Untuk meningkatkan perannya pada sistem pemasaran produksi pertanian maka petani melalui lembaga Primer Koperasi Tani membutuhkan sebuah tempat tetap pemasaran untuk mendukung proses sortasi, pengangkutan,penyimpanan, pengawetan, pengemasan, dan sarana pertukaran informasi harga (jejaring pemasaran atau buyer tetap) baik masukan maupun keluaran yang dikordinasikan oleh suatu manajemen terpadu, dalam sebuah lembaga pemasaran yang tetap dan sustainable.
Oleh sebab itu untuk memperlancar pola dan kegiatan pemasaran di tingkat petani dan distribusi produk sebelum sampai kepada konsumen ahir dibutuhkan terminal agribisnis, minimal dibangun secara regional dalam setiap provinsi. Terminal agribisnis bertujuan memotong gerak langkah para tengkulak  atau mafia pangan yang kerap kali mempermainkan harga kebutuhan pokok.
Sub Terminal agribisnis ditempatkan pada posisi antara sumber produksi pertanian dan konsumen ahir dan merata di seluruh Indonesia. Paling utama dalam terminal agribisnis tersebut adalah pelibatan secara langsung petani dalam gabungan primer koperasi tani pada wilayah regional.
Point penting dari pembangunan fisik dan non fisik tersebut diatas dalam menjaga kestabilan harga barang kebutuhan pokok, juga antara lain mendorong terjadi efisiensi dan peningkatan proses produksi serta pemasaran hasil pertanian. Efek positif lainnya adalah menjaga sampah atau limbah pertanian sehingga tidak masuk ke wilayah  pasar-pasar dalam kota.
Karena sampah dari hasil sortasi akan berhenti dan dikelola di kawasan terminal agribisnis dan hasil pengelolaannya akan menjadi pupuk organik dan kembali akan dimanfaatkan oleh petani. Terjadi sebuah lingkaran produksi dari dan oleh petani yang tak bersisa. Mari bangun Indonesia dari desa. Hanya itu yang menjadikan Indonesia bisa tangguh dan hebat. Selamat berinovasi....!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H