‘Iya kek, saya lebih suka mengobati daripada bertarung’, jawab Pinandihita.
‘Tidak apa-apa Pinandihita, keduanya bagus dan bermanfaat untuk dipelajari bagi kehidupan’, jawab Sang Begawan dengan tenang.
‘Pinandihita, mari kita ke dalam goa dimana saya berdiam. Ada beberapa kalimat sastra dan budi pekerti yang perlu saya diperkenalkan padamu’, ajak sang Begawan.
Goa Dara masihlah seperti dahulu dengan pintu yang terletak di ketinggian dibalik air terjun yang deras, begitu sampai dibalik air terjun maka gerombolan burung Dara atau Merpati akan berterbangan. Dengan kata lain amat sangat susah ditemukan oleh orang asing.
Entah kalimat sastra apa yang telah ditanyakan pada Pinandihita namun yang jelas Kakek Begawan itu manggut-manggut tanda setuju. Paling tidak, kakek begawan melihat ada bakat kebaikan dari dalam diri Pinandihita dan itu cukup bagi dirinya untuk menurunkan semua kepandaiannya.
‘Begini Pinandihita, bila dirimu mau….., engkau bisa menyempurnakan olah kanuragan, olah kasusastraan, olah budi pekerti dan pengobatanmu disini bersama saya. Bagaimana…..?’,  sungguh sebuah anugerah yang tidak disangka-sangka oleh Pinandihita, sudah mendapatkan Rajawali Emas, sekarang ditawari menjadi murid.
‘Muridmu yang bodoh ini memberi hormat pada Guru Begawan….’, jawab Pinandihita dengan santun menangkap kesempatan emas yang datang sembari melakukan sembah sujud sebanyak 3 kali. Dan dari semua guru angkatnya, baru kali inilah Pinandihita merasa bahwa Kakek Begawan ini benar-benar gurunya alias bertempat di hatinya. Hatinya merasa damai dan sukarela melakukan apapun yang diminta oleh Kakek Begawan kapan dan dimana saja.
Mulailah Pinandihita tinggal di Goa Dara, dalam kesehariannya dia bermain dengan Rajawali Emas dan keluarganya, mencari akar dan dedaunan untuk belajar ilmu pengobatan, membaca kitab sastra dan budi pekerti yang tersimpan di dalam goa serta melakukan meditasi seperti yang diajarkan oleh Kakek Begawan untuk meningkatkan tenaga dalamnya.
‘Sebagai awal belajar olah kanuragan, kamu berlatihlah di depan dinding goa ini dimana terdapat guratan dasar-dasar sumber semua jenis kanuragan yang ada di negeri ANTAH BERANTAH ini. Jenis kanuragan air, api, tanah, udara dan kayu/logam ada disitu semua. Seiring waktu kamu akan mengetahui sumber kanuragan semua guru-gurumu dan sejauh mana mereka mengembangkannya’, begitu petunjuk pertama kakek Begawan yang langsung dilaksanakan dengan sungguh-sungguh oleh Pinandihita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H