Mohon tunggu...
Hasna Hudiya
Hasna Hudiya Mohon Tunggu... Lainnya - Welcome!!!

Mahasiswa Pendidikan Sosiologi FIS UNJ

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Phubbing: Kerennya Gadget Menjadi Ancaman Para Pemuda

20 Oktober 2021   12:28 Diperbarui: 20 Oktober 2021   12:31 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Gadget seakan-akan telah membudaki manusia dengan menggunakannya secara berlebihan. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa disibukkan dengan aktivitasnya didalam smartphone saat sedang berinteraksi secara langsung, baik saat sedang rapat, atau sekedar berkumpul disuatu tempat. 

Fenomena phubbing ini terjadi karena seseorang yang sangat ketergantungan dengan smartphone. Fenomena seperti ini kerap kali kita temui pada kehidupan sehari-hari, khususnya para pemuda. 

Budaya kumpul-kumpul atau bahasa masa kini nya adalah 'nongkrong' sudah membudaya dikalangan pemuda. Muda-mudi senang menghabiskan waktunya dengan berkumpul bersama teman-temannya, namun ternyata gadget yang selalu pemuda bawa kemana-mana ternyata dapat menjadi ancaman. 

Kegiatan kumpul-kumpul yang seharusnya dihabiskan dengan berbincang-bincang, ada saja yang ketika kumpul hanya sibuk dengan gadgetnya. Fenomena phubbing biasanya terjadi karena ada rasa bosan atau merasa tidak nyaman yang muncul ditengah percakapan dengan lawan bicaranya dan mengalihkannya dengan menggunakan gadget. 

Fenomena phubbing saat ini sudah sangat berkembang dimanapun. Phubbing seakan-akan tidak bisa dihilangkan karena gadget akan selalu ada disisi penggunanya. Tentu saja hal itu dapat mengancam para pemuda. 

Kegiatan kumpul-kumpul yang seharusnya dinilai baik karena dapat bertemu dan berinteraksi secara langsung dirusak oleh kehadiran gadget. Seringkali ketika para pemuda 'nongkrong' di caf hal yang paling utama dilakukan adalah update kegiatan tersebut. 

Misalnya saja saa caf tersebut terlihat aesthetic, para pemuda akan langsung mengambil foto sebanyak mungkin dan langsung mengupload ke social media. 

Hal itu juga terjadi ketika makanan dan minuman yang dipesan datang, muda-mudi akan sibuk untuk mengambil foto dan lagi-lagi untuk kepentingan social media. 

Ketika pesanan belum semua datang biasanya ada saja yang menyeletuk untuk tidak dimakan terlebih dahulu sambal menunggu pesanan lain datang untuk difoto kemudian baru boleh dimakan. Lalu ketika sudah selesai memfoto dan mengupload ke social media, tidak jarang gadget tersebut langsung ditaruh dan lanjut mengobrol, namun seringkali penggunaan gadget dilanjutkan sehingga obrolan yang terbangun juga sangat minim.

Memang tidak ada salahnya untuk kita mengabadikan momen yang sedang kita lakukan, namun kerap kali gadget yang digunakan sebagai alat untuk mengabadikan momen tersebut disalahgunakan dan menjadi budaya yang sangat tidak baik. Terkadang ada yang menyadari tidak baiknya budaya tersebut lalu dengan inisiatifnya ada yang meminta untuk mengumpulkan gadget menjadi satu agar bisa saling komunikasi. 

Tapi ternyata hal itu tidak bertahan lama, entah ketika notifikasi pesan atau panggilan masuk yang membuat pemilik gadget tersebut mempunyai kesempatan untuk memainkan gadgetnya dan membuat yang lainnya juga ikut mengambil gadget sehingga obrolan-obrolan yang dibangun menjadi terhenti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun