Mohon tunggu...
Hasan Alauddin Robbani
Hasan Alauddin Robbani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Bahasa & Sastra Arab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Mempunyai hobi yangh menggeluarkan keringat akan tetapi terkadang mager

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pelanggaran Kepercayaan dan Nilai Islam oleh Pejabat Negara dan Cara Menjauhkan Perilaku Dzolim

18 Juli 2024   16:16 Diperbarui: 18 Juli 2024   16:39 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 Dalam Islam dzolim adalah suatu sifat atau perlakuan yang harus dihindari dan dzolim berarti yaitu tidak menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya yang artinya secara sederhana tidak adil dan kejam, dan dalam KBBI dzolim/zalim adalah tidak memiliki belas kasih. Dengan artian seorang individu atau kelompok yang menyakiti perasaan orang lain secara lahir maupun batin. 

 Sifat dzolim ini adalah sifat tercela yang sangat di benci Allah SWT, oleh karena itu umat muslim harus menjauhi sifat dzolim ini untuk kebaikannya baik di dunia amupun di akhirat kelak.

 Pada masa ini perilaku dzolim sangat marak. Banyak perbuatan dzolim baik dari kalangan warga biasa hingga pejabat negara, salah satu contohnya tentang korupsi dana haji tahun 2016 yang melibatkan yaitu mantan Menteri agama Suryadhama Ali yang merugikan negara sebesar Rp. 27.283.090.068,--. Tentu hal ini sangat memprihatinkan kita.

Perbuatan korupsi yang  dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab bahkan melibatkan pejabat negara menyebabkan  rusaknya kepercayaan Masyarakat terhadap  institusi yang mengurus dana haji. Lebih jauh lagi juga perbuatan itu juga membuat nama islam dan nilai-nilai islam menjadi rusak dimata para penduduk Indonesia baik itu yang muslim dan non-muslim. Padahal perbuatan yang sangat dzolim ini dilakukan oleh perbuatan manusia itu sendiri bukan karena agamanya. Agama tidak mungkin mengajarakan perilaku dzolim karena pada arti agama sendiri iyalah suatu sistem yang mengatur kepercayaan serta peribadatan terhadap tuhan.

Seperti pada contoh dalam surat Al-Alaq 6-8 :


كَلَّا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَيَطْغَىٰ

أَنْ رَآهُ اسْتَغْنَىٰ

إِنَّ إِلَىٰ رَبِّكَ الرُّجْعَىٰ


Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas,

Karena dia melihat dirinya serba cukup.

Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kembali(mu).

Dan juga pula dalam surat Asy Syuara ayat 42 :

انَّمَا السَّبِيْلُ عَلَى الَّذِيْنَ يَظْلِمُوْنَ النَّاسَ وَيَبْغُوْنَ فِى الْاَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّۗ اُولٰۤىِٕكَ لَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ

Sesungguhnya alasan (untuk menyalahkan) itu hanya ada pada orang-orang yang menganiaya manusia dan melampaui batas di bumi tanpa hak (alasan yang benar). Mereka itu mendapat siksa yang sangat pedih.

Dari ayat-ayat di atas sudah sangat menjelaskan bahwa dalam agama Islam sama sekali tidak dijelaskan untuk umat muslim berperilaku dzolim bahkan para orang-orang yang berbuat dzolim akan disiksa di akhirat kelak nanti. Apabila ada orang yang berperilaku dzolim, patut dipertanyakan kepercayaan dia terhadap tuhannya, maka dari  itu bagaimana kita supaya menjauhi perbuatan-perbuatan dzolim.

 Beberapa langkah yang dapat di upayakan untuk menjauhi perbuatan dzolim:

  • Meningkatkan Pengetahuan Agama : 

Kenapa meningkatkan agama menjadi suatu cara untuk menghindari perbuatan dzolim, karena dengan kita meningkatkan atau memahami agama secara lebih dalam dengan baik dapat membantu kita untuk mengenali perbuatan yang baik dan buruk dan menghindari perbuatan-perbuatan yang dzolim. Contohnya mengikuti kajian-kajian, membaca kitab suci, berdiskusi dengan ulama dan lain banyak hal baik untuk meningkatkan ilmu terhadap agama.

  • Meminta Perlindungan Allah SWT :

Untuk melakukan segala sesuatu tidak lupa harus diawali dengan berdoa' kepada Allah SWT untuk diberi perlindungan dari perbuatan dzolim, untuk diberi kekuatan dalam menghadapi godaan setan dan memohon ampunan atas kesalahan yang telah dilakukan.

Contoh :

اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُبِكَ مِنْ شَرِّمَا عَمِلْتُ، وَمِنْ شَرِّمَالَـمْ أَعْمَلْ

Artinya : "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari keburukan apa yang telah aku kerjakan dan dari keburukan apa yang belum aku kerjakan." (HR.Muslim [4/2085] no. 2716).

  • Instropeksi Diri :

Hal ini banyak dilupakan orang karena mereka merasa diri selalu benar ketika melakukan perbuatan dzolim, padahal itu bisa merugikan diri sendiri bahkan orang lain. Karenanya instropeksi diri sangat penting untuk dilakukan untuk merenungkan apa saja perbuatan yang telah dilakukan dan berusaha memperbaiki diri agar tidak mengulangi kesalahan yang sama.

  • Berkumpul dengan Orang-orang Baik dan Shaleh :

Hal ini juga sangat membantu untuk menghindari perbuatan dzolim, karena bergaul dengan orang shaleh dapat memberikan pengaruh-pengaruh positif dan mengingatkan kita untuk selalu berbuat baik. Sunan Bonang menyebutkan obat hati ada lima dan yang ketiga disebutkan dalam syairnya "Kaping telu wong kang sholeh kumpulono" yang artinya yang ketiga berkumpulah dengan orang shaleh karena itu bisa menjadi jalan agar Allah senantiasa  mencukupi kekosongan hati hambaNya.

 

  • Meningkatkan Rasa Empati dan Rasa Kepedulian :

Memiliki rasa empati dan kepedulian terhadap sesama dan sekitar, akan membuat kita memikirkan dampak perbuatan yang kita lakukan terhadap orang lain dan membuat kita juga selalu berusaha untuk tidak menyakiti orang lain dan merugikannya. Seperti contoh dalam surat Al-Hud ayat 18 :

أَلاَ لَعْنَةُ اللّهِ عَلَى الظَّالِمِينَ

 Artinya, "Ingatlah, laknat Allah (ditimpakan) kepada orang yang zalim."

Dari ayat di atas sudah jelas untuk kita tidak melakukan perbuatan dzolim karena itu dapat merugikan kita sendiri dan orang lain juga, dan para orang yang berbuat dzolim akan ditimpakan laknat oleh Allah SWT. Maka memohon ampun lah dan bertobat supaya tidak ditimpakan azab oleh Allah SWT.

  • Mengendalikan Emosi : 

Hal yang juga penting untuk kita dalam menghindari perbuatan dzolim ialah mengendalikan emosi atau amarah. Karena sering kali pemicu seseorang berbuat dzolim ialah amarah atau dendam contoh didalam konteks korupsi ini bisa jadi karena awalnya dia diremehkan karena hartanya sedikit atau mobilnya tidak berkelas dan akhirnya dicaci maki. Kemudian dia dendam dan terobsesi untuk mempunyai mobil lebih dari itu, lalu ketika dia mempunyai jabatan yang menggiurkan dia berperilaku dzolim atau korupsi yang akhirnya merugikan negara dan masyarakat yang lain. Maka dari itu kita harus bersikap atau melatih diri kita untuk bersabar dan bijaksana dalam menghadapi masalah.

  • Menjalankan Kewajiban atau Ketetapan dengan Adil :

Menjalankan atau melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab adalah suatu yang begitu berat karna kita harus berperilaku adil, baik itu dalam keluarga, pekerjaan, maupun dalam kehidupan dalam Masyarakat sekitar.

لَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِالْبَيِّنَاتِ وَأَنْزَلْنَا مَعَهُمُ الْكِتَابَ وَالْمِيزَانَ لِيَقُومَ النَّاسُ بِالْقِسْطِ

"Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka al-Kitab dan mizan (neraca, keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan."  al-Hadid ayat 25

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. an-Nahl ayat 90

Dari ayat-ayat di atas menjelaskan bahwa berperilaku adil itu amat berat. Maka dari itu jauhilah atau hindari sikap pilih kasih dan ketidakadilan.

  • Meminta atau Mencari Nasihat dan Petunjuk :

Salah satu yang penting yaitu meminta nasihat dari orang yang berpengalaman atau orang bisa memberi arah kepada jalan kebajikan dan kebijaksan dalam suatu hal seperti yang terkandung dalam hadist Nabi SAW :

 

Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,"Kewajiban seorang muslim atas muslim yang lain ada enam." Lalu ada yang bertanya,"Apa itu ya Rasulullah." Maka beliau menjawab, "Apabila kamu bertemu dengannya maka ucapkanlah salam kepadanya, apabila dia mengundangmu maka penuhilah undangannya, apabila dia meminta nasehat kepadamu maka berilah nasehat kepadanya, apabila dia bersin lalu memuji Allah maka doakanlah dia dengan bacaan yarhamukallah, apabila dia sakit maka jenguklah dia, dan apabila dia meninggal maka iringilah jenazahnya." (HR. Muslim)

Sebagai sesama muslim wajib untuk saling menasehati dalam kebajikan dan beramal sholeh.

Dengan mengikuti cara-cara di atas Insya Allah kita dapat menjauhi perbuatan-perbuatan dzolim dan hidup lebih baik dan sesuai dengan ajaran-ajaran agama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun