Sambungan dari sekuel sebelumnya...:),
Pertarungan berlangsung seru banget. Jual beli juruspun berlangsung dengan dahsyatnya. Ternyata yang mengeroyok bekas panglima kerajaan antah berantah atau satria gajah sirna yang dibantu oleh satria elang biru bukan gerombolan perampok, tapi ternyata para pendekar yang mempunyai kemampuan rata-rata. entah kenapa mereka mengeroyok satria gajah sirna.
Tidak bisa dipungkiri bahwa kenyataannya pertarungan itu berlangsung alot, para pendekar yang mengeroyok mereka, akhirnya mengeluarkan jurus-jurus andalan mereka. Bagaimanapun juga faktor pengalaman bertarung disini yang menentukan kematangan seorang petarung. Dengan kematangannya satria gajah sirna dan elang biru berlaku sabar dalam meladeni mereka. Hal ini berimbas pada stamina mereka yang tidak cepat terkuras. singkat cerita, akhirnya satu persatu para pengeroyok jatuh tersungkur diterjang kehebatan mereka.
Setelah pertarungan usai, salah seorang pendekar yang menjadi pimpinannya berkata: 'satria gajah sirna, kami mengaku kalah sekarang, tapi jangan senang dulu karena besok-besok kita akan kembali lagi'. Setelah itu mereka semua berkelebat meninggalkan punggung bukit karang getas.
'Selamat datang dan bersua kembali satria elang biru di pemukimanku yang baru ini, dan terima kasih atas bantuanmu tadi', sambut satria gajah sirna.
'Terima kasih paman...., tapi maafkan atas kelancangan saya tadi karena sebenarnya paman sendirian bisa mengatasi para pendekar itu. Ngomong-ngomong, mereka itu sebenarnya siapa paman?', tanya satria elang biru setelah berbasa-basi.
'Mmmmh.....panjang ceritanya, marilah masuk ke dalam goa nyepiku..., tidak jauh dari sini', jawab satria gajah sirna.
'Jadi mereka anak buah raja naga yang bertempat tinggal di pegunungan naga tidur', begitu reaksi satria elang biru yang kaget mendengar cerita satria gajah sirna. untuk mengetahui ihkwal raja naga dan pegunungan naga tidur ini, para pembaca bisa membacanya di sekuel yang berjudul lebun atau sarang naga.
'iya.., mereka semua diutus oleh salah seorang naga yang menghuni pegunungan itu atas perintah raja naga', jawab satria gajah sirna dengan tenang.
'Maksud kedatangan mereka sebenarnya apa paman?', tanya satria elang biru.
'Itulah yang saya tidak habis pikir, mereka datang kesini bukan yang pertama kalinya. Pertama mereka datang dengan baik-baik mengajak saya untuk bergabung dengan para naga yang sudah diberi posisi atau tempat di sana, namun saya tolak dan akhirnya mereka datang dengan memaksa', terang satria gajah sirna.
'Apakah paman tahu, tujuan mereka mengajak para pendekar pilihan bergabung dengan raja naga?', tanya satria elang biru lagi.
'Mungkin ini ada hubungannya dengan masa lalu saya yang tidak puas dengan kehidupan istana, namun ini hanya tebakan saya yang dangkal. selentingan saya mendengar kabar burung, bawa si raja naga mempunyai penerus yang dikenal dengan julukan putra naga. Nah.., dari kabar burung itu saya mengetahui bahwa putra naga ini akan mengikuti sayembara perebutan dewi rempah wangi. Jadi kemungkinan besar ada rencana tersembunyi dengan keikutsertaan putra naga di sayembara itu, namun saya tidak tahu itu apa', papar satria gajah sirna.
'Makin runyam saja ini urusan sayembara dewi rempah wangi, setelah saya kesini saya baru tahu ternyata ada banyak pihak yang berkepentingan untuk memenangkan sayembara ini', kata satria elang biru dengan polosnya.
'Saya pikir begitu, siapa sih yang tidak menginginkan dewi rempah wangi menjadi bagian dari keluarga mereka termasuk si raja naga ini, karena beredar mitos atau kabar di belantara hijau, bahwa putri ini akan menjadi cikal bakal bagi terbentuknya sebuah negeri yang super besar, makmur sentosa dan menyebarkan keharumannya keseluruh penjuru bumi', papar satria gajah sirna.
'Ogh..jadi begitu kabar yang beredar di luar tembok istana atau di rimba belantara kependekaran..., pantas kalau begitu semua pendekar berdatangan dari seluruh penjuru bumi', jawab satria elang biru menimpali.
'Jadi sebenarnya, apa maksud kedatanganmu satria elang biru?', tanya gajah sirna.
Panjang kali lebar kali tinggi satria elang biru menjelaskan latar belakang kedatangannya dan mengapa dia membutuhkan bantuan panglima gajah sirna. Yang mendengarkan hanya bisa terdiam, menarik nafas dan sesekali mendesah.
'Duh..., punggawa wasita, setelah saya mengundurkan diripun dia masih bertingkah begitu. dia sudah kecanduan manisnya kekuasaan tanpa memikirkan akibatnya bagi sekitarnya, keterlaluan sekali mahluk satu itu.....', komentar satria gajah sirna.
'Baiklah satria elang biru, saya akan jelaskan jalur lorong bawah istana demi menyelamatkan keluarga raja radmila sangkara. Karena bagaimanapun saya tetap hormat dan setia padanya', jawab satria gajah sirna.
Satria elang birupun mendengarkan dengan seksama.
'Ada tiga pintu rahasia menuju lorong itu. Yang pertama tepat di bawah dampar atau kursi istana raja. Pintu kedua terletak di ruangan pribadi keluarga sang prabu dan yang ketiga di tengah-tengah taman keputren istana, tersamar di antara gundukan tanah dekat kolam yang ada di taman keputren. Ketiga pintu lorong itu akan bertemu persis di belakang istana kerajaan dan selanjutnya lorong itu akan bermuara di serambi hutan dandaka. Panjang lorong itu, kurang lebih sepekan perjalanan dengan berjalan kaki', terang satria gajah sirna.
'Mmmmh....., bagaimana dengan bekal yang harus di bawa paman?', tanya satria elang biru sambil manggut-manggut mendengar penjelasan bekas panglimanya. Tidak bisa dipungkiri, satria elang biru kagum sekali dengan perencanaan bangunan negeri antah berantah ini. Mereka yang membangun negeri ini sudah memikirkan cara yang lebih dari sekedar cerdas untuk menyelamatkan negeri ini dari kehancuran.
'Jangan khawatir satria elang biru, di sepanjang lorong, sudah tersedia perbekalan lengkap dan juga obor untuk menerangi agar sampai ke hutan dandaka dengan selamat', jawab satria gajah sirna.
Wajah satria elang biru semakin menunjukkan kekagumannya kepada kepintaran para pendahulunya atau perancang bangunan.
'Satu lagi satria elang biru, jangan kau kagum dulu dengan rancangan para pendahulumu, masih ada hal yang menarik di lorong bawah tanah istana itu', kata satria gajah sirna.
'Apa itu paman?', tanya satria elang biru terperangah.
'Ada berbagai macam jebakan yang dipasang di dalam lorong. Hal ini bertujuan memastikan sri baginda dan keluarganya selamat bila mereka terus dikejar musuh sampai lorong bawah tanah itu...., sebenarnya masih ada beberapa rahasia lagi, namun hanya sri baginda yang tahu itu..', papar satria gajah sirna.
Semakin bertambah kagumlah satria elang biru dengan semakin terkuaknya misteri lorong bawah tanah istana. kali ini dia meyakini bahwa rumor yang berkembang selama ini memang benar adanya.
'Paman satria gajah sirna, apakah kedatangan para pendekar yang tadi juga ada hubungannya dengan jalur rahasia ini?', tanya satria elang biru tiba-tiba dan memecah keheningan goa
'Entahlah satria elang biru......, saya tidak berfikir sejauh itu, tapi itu mungkin saja ada....', jawabnya meragu.
Dalam benak satria elang biru kembali bergejolak, bila memang benar kedatangan para pengeroyok untuk itu, maka semakin beratlah tugasnya untuk menyelamatkan sri baginda dan keluarganya. Dia membayangkan akan semakin sulit untuk merencanakan tindakan yang akan diambil oleh patih nirwasita dan sri baginda prabu radmila sankara untuk mengatasi kepentingan pihak-pihak itu. Karena semua pihak itu sama tujuannya yaitu ingin memenangkan sayembara, baik dengan cara yang dan kurang terhormat.
Bersambung dan semoga bermanfaat......:)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H