Mohon tunggu...
hasna anisah
hasna anisah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang

halo saya Hasna 20 tahun, saya seorang mahasiswa yang sedang mencari pengalaman dengan berbagai kesempatan yang bisa saya coba !

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Tansaksi Gelap Pembuangan Sampah Sembarangan di Rengasdengklok

2 Januari 2023   16:27 Diperbarui: 2 Januari 2023   17:11 1106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rommy Laksono, dosen Fakultas Pertanian Universitas Singaperbangsa Karawang (Dokumentasi pribadi)

Ada bau tak sedap, setiap kali melintasi jalan Bojongkarya 1, Desa Rengasdengklok Selatan, Kabupaten Karawang. Pasalnya di sepanjang jalan ini, sampah-sampah menumpuk hingga membusuk. Sebagian menyasar area persawahan, Sebagian lagi tercecer ke bahu jalan.

Para pengguna jalan disuguhi pemandangan, tumpukan sampah sepanjang hampir 100 meter di pinggir Jl. Bojongkarya I R.Dengklok Sel., Kec. R.Dengklok, Karawang, Jawa Barat. Ironinya sampah-sampah domestik itu sudah bertahun-tahun berdiam di pinggir jalan raya...Pemerintah setempat cenderung abai. Penumpukan sampah yang terus menerus menyebabkan bau tak sedap dan pencemaran lingkungan dan mengganggu masyarakat sekitar.

Salah satu warga Dusun Bojongkarya berinisial SK (51 tahun) mengungkapkan tumpukan sampah kerap kali berterbangan ke sisi jalan dan mengganggu warga dan pengguna jalan. "Saya pribadi merasa terganggu, soalnya tumpukan sampah ini kan merusak pemandangan lingkungan sekitar dan di saat hujan turun jadi menimbulkan aroma yang tak sedap" ujar kepada tim Liputan Investigasi Universitas Singaperbangsa Karawang.

Ketua RT setempat, Nanang mengatakan tumpukan sampah ini telah tertimbun selama lebih dari 1,5 tahun. Ia menyebut kalau pemerintah setempat sempat melakukan pembersihan dan pengangkutan sampah.

Hanya saja, pengangkutan tidak berlangsung secara berkelanjutan, sehingga sampah semakin menumpuk. "Karena (pengangkutan) nggak lanjut, jadinya ya menumpuk lagi sekarang," ujar Nanang kepada Tim Liputan.

Detail lokasi tumpukan sampah (Google Maps)
Detail lokasi tumpukan sampah (Google Maps)

Dari penelusuran Tim Liputan Investigasi Unsika, sampah di jalan Rengasdengklok itu berasal dari warga yang dikumpulkan pemulung. Diduga ada lebih dari satu pemulung yang membuang sampah di bahu jalan Rengasdengklok.

Salah satu pemulung yang enggan disebut namanya mengaku, mengumupulkan sampah dari warga sekitar. Pemulung tersebut mengutip Rp1.000 sampai Rp3.000, tergangtung banyak tidaknya sampah, untuk sekali angkut. Praktik ini dilakukan si Pemulung tadi, hampir setiap hari.

Jika dalam satu hari diperkirakan ada 10 kantong sampah yang diangkut, itu artinya pemulung tersebut bisa mengutip Rp10 ribu hingga Rp30ribu per hari. Kalau si Pemulung keliling ke warga-warga setiap hari kerja, artinya dia bisa memperoleh Rp200ribu sampai Rp600ribu per bulan.

"Saya memang biasa ngangkutin sampah dari orang-orang sini baru nanti saya buang ke bahu jalan. Biasanya per orang ngasih Rp 1.000 sampai Rp 3.000," pengakuan si Pemulung, 17 Desember 2022.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun