Mohon tunggu...
Hasan Syauqi
Hasan Syauqi Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat rasa Psikolog

Semua yang berbau manusia dan otaknya, mari kita bahas!

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Bagaimana Kafein Membuat Anda Ketergantungan

28 Agustus 2024   05:36 Diperbarui: 28 Agustus 2024   09:34 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Demi DeHerrera on Unsplash

Mungkin kita sering mendengar istilah kafein dan menghubungkannya dengan kopi. Mungkin beberapa dari kita mengetahui zat tersebut berada di teh hitam maupun teh hijau. Meskipun sebenarnya kafein bisa berasal dari banyak sumber lain yang tidak kita kira.

Kafein dalam kopi sering kali kita manfaatkan untuk menjaga kita dari rasa kantuk. Hal ini cukup lumrah untuk diandalkan karena pengaruh kafein memang menimbulkan efek demikian. Dalam tubuh kita, kafein membuat peningkatan kinerja otak dan saraf terutama reaksi kimia seperti kortisol dan adrenalin.

Seketika kafein masuk dalam sirkulasi tubuh anda, efek dari kafein ini kemudian membuat anda menjadi lebih fokus, bahkan beberapa orang akan berefek lebih segar. Meskipun dalam dosis yang berlebihan, kafein dapat membuat anda justru lebih cemas dan kesulitan tidur.

Tapi pertanyaannya, berapa besar kafein memberikan pengaruh pada tubuh kita?

Baik, untuk keperluan pembahasan yang tidak terlalu panjang, maka kita akan kerucutkan perihal efek kafein yang membuat kita terjaga dari rasa ngantuk. Serta bagaimana efek samping, yang sering kali kita abaikan, dari kafein yang sering kita gunakan di keseharian.

Pertama yang perlu kita ketahui terlebih dahulu adalah adenosin. Adenosine adalah sebuah neurotransmiter, atau semacam penghubung antar saraf, yang memiliki tugas, salah satunya, penyebab rasa kantuk. Dan setiap dari kita memilikinya dalam otak kita.

Adenosin ini akan mulai bekerja sejak kita bangun tidur. Cara kerjanya sesederhana seperti sedikit demi sedikit memberikan rasa letih, mulai ketika kita bangun tidur di pagi hari sampai seharian kita beraktivitas, sehingga kita akan merasa lelah setelahnya, dan tertidur di malam hari.

Photo by Shane on Unsplash
Photo by Shane on Unsplash
Bagian menariknya, sesaat ketika kita mengonsumsi Kafein, saat itu juga kafein yang beredar dalam tubuh kita dapat memblok adenosin, sehingga tubuh tidak lagi menerima respon atas rasa letih yang diberikan adenosin. Peristiwa ini akan terus berlanjut selama efek kafein masih ada. Hal ini yang membuat kita merasa lebih waspada dan berenergi setelah mengonsumsi kafein.

Pada fase selanjutnya, efek ini tidak bertahan selamanya, karena kafein pada akhirnya tetap melalui proses metabolisme tubuh untuk dibersihkan dari tubuh, dan di sini lah terjadi lonjakan keletihan ekstrem yang dinamakan caffeine crash.

Pada saat kafein memblokir adenosin dari memberikan keletihan kepada tubuh, adenosin bukan berarti berhenti bekerja. Karena selama adenosin disumbat oleh kafein, pada saat yang sama adenosin masih terus-menerus diproduksi dan akhirnya terjadi penumpukan bahkan selama efek kafein masih efektif.

Photo by Brooke Cagle on Unsplash
Photo by Brooke Cagle on Unsplash
Selanjutnya, ketika kafein mulai menghilang dari tubuh kita, adenosin mendadak membanjiri seluruh saraf kita dan menyebabkan perasaan mengantuk, lelah yang intens, kesulitan berkonsentrasi, mudah marah, dan kurang motivasi, yang kemudian peristiwa ini dikenal sebagai caffeine crash.

Meskipun ukuran tiap masing-masing orang akan berbeda, menimbang faktor-faktor seperti jumlah kafein yang dikonsumsi, sensitivitas individu terhadap kafein, dan waktu konsumsi, namun tubuh akan tetap terdapak efek dari kafein terlepas dapat anda rasakan atau tidak.

Tapi masalahnya tidak selesai sampai di situ. Karena ketika kita sedang mengalami caffeine crash, di mana kita mengalami rasa letih dan mengantuk akibat lonjakan adenosin, kita cenderung mengonsumsi kafein lagi untuk menanggulangi keletihan yang luar biasa tersebut.

Akibatnya? Kafein membuat kita tak merasakan keletihan lagi untuk kesekian kalinya. Bahkan ketika akhirnya kita benar-benar butuh istirahat, kita akan istirahat dengan kafein yang masih beredar di seluruh tubuh. Hal ini akan membuat tidur anda tidak lagi berkualitas, sehingga alih-alih bangun pagi anda merasa segar, anda justru merasa keletihan ketika bangun tidur.

Tidak mengherankan, karena mengonsumsi kafein terlalu dekat dengan waktu tidur dapat membuat lebih sulit untuk tertidur dan mengurangi kualitas tidur. Para ahli menyarankan untuk menghindari kafein beberapa jam sebelum tidur dan membatasi asupan harian kafein.

Photo by Candice Picard on Unsplash
Photo by Candice Picard on Unsplash
Jika anda penasaran bagaimana kafein menyebabkan ketergantungan, jawabannya terletak pada kecenderugan untuk menutupi keletihan dengan mengonsumsi kafein secara berulang-ulang sepanjang hari, dan apabila kecenderungan ini dilakukan kembali keesokan harinya, maka pada saat itulah tubuh anda akan berkegantungan terhadap kafein.

Dan ketika jumlah kafein harian tidak lagi dapat berpengaruh terhadap tubuh anda karena resistensi tubuh terhadap kafein, maka kebanyakan dari kita akan menaikan level penggunaan kafein hariannya. Ini lah yang kemudian membuat kita semakin terjerat pada ketergantungan kafein.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun