Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Hari Bumi, Sampah dan Revolusi Mental

22 April 2019   23:34 Diperbarui: 22 April 2019   23:59 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Peringatan Buang Sampah di Tangkuban Perahu Jawa Barat (17/05/15). Sumber: Pribadi

Benar dan sangat sepakat dengan Ibu Menteri LHK. Maka sangat dibutuhkan keseriusan dalam mengelola dan mengolah sampah. Jangan biarkan bumi menerima sampah secara langsung. Ingat bahwa sampah dihasilkan oleh manusia. Sementara manusia mengambil manfaat dari bumi untuk ahirnya dijadikan sampah pula. 

Manusia sungguh hina dan celaka bila membiarkan atau mencampakkan (baca: membuang) sampah itu ke bumi secara langsung tanpa mengelolanya terlebih dahulu. 

Kenapa sampah bervariasi masa terurainya di Bumi. Karena disana tersimpan makna pembelajaran dan manfaat bagi manusia. Demi masa, manusia diminta berfikir oleh Maha Pencipta. Sebuah tanda zaman untuk diketahui agar manfaat. 

Bila manusia gunakan akal dan baca kondisi itu, pasti "masa terurai plastik" dll tersebut, tidak dijadikan alasan pembenar untuk menolak kehadirannya. Tapi justru dijadikan sebuah peluang untuk mengetahui manfaat barang tersebut setelah jadi sampah. Artinya, ada manfaat "bahan baku" pada produk "daur ulang" berikutnya.

Sampah merupakan ciptaan Allah Swt yang di produksi melalui manusia. Sangat jelas Tuhan Ymk, masih menyimpan manfaat dalam sampah itu untuk manusia sendiri, agar manusia itu berpikir dan beriman. 

Maka sebagai manusia yang bijak, berilmu dan beragama, tentu harus memahami bahwa bumi ini akan menangis bila dibenturkan dengan sampah secara langsung sebelum dikelola atau daur ulang. Stop berpikir parsial dalam sikapi sampah plastik. Hanya orang yang tidak berakal sehat melarang penggunaan plastik.

Bumi dan Sampah Berproses

Karena Tuhan Ymk sudah melengkapi manusia dengan akal untuk hidup dan berkehidupan di muka bumi ciptaannya. Maka tidak ada kata untuk sampah, selain harus dikelola sebelum dikembalikan ke bumi. Justru itu barulah disebut ramah lingkungan secara obyektif. 

Sungguh celakalah wahai manusia sebagai penghasil sampah. Bila masih berpikiran sempit dalam memandang sampah sebagai masalah. Karena sangat jelas bahwa manusia hidup diatas bumi dari hasil dalam perut bumi itu yang selanjutnya dijadikan sampah. 

Sungguh hinalah manusia bila subyektif menyalahkan plastik, berarti tidak memahami peradaban. Tapi anehnya secara nyata mengambil manfaat dengan segala bentuk konsfirasi diatas solusi kebohongan. Maka pasti tidak akan menemukan solusi. Selain hanya berputar pada sumbu kemunafikan dan keserakahan sebagai khalifah (baca: penguasa dan pengusaha). 

Bumi sendiri menolak sampah itu sebelum manusia memanfaatkan akal dan rasanya untuk mengelola dan mengolah sampah. Itulah makna sebuah kehidupan diatas bumi yang membutuhkan proses. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun