Mohon tunggu...
Travel Story Pilihan

Aura Museum Fatahillah dari Masa ke Masa

22 Maret 2018   23:20 Diperbarui: 22 Maret 2018   23:44 1052
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret Gedung Fatahillah pada zaman kolonial. Di sekelilingnya terdapat bangunan besar untuk mendukung kegiatan pemerintahan dan akses jalan yang besar (sumber gambar: dennisonberwick.com)

Dengan adanya perubahan fungsi dan waktu, aura Gedung Fatahillah pun juga berubah. Pandangan masyarakat terhadap Gedung Fatahillah juga berubah, mengikuti konteks dan peristiwa yang terjadi di Indonesia. Saat ini, masyarakat sudah sampai pada pandangan di mana masyarakat melihat bangunan ini sebagai sebuah warisan cagar budaya yang harus dilestarikan. Muncul sebuah stereotype di masyarakat, seperti --- kalau ke Jakarta harus main ke Kota Tua.

Ketika melihat Gedung Fatahillah, aura yang di pancarkan gedung ini bukan lagi aura "berkuasa dan memerintah" yang membuat masyarakat tunduk, namun lebih memunuculkan aura yang mengundang keingintahuan masyarakat untuk menelisik lebih jauh tentang apa saja yang sudah dilalui oleh Batavia sehingga bisa menjadi Kota Jakarta yang kita huni saat ini.

Menurut saya, perlu diadakan kembali aura yang mengandung unsur kemegahan dan kebesaran pemerintah Belanda pada masa colonial sehingga dapat mengembalikan keaslian bangunan. Mungkin tidak dengan cara yang esktrim, namun cukup untuk mengembalikan orisinalitas bangunan ini sehingga aura yang dipancarkan -- sebagai tempat pemerintahan -- dapat tersampaikan dengan baik. Tidak ada maksud untuk mengembalikan unsur-unsur penjajahan, namun hanya sekedar melestarikan keotentikan sebuah aura yang sudah lama pudar selama bertahun-tahun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun