Mohon tunggu...
Hasna NurArdiyan
Hasna NurArdiyan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis opini tentang bimbingan dan konseling Islam

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Dampak Fatherless pada Generasi Z: Luka yang Memerlukan Perhatian dan Solusi Bersama

12 Juni 2024   11:26 Diperbarui: 12 Juni 2024   12:16 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Luka yang Memerlukan Perhatian dan Solusi Bersama

Generasi Z, yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, diwarnai dengan fenomena "fatherless" yang cukup memprihatinkan. Ketidakhadiran figur ayah, baik secara fisik maupun emosional, meninggalkan luka mendalam bagi banyak anak, dengan dampak yang kompleks di berbagai aspek kehidupan. 

Dampak Emosional dan Mental:

Kepercayaan diri rendah: Tanpa figur ayah sebagai panutan dan sumber validasi, anak-anak rentan mengalami krisis identitas dan keraguan akan kemampuan diri.

Masalah emosional: Rasa kehilangan, kesepian, dan trauma dapat memicu depresi, kecemasan, hingga kemarahan yang tidak terkontrol.

Kesulitan membangun hubungan: Ketidakmampuan mencontoh pola hubungan yang sehat dari orang tua dapat berakibat pada kesulitan menjalin hubungan yang stabil dan harmonis di masa depan.

Dampak Perilaku dan Sosial:

Perilaku berisiko: Anak-anak tanpa figur ayah lebih rentan terlibat dalam perilaku berisiko seperti penyalahgunaan narkoba, kriminalitas, dan seks bebas.

Masalah akademis: Kurangnya dukungan dan motivasi dari ayah dapat berakibat pada penurunan prestasi belajar dan motivasi dalam pendidikan.

Keterampilan sosial yang lemah: Tanpa bimbingan ayah, anak-anak mungkin mengalami kesulitan dalam bersosialisasi, berkomunikasi, dan menyelesaikan konflik secara konstruktif.

Dampak Ekonomi:

Kemiskinan: Keluarga tanpa ayah lebih berisiko terjerumus dalam kemiskinan, terutama jika ibu tunggal menjadi satu-satunya pencari nafkah.

Ketidaksetaraan peluang: Kurangnya akses terhadap sumber daya dan peluang yang biasa disediakan oleh ayah dapat menghambat kemajuan ekonomi anak di masa depan.

Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Mengatasi dampak fatherless membutuhkan upaya kolektif dari berbagai pihak, termasuk:

Pemerintah: Meningkatkan program dan kebijakan yang mendukung keluarga tunggal, seperti bantuan sosial, pelatihan keterampilan, dan akses pendidikan yang berkualitas.

Masyarakat: Meningkatkan kesadaran tentang pentingnya peran ayah dalam keluarga dan mendorong terbentuknya komunitas yang suportif bagi anak-anak tanpa ayah.

Sekolah:  Menyediakan layanan konseling dan bimbingan belajar yang berfokus pada pengembangan karakter, kepercayaan diri, dan keterampilan sosial anak-anak.

Organisasi non-profit: Mengembangkan program mentoring dan pendampingan bagi anak-anak tanpa ayah, dengan melibatkan figur ayah asuh atau pembimbing laki-laki yang positif.

Keluarga: Meningkatkan komunikasi dan keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak, serta membangun hubungan yang kuat dan suportif antar anggota keluarga.

Menyembuhkan luka fatherless adalah tanggung jawab bersama. Dengan kepedulian dan upaya kolektif, kita dapat membantu Generasi Z bangkit dari keterpurukan dan meraih masa depan yang lebih cerah.

Penting untuk diingat bahwa:

Setiap anak memiliki kebutuhan dan pengalaman yang unik. Dampak fatherless dapat bervariasi tergantung pada berbagai faktor, seperti usia anak, kondisi keluarga, dan dukungan yang tersedia.

 Meskipun fatherless menghadirkan banyak tantangan, banyak anak yang tumbuh dengan tanpa ayah berhasil mencapai kesuksesan dan kebahagiaan dalam hidup.

Dengan dukungan dan intervensi yang tepat, anak-anak tanpa ayah dapat berkembang menjadi individu yang tangguh, mandiri, dan berkontribusi positif bagi masyarakat.

Mari kita bersama-sama membangun lingkungan yang lebih suportif dan penuh kasih sayang bagi semua anak, terlepas dari latar belakang keluarga mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun