Mohon tunggu...
Muthya
Muthya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis,membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hafalan dan Pola Makanan

2 Desember 2024   16:13 Diperbarui: 2 Desember 2024   16:28 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sandi, seorang anak berusia sebelas tahun, memiliki cita-cita besar untuk menjadi hafidz Qur'an. Ia tinggal bersama teman-temannya di sebuah pesantren kecil di pinggir kota. Ia menghafal Al-Qur'an di bawah bimbingan Ustad Ilham, seorang guru yang sabar dan bijak, setiap hari. Meskipun dia terkenal rajin dan memiliki suara merdu saat melantunkan ayat-ayat suci, Sandi memiliki kebiasaan buruk, makan terlalu banyak, sering menjadi alasan teguran. Piring Sandi selalu penuh setiap kali makan, dan dia selalu meminta tambahan.

Suatu hari, Gani sahabat Sandi, bertanya kepadanya di ruang makan pesantren, 

"Sandi, kamu tidak merasa kenyang?

"Bukan begitu, aku hanya menyukai makan. Lagipula, ini energi untuk menghafal, kan?" Sandi menjawab sambil tertawa.

Tetapi kebiasaan Sandi mulai mempengaruhi aktivitasnya. Setelah makan, dia sering mengalami kesulitan untuk fokus saat menghafal. Dia sering terlambat menghafal dari teman-temannya, dan itu membuat Ustad Ilham memanggil Sandi untuk berbicara dengannya.

Setelah halaqah selesai, Ustad Ilham berkata, "Sandi, saya perhatikan hafalanmu belakangan ini sering tidak lancar. Apakah kamu tahu kenapa?" 

Sandi menunduk. "Mungkin saya kurang belajar, Ustad." 

Ustad Ilham tersenyum lembut, "Bukan hanya tentang waktu belajar, tetapi juga tentang kebiasaan kamu. Ustad melihat bahwa kamu sering makan terlalu banyak, Kamu mengetahui hadits Nabi yang mengatakan, 

"Tidaklah anak Adam memenuhi wadah yang lebih buruk daripada yang berkeinginan. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap untuk menegakkan punggungnya. Sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk napas (HR. Tirmidzi).   "      

Sandi tetap diam. Ia tidak pernah memikirkan efek kebiasaannya. Ustad Ilham mengatakan 

"bahwa ketika perut terlalu penuh, pikiran menjadi sulit fokus, badan terasa berat, dan hafalan pun tidak mudah masuk. Hati yang bersih dan tubuh yang terjaga diperlukan untuk menghafal Al-Qur'an." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun