Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Strategi Bank Sampah dalam Mengawal Marpol ANNEX V

27 Maret 2019   22:19 Diperbarui: 27 Maret 2019   22:31 722
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Survey sampah plastik laut di Raja Ampat Papua Barat. Sumber: Pribadi

Maritim Polutan Annex V dan Bank Sampah 

Selain Marpol ANNEX V juga Peraturan Pemerintah (PP) No. 21 Tahun 2010 Tentang Perlindungan Lingkungan Maritim, perlu dilakukan penyesuaian atau revisi, agar setiap pelabuhan di Indonesia didirikan bank sampah pelabuhan sebagai satu kesatuan manajemen kesyahbandaran pelabuhan untuk melakukan pengawasan dan pengelolaan sampah pelabuhan dan sampah kapal. 

Sesungguhnya strategi pengelolaan sampah melalui bank sampah dengan misi utamanya sebagai perekayasa sosial dan perekayasa ekonomi, sungguh sangat bijak dan berkeadilan. Namun dengan catatan bahwa memanage bank sampah harus berdasar regulasi. Bukan seperti perlakuan bank sampah saat ini, yang hanya berpikir dan bertindak sebagai pelapak.

Bukan progres seperti yang ditunjukkan oleh bank sampah selama ini, sungguh keliru dan sesat jalan. Maka bank sampah diharapkan bertransformasi ke jalan yang benar dan pro rakyat. Agar rakyat yang juga sekaligus sebagai produsen sampah bisa berubah paradigma dalam kelola sampah, dengan melihat sampah itu bukan masalah tapi lebih kepada sebuah peluang usaha yang berbasis gotong-royong. 

Mengantisipasi sampah plastik di laut, bank sampah yang menyiapkan catatan sampah kapal (waste manifest) sebagai pendamping buku catatan sampah kapal. Dimana waste manifest ini merupakan tambahan dokumen sampah kapal dalam pelayaran yang diawasi langsung oleh bank sampah pelabuhan asal kapal dan bank sampah pelabuhan tujuan kapal, baik pelabuhan transit maupun pelabuhan ahir. Hanya dengan cara tersubut sampah laut dapat di"zero"kan atau dimininalisir. 

Keberadaan bank sampah pelabuhan ini akan bekerja dalam fungsi pengawasan yang melekat pada pengelolaan sampah kapal. Strategi tersebut bisa pula diterapkan di 175 negara anggota International Maritim Organization (IMO) yang memiliki pengawasan melekat di darat dalam pengelolaan dan perlindungan lingkungan maritim internasional selain untuk melestarikan dan memelihara lingkungan kepulauan Indonesia agar bebas dari sampah, khususnya sampah plastik yang sudah menjadi issu global. 

Mataram, 27 Maret 2019 [Hotel Lombok Raya 363]

Ilustrasi: Buku Bank Sampah, Masalah dan Solusi. Sumber: Pribadi
Ilustrasi: Buku Bank Sampah, Masalah dan Solusi. Sumber: Pribadi
[Note] Contoh format waste manifest dapat dilihat di Buku "Bank Sampah, Masalah dan Solusi" tersebut diatas (Penulis Asrul Hoesein, Terbit Januari 2019)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun