Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Absolut Sinergitas Stakeholder dalam Pengelolaan Sampah

6 April 2019   14:41 Diperbarui: 7 April 2019   10:34 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sinergitas (dok: iGreen)

Justru Singapore telah melaksanakan pengelolaan sampah kawasan sebelum UU. Pengelolaan Sampah di terbitkan pada tahun 2008.

Ketiga: Solusi sampah dengan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) dengan menggunakan teknologi incenerator atau termal (bakar) sangat tidak cocok di Indonesia. Mungkin dan sepakat bisa melalui teknologi hidrotermal dengan output briket sampah atau melalui biodigest. Tapi ini berbiaya tinggi dan bisa merusak system dengan pola penerapan dengan sentralisasi terpusat di TPA/TPST Piyungan. 

Keempat: Pilihan solusi TPA/TPST Piyungan itu dan juga TPA-TPA lainnya di Indonesia sebaiknya mengikuti Permen PU. No. 3 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Persampahan Dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, dengan 2 (dua) cara yaitu: untuk Kota Kecil-Sedang dengan Pola Control Landfill dan Kota Besar-Metropolitan dengan Pola Sanitary Landfill. 

Pola Sanitary Landfill ini merupakan pilihan terbaik untuk TPA/TPST Piyungan DIY, ekonomis dan sangat cocok untuk karakteristik sampah Indonesia yang didominasi sampah organik dan memiliki unsur basa yang tinggi. TPA Sundakwon Korea Selatan juga menerapkan Pola Sanitary Landfill delapan tingkat. 

Maka dengan penerapan Pola Sanitary Landfill di TPA/TPST Piyungan Bantul DIY tersebut, tidak perlu menambah lahan 2,3 Ha lagi dari luas lahan 12,5 Ha. Lokasi yang telah ada cukup direstorasi dengan pola Sanitary Landfill. 

Kelima: Sepakat usulan LO-DIY tentang perlunya pemerintah daerah dari tiga wilayah tersebut membuat Rencana Aksi Daerah untuk mendorong gerakan pengelolaan sampah berbasis rumah tangga dengan melibatkan Academic-Businesses-Community-Government (ABCG). 

Program agar sekaligus dikaitan dengan pengembangan dan penguatan kelembagaan bank sampah di wilayah masing-masing secara massif dan terstruktur. 

Gerakan ini sebijaknya dituangkan pada satu program kerjasama antar lintas kabupaten dan kota terkait agar secara regionalisasi bersama melakukan transformasi bank sampah. Bank sampah sebagai garda terdepan - wakil pemerintah - harus berani berubah meluruskan paradigmanya sesuai amanat regulasi. 

Terima kasih Mba Yus, mari terus kita berbagi untuk Indonesia Bebas Sampah. Saya bermaksud mengirimkan buku yang sudah saya terbitkan yaitu "Bank Sampah, Masalah dan Solusi" (foto buku dibawah ini).

Buku Bank Sampah, Masalah dan Solusi. Sumber: Pribadi
Buku Bank Sampah, Masalah dan Solusi. Sumber: Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun