Pesan Bugis untuk Kapolri Idham Azis
Dalam menuntaskan kasus penyiraman Novel Baswedan sampai keakarnya, kunci utama tetap ada pada Presiden Jokowi dan Kapolri Jenderal (Pol) Idham Azis.Â
Bila Presiden dan Kapolri lemah dan tidak berkomitmen tinggi kelas dewa, maka penyelesaian kasus penyiraman Novel Baswedan ini pasti akan mengecewakan publik.
Demi menguatkan konsistensi pribadi DaEng Idham sebagai orang berdarah Bugis Bone, kiranya dua pesan bugis berikut ini bisa di hayati agar tetap teguh dan tidak terpengaruh oleh bujuk rayu yang diduga akan menghampiri atau mungkin ingin mempengaruhi kejujuran dan keihlasan DaEng Idham dalam mengomandoi Polri.Â
1. TELLU Â RIALA Â SAPPO: TAUWE RI DEWATAE, SIRI RI WATAKKALETA, NENNIYA SIRI RI PADATTA RUPA TAU
Artinya :
Hanya tiga yang dijadikan pagar : rasa takut kepada Tuhan, rasa malu pada diri sendiri, dan rasa malu kepada sesama manusia.
Penjelasan :
Rasa takut kepada Tuhan membawa ketaqwaan dan memperkuat iman. Rasa malu kepada diri sendiri akan menekan niat buruk dan memperhalus akal budi, dan rasa malu kepada sesama manusia dapat membendung tingkah laku buruk dan meninggikan budi pekerti atau ahlak.
2. PALA Â URAGAE, TEBBAKKE TONGENGNGE, TECCAU MAEGAE, TESSIEWA SITULA'E
Artinya :
Tipu daya mungkin berhasil untuk sementara, tetapi kebenaran tak termusnahkan, kebenaran tetap akan hidup dan bersinar terus di dalam kalbu manusia.
Penjelasan :
Karena sumber kebenaran datangnya dari Tuhan.  Yang sedikit  mungkin mengalahkan yang banyak untuk sementara karena kekuatan. Akan tetapi yang banyak tidak dapat diabaikan atau dimusnahkan. Yang banyak saja sudah satu kekuatan apalagi yang banyak membina kekuatan. Adalah tidak mungkin matahari tenggelam di siang hari, seperti tidak mungkinnya memusnahkan kebenaran.
Bone, Â 28 Desember 2019
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI