu analisa ini, semoga prediksi meleset bahwa Ahok kemungkinan besar akan gagal menghadapi para mafia migas.

Titip pesan strategi China Kuno ala Sun Tzu pada Ahok "Berteman dengan daerah jauh lalu serang daerah tetangga" dan "Giring macan untuk meninggalkan sarangnya". Semoga Ahok sukses mengemban amanah dan tetaplah selalu berpikir dan bertindak pro-rakyat Bro. Suara rakyat adalah suara Tuhan. 

Selamat berjuang Ahok !!!!

Bone, 8 Januari 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun