Bisa jadi posisi ini merupakan momentum kebencian publik pada Ahok bila tidak mampu bekerja dengan baik untuk menunjukkan kinerja dalam memberantas mafia migas itu kepada publik.
Pasti Ahok akan terganggu atau diganggu terus dengan berbagai cara oleh kelompok mafia migas yang nota bene ada dalam tubuh sendiri. Baik yang ada dalam Pertamina maupun diluar Pertamina. Musuh terbesar itu adalah melawan diri sendiri.
Bila Ahok tidak mampu memenuhi ekspektasi masyarakat. Ahok akan frustrasi dan mati langkah. Dipastikan gerak langkah Ahok akan mati suri, karena kondisi politis yang memaksa harus mundur dan bisa jadi dimundurkan.
Maka Ahok harus dikawal ekstra dari masyarakat dalam memberantas mafia migas. Terlebih dan sekaligus masyarakat juga jangan menaruh harapan besar, karena berpotensi terjadi kekecewaan publik. Maka biasa sajalah, jangan terlalu euforia, bahwa Ahok mampu berantas mafia migas.
Benar-benar Ahok berada disimpang jalan, diduga ada macam-macam unsur atau oknum pejabat atau elit politik dan pengusaha besar yang bermain. Malah diduga Presiden Jokowi juga tidak akan mampu menembus hulu mafia migas itu karena ada ketergantungan politik.Â
Paling mampu strategi Ahok "menaklukkan musuh" itu akan heboh sejenak, lalu diam membisu. Benarkah dugaan ini? Mari kita tunggu dengan harap-harap cemas.
Cuma memang menjadi bumerang bagi Ahok. Bila Ahok tidak mampu berantas mafia migas di tubuh pertamina. Maka celaka baginya. Karena tentu publik tidak mau tahu adanya alasan politis atau alasan keterbatasan segala. Pokoknya tuntas...tasss dan tasss. Bila Ahok gagal, publik pasti akan pudar kepercayaannya pada Ahok.
Malah Ahok sendiri mengakui bahwa "Komut agak sulit untuk cepat," ujarnya. Baca beritanya di "Ahok Makin Ganas & Mengerikan, Mafia Migas Di Pertamina Dibongkar Habis Usai Harga BBM Turun"
Mafia migas pertamina sungguh sangat berat. Karena sudah mengakar kuat. Itu sudah menjadi rahasia umum. Apalagi elit, sampai pada Istana dan kalangan menteri-menteri. Banyak memahami siapa berbuat apa? Sangat bersinggungan dengan internal. Pemainnya bukan orang luar tapi oknum bangsa Indonesia sendiri.
Sepanjang Presiden Jokowi posisinya masih ada ketergantungan dengan partai politik. Maka mafia-mafia bisnis di 142 BUMN dan perusahaan anak cucu atau mitra BUMN tanpa kecuali, itu sangatlah susah diberantas total. Paling lapisan hilir dan mediumnya saja. Hulunya akan tetap bertengger menikmati lezatnya migas.
Mungkin Ahok akan memilih strategi melingkar untuk berjalan merangkak. Bisa jadi Ahok akan melakukan investasi baru atau reinvestasi di pertamina untuk siasati bisnis migas dan harapan publik.Â