Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

BBM Satu Harga Merupakan Faktualisasi Keadilan

20 Februari 2018   16:10 Diperbarui: 21 Februari 2018   08:09 4130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: kompas.com/Garry Andrew Lotulung

Penggunaan EBT masih sangat rendah di Indonesia, sementara krisis energi fosil sudah di depan mata. Jika tidak ada terobosan berarti di sektor energi terbarukan, bukan tidak mungkin pada 2025 Indonesia mengalami defisit energi, baik listrik dan bahan bakar minyak secara signifikan. Ketimbang memberi subsidi BBM ke wilayah terpencil dalam jumlah besar, pemerintah Indonesia segera mulai mengembangkan energi baru terbarukan.

Visi Indonesia mewujudkan ketahanan dan kedaulatan energi sebenarnya telah tercantum dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional. Namun, EBT punya tantangan yang mesti mendapat perhatian dan keberanian dari pemangku kebijakan (stakeholder). Benar bahwa biaya EBT masih lebih mahal dari pada energi fosil karena pemerintah terlambat mengembangkannya. Teknologi juga masih harus impor, sehingga butuh persiapan agar sumber daya manusia (SDM) berkompeten didapatkan untuk mewujudkan pembangunan EBT di seluruh Indonesia.

Sementara permasalahan EBT di Indonesia, belum ada kejelasan siapa yang ditugaskan khusus untuk mengembangkan energi terbarukan. Selain itu, belum banyak yang paham mengenai energi terbarukan. Peraturan pemerintah dan kebijakan yang selalu berubah-ubah setiap tahun juga membuat perkembangan energi terbarukan tidak terlalu signifikan perkembangannya. Yuk kita belum terlambat, segera bangun infrastruktur EBT Indonesia sesuai kearifan lokal Indonesia, demi menuju ketahanan dan kedaulatan energi nasional.

Asrul Hoesein

081287783331 dan 08119772131

 

Berita Terkait:

Mari Kawal Pengembangan Energi Baru Terbarukan Indonesia

Visi Misi Jokowi dan Jusuf Kalla

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun