Selamat Hari Guru. Â
Guru, memang bukan manusia super yang segalanya sempurna, tetapi ia seorang yang berjasa tinggi untuk manusia dan kemanusiaan. Diakui banyak guru yang belum layak sebagai pahlawan, tetapi ikhtiyar dan usaha menjadi guru terbaik telah dilakukan, ia telah memilih mengabdikan dirinya untuk generasi bangsa agar estafet kehidupan ini berjalan dengan baik. Setiap kepemimpinan terus berganti seiring waktu, 10 tahun telah berlalu kepemimpinan Presiden Jokowi, kini memasuki kepemimpinan Presiden Prabowo di lima tahun ke depan, semua yang terlibat dalam kepemimpinan tersebut adalah produk-produk dari pendidikan. mereka dididik oleh para guru yang telah berjuang sepenuh hati, sehingga kita memiliki banyak generasi yang siap memimpin negeri ini sampai beberapa tahun ke depan. Sehingga tidak akan ada yang dapat menggantikan peran dari seorang guru.
Tidak mudah menjadi guru yang diakui sebagai pahlawan oleh bangsa dan negeri ini, Jalaludin al-Rumi pernah menulis dalam puisi sufistiknya bahwa guru sejati adalah guru yang mampu menyalakan api di dalam jiwa muridnya, membantu mereka melihat dunia dengan mata hatinya. Tampaknya sangat sulit untuk mewujudkan guru seperti itu. Tetapi itu hakikat dari seorang guru yang menyadarkan bahwa setiap murid ada jiwa dalam dirinya, yang jiwa itu mampu berpikir, bergerak, bernalar, berperasaan dan senantiasa hidup dalam relung-relung waktu yang tak terbatas. Karena itu, guru bukan hanya membuat anak pandai, tetapi bagaimana jiwa anak didik dapat terus hidup dan berkembang dalam sanubarinya. Dengan jiwa yang terdidik itu, akan mampu memandang dunia dengan mata hatinya. Selamat kepada para guru yang telah mampu membukakan mata hati seorang peserta didik sehingga ia mengenal dunianya dengan baik.
Ibnu Khaldun dalam Kitab Muqaddimah juga pernah menulis bahwa guru sebagai agen perubahan social. Pendidikan yang efektif akan mempengaruhi peradaban dunia, dan guru adalah aktor utama dalam proses ini. Â Tidak mudah merubah Masyarakat ke arah yang lebih baik, perlu perjuangan dan tantangan besar yang dihadapinya, tetapi seorang guru tentunya punya modal kuat untuk menghadapi setiap tantangan, tantangan dari siswa itu sendiri, tantangan dari orang tua, tantangan dari Masyarakat bahkan tantangan dari pemerintah. Oleh karena itu, agar mewujudkan peran guru sebagai agen perubahan social, perlu dukungan dari berbagai pihak baik Masyarakat dan pemerintah.
Setiap orangtua merasakan bahwa tidak mudah mengurus dan mendidik seorang anak, terlebih seorang guru yang setiap hari harus berhadapan dengan banyak anak di dalam kelas, banyak karakter dan sifat para siswa yang sangat beragam. Oleh karena itu, Masyarakat harusnya lebih maklum dengan apapun yang dilakukan oleh para guru. Maklumi kelemahan mereka, maklumi kekurangan dan dan kesulitan mereka dalam setiap mendidik para generasi banga ini. Jangan pernah menghakimi bahkan memfitnah mereka dengan berbagai keburukan. Jika pun ada oknum guru, tapi lihatlah banyak guru-guru lain yang telah sepenuh hati memberikan pengorbanan untuk kebaikan para generasi bangsa ini.
Sebagai seorang guru, tentunya ia paham bahwa profesi yang ditempuhnya bukanlah suatu profesi yang mudah dan tanpa halangan dan rintangan. Mereka sudah memikirkan berbagai konsekwensinya, seperti kenakalan anak-anak didik, ketidakpatuhan mereka, ketidaktanggungjawab mereka, kemalasan mereka dan berbagai hal lainnya di dunia serba teknologi ini. Oleh karena itu, sebagai orangtua atau Masyarakat, perlu mendukung dan memotivasi para guru anak-anak kita agar semangat kinerja mereka terus meningkat. Dukung dengan berbagai hal yang dapat dilakukan. Bantu bersama-sama mereka untuk mendidik anak-anak kita dengan penuh tanggung jawab, tingkatkan komunikasi antara mereka dan jaga hubungan tetap baik dengan mereka. Ingatlah orangtua yang punya tanggung jawab sepenuhnya terhadap anak-anak, jadikan guru sebagai mitra orangtua, partner dan kolaborator yang dapat mensukseskan pendidikan anak-anak kita kepada generasi hebat yang diharapkan oleh bangsa dan negeri ini.
Banyak Guru yang mengabaikan keluarga mereka.Â
Banyak Masyarakat tidak tahu, apa yang sudah dikorbankan oleh para guru kita, mereka telah mengorbankan waktu mereka Bersama keluarga mereka. Anak-anak mereka pun terpaksa dititipkan oleh seseorang yang tidak dikenalnya karena membela tugas dan kewajiban sebagai guru, mereka pun meninggalkan para suami mereka di saat para suami membutuhkan istri mereka, begitu juga guru laki-laki banyak menganggurkan para istri mereka di rumah dengana alasan sibuk di sekolah, banyak urusan di sekolah yang harus diselesaikan, separuh lebih waktu mereka dihabiskan untuk tugas dan tanggung jawab di sekolah. Bahkan kebijakan menuntut mereka untuk hadir setiap waktu meskipun tidak ada jam mengajar. Hari-hari indah Bersama anak dan keluarga para guru kita terbuang sia-sia. Pertumbuhan dan perkembangan anak-anak mereka harus hilang sia-sia hanya karena membela dan memillih tugas dan tanggung jawab mereka di sekolah. lalu, apakah pengorbanan mereka harus sia-siakan dengan kita menghukum para guru, melaporkan dan mempidanakan mereka hanya karena mereka melaksanakan tindakan disiplin kepada para siswa mereka. Bahkan kita (orang tua) terkadang, selalu membela anak-anak kita, di mata kita, anak-anak kita sudah sangat baik dan selalu baik, padahal di sekolah belum tentu.
Banyak guru yang berdiam diri dengan tingkah buruk siswa!Â
Dampak yang membahayakan dalam sistem pendidikan kita, adalah Ketika seorang guru dipidanakan hanya karena mendisiplinkan siswa mereka, maka yang terjadi adalah lebih berbahaya dari itu, ketika seorang guru membiarkan dan tidak mempedulikan anak-anak didik mereka, para guru membiarkan anak-anak tidak masuk kelas, tidak mengerjakan PR, sering telat, sering bolos, sering bergadang, sering berantem, dan sering perkelahian di antara siswa. Jika para guru kita membiarkan keburukan yang dilakukan para siswanya, ini akan tambah memperburuk sistem pendidikan kita. Sebab banyak para guru yang tidak berani mengambil tindakan tegas kepada mereka, yang marah dan emosi bukan hanya para siswa, bisa jadi orangtua ikut-ikut mempidanakan para guru. Sehingga guru lebih mengambil tindakan aman bagi diri mereka. Mereka tidak lagi menjadi guru yang berdedikasi tinggi, mereka cukup melaksakan pembelajaran di sekolah, hadir setiap saat, mau anak didiknya pintar, disiplin, rajin, mereka tidak peduli, bahkan anak didiknya bodoh, sering berkelahi, bolos dan malas sekalipun bukan menjadi urusan mereka lagi. Ini yang berbahaya bagi sistem pendidikan kita.
Oleh karena itu, dalam urusan pendidikan anak-anak kita, percayakan sepenuhnya kepada tindakan yang dilakukan oleh guru dan sekolah, komunikasi secara intensif kepada mereka, ambil tindakan bersama untuk kebaikan anak didik kita, yakinkan kedisiplinan yang ketat dalam urusan pendidikan, jangan terlalu banyak kelonggaran dalam urusan ini. Jika anak-anak didik kita ingin menjadi anak yang berdisiplin tinggi terhadap ilmu dan karakter mereka, pastikan anak dapat belajar dengan nyaman, dapat ilmu bermanfaat, dapat berperilaku yang mulia dan dapat memberikan manfaat besar kepada banyak orang. Itulah hakikat dari keberhasilan pendidikan kita.
Berikan kenyamanan dan ketenangan dalam tugas guru
Jika guru tidak nyaman dan tenang dalam bekerja, maka tidak akan berhasil proses pendidikan anak-anak kita, oleh karena itu, penting memberikan kenyamanan dan ketenangan kepada para guru dalam melaksanakan tugas mereka. Berikan kesempatan yang sebesar-besarnya kepada mereka, berikan kepercayaan yang penuh kepada mereka, dan pastikan kehidupan dan kesejahteraan mereka pun terpenuhi.
Wahai para orangtua, meskipun para guru kita telah mendapatkan gaji dari pemerintah dan sekolah, tetapi setidaknya kita harus siap membantu setiap kesulitan dan kesusahan mereka. Karena untuk memastikan mereka dapat bekerja dengan baik dan sempurna. Sebab mereka tidak akan bekerja dengan baik Ketika ada banyak persoalan-persoalan dalam kehidupan mereka.
Introspeksi untuk para guru!
Terakhir dalam tulisan ini, mari kita para guru mengintrospeksi diri kita, sudah baik kah kita bekerja? sudah pantaskah kita menjadi guru yang digugu dan ditiru? Sudah layakkah kita menjadi kebanggaan anak didik kita? Atau sudah pantaskah kita menjadi partner yang baik dengan para orang tua? Atau sudah baikkah hubungan kita dengan para pimpinan dan teman sejawat kita sesama guru?
Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan tersebut, setidaknya kita mengingatkan Kembali kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi professional dan kompetensi pedagogik atau bahkan  kompetensi leadership dan kompetensi spiritual.
Bapak/ibu guru, kita tidak hanya dituntut oleh para siswa kita untuk menyampaikan ilmu dan caranya dengan baik (kompetensi professional dan pedagogic) tetapi kita dituntut untuk memiliki akhlak/karakter yang baik (kompetensi kepribadian) dan hubungan yang baik dengan sesama guru, pimpinan dan orang tua (kompetensi sosial); kita akan menjadi guru yang dibanggakan karena kita memiliki semua kompetensi tersebut. Oleh karena itu, hilangkan sikap egois dari diri seorang guru, sikap angkuh, sikap riya dan sikap buruk lainnya. Karena itu tidak mencerminkan seorang guru yang memiliki kompetensi kepribadian. Mungkin kita tidak sadar, apakah kita memiliki sifat buruk dalam diri kita? Karena itu, kita harus wujudkan dengan sikap bersosial kita. Hubungan kita dengan para sahabat sesama guru, hubungan baik kita dengan para orang tua siswa. Jika kita dipandang buruk oleh partner kita, maka kita pun menjadi buruk. Oleh karena itu, perbaiki hubungan kita dengan para guru lain, hilangkan kebencian dengan mereka, hilangkan sikap mau menang sendiri, dan hilangkan kesombongan dan keangkuhan. Kemudian tingkatkan Kerjasama antar mereka, tumbuhkan kasih sayang sesama mereka, dan Bersama-sama mereka fokus untuk mendidik dan mensukseskan anak-anak didik kalian dengan penuh suka ria, Bahagia dan suka ria.
Smoga tulisan ini bermanfaat untuk para guru, orang tua, dan peserta didik. Selamat hari guru, selamat untuk para guru, Bahagia selalu untuk para guru, orangtua dan peserta didik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H