Mohon tunggu...
Money

Indonesia Tanpa Pengangguran

13 September 2016   19:48 Diperbarui: 13 September 2016   19:56 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pengangguran di Indonesia sangat banyak sekali, karena jika dilihat dari sisi positifnya Indonesia adalah negara yang paling kaya akan keberadaan alamnya dibandingkan dengan negara-negara maju di Dunia, tapi apakah Indonesia akan tumbuh menjadi negara maju?, jawabannya adalah sangat mungkin itu terjadi, karena Indonesia sangat dipenuhi dengan kekayaan Alam yang melimpah, sehingga apabila digunakan dengan sebaik-baiknya akan menghasilkan keuntungan yang sangat besar. Indonesia yang berpenduduk sekitar 250 juta jiwa, membuat pemerintah kebingungan dalam menccptakan lapangan kerja baru, sehingga merekapun yang pendidikannya dibilang tinggi terkadang tidak bekerja (pengangguran).  Didalam Al-Qur’an QS. Al-mu’minun ayat 115 disebutkan

اَفَحَسِبْتُمْ اَنَّمَا خَلَقْنَكُمْ عَبَثُا وَاَنَّكُمْ اِلَيْنَا لاَتُرْجَعُوْن

Artinya: Apakah kamu menyangka bahwa itu semua kami jadikan dengan sia-sia, dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami ?

Kata عبثا yang berarti sia-sia ini menerangkan bahwa Allah menciptakan alam semesta di Dunia ini, untuk melakukan hal-hal yang bermanfa’at yang sesuai dengan syari’at islam tanpa sia-sia, sehingga dapat menjadikan orang tersebut menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa. Ada dalil juga yang menerangkan bahwa manusia itu harus merubah dirinya dengan lebih baik lagi yaitu

اِنَّ اللهَ لاَ يُغَيِّرُوْا مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوْا مَا بِأَنْفُسِهِمِ

Artinya: sesungguhnya Allah tidak akan merubah suatu kaum, sampai mereka berubah dengan sendirinya.

Dari pengertian dari ayat tersebut manusia diciptakan oleh Allah bukan untuk bermain-main, tetapi mereka disuruh untuk melakukan hal-hal yang positif bagi mereka, bila mereka tetap dalam keadaan yang buruk, maka Allah tidak akan merubah keadaan mereka, sehingga mereka sendiri yang merubahnya. Penafisiran ayat tersebut adalah bahwa Allah itu mengerti bahwa manusia melakukan hal-hal yang baik atau buruk, dalam ayat ini sebenarnya Allah tujukan kepada kaum yang lalai dalam mencari rezeki, karena kebanyakan dari mereka yang lupa akan keadaan dunia, maka dia akan lupa akan hidupnya, sehingga mereka tidak bekerja, mereka mengira bahwa Allah-lah yang akan memberikan rezeki baginya, tetapi sebenarnya Allah berfirman dalam ayat ini untuk mengingatkan kepada manusia, bahwa hidup di Dunia ini harus seimbang antara urusan Dunia dan urusan akhirat.

Melihat fenomena pengangguran-pengangguran di pelosok Indonesia, ada 2 faktor yang mungkin terjadi oleh masyarakat Indonesia, yaitu Faktor Eksternal dan Faktor Internal. Adapun faktor Internalnya antara lain:

  • Pendidikan

Indonesia mempunyai beberapa tingkatan dalam mengenyam pendidikan, diantaranya SD, SMP, SMA, dan Perguruan tinggi. Pada tahun 2008, pemerintah telah menetapkan bahwa jalannya pendidikan di Indonesia itu harus ditempuh selama 9 tahun, yaitu sampai jenjang SMA. Pada tahap Pendidikan ini sangatlah mungkin jika Indonesia dapat mengurangi angka pengangguran, tapi jika peraturan-peraturan saja yang diterapkan oleh pemerintah, tanpa memperhatikan proses yang terjadi, maka hal tersebut akan percuma.  Banyak Dalil yang menerangkan wajibnya bagi sesorang mencari ilmu antara lain :

طلب العلم فريضة على كل مسلم ومسلمة, اطلبوا العلم من المهد الى اللحد dan lain sebagainya

Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan itu sangat penting untuk mengurangi resiko pengangguran yang ada di Indonesia, sehingga dapat bersaing dengan negara-negara lain di kancah internasional. Sebenarnya di indonesia ini telah banyak melahirkan putra-putri Indonesia yang berprestasi dan bersaing di tingkat Internasional, tetapi hal itu tidak cukup tanpa adanya dukungan dari pemerintah dan negara.

  •  Adat dan Budaya

Dalam Adat dan budaya sekarang sudah lahir zaman Globalisasi atau zaman Modern, sehingga ada beberapa yang sepakat dan tidak sepakat dengan lahirnya zaman yang penuh dengan tekhnologi ini, mereka berpendapat bahwa orang yang maju akan lupa dengan zaman nenek moyang yang membesarkan kita, sehingga mereka berpandangan tidak usah ikut-ikut dalam zaman modern ini, contoh real yang terjadi di masyarakat sekarang ialah tentang pendidikan yang ada di pesantren mereka berpendapat bahwa pendidikan formal yang ada di sekolah-sekolah Negeri maupun swasta tidak akan membawa mereka lebih dekat kepada Allah, dan semua pelajaran yang ada di pendidikan formal itu tidak sesuai dengan ajaran islam, sehingga mereka tidak berani menyekolahkan putra-putri mereka ke Pendidikan formal yang notabennya pendidikan yang telah sesuai menurut undang-undang, bukan maksud untuk menyalahkan mereka yang berpendapat demikian, tetapi alangkah baiknya jika mereka dapat menyeimbangkan antara keduanya dengan pendidikan formal dan pendidikan salaf

  • Pemikiran Masyarakat yang rendah

Banyak kita temui di kalangan masyarakat, terutama masyarakat yang acuh tidak acuh dan tingkat pemikirannya sangat relatif minim, mereka beranggapan bahwa negara ini apa kata atasan (Pemerintah), tetapi sebenarnya faktor yang paling utama dalam mengatasi resiko pengangguran adalah diri mereka sendiri, sehingga mereka merasa tidak bersalah dengan mundurnya perekonomian negara terutama didalam sektor pengangguran.

Itulah beberapa faktor internal yang dihadapi oleh masyarakat dalam menyikapi banyaknya angka pengangguran yang ada di Indonesia ini.

Adapun faktor eksternalnya antara lain:

  • Kurangnya Lapangan Pekerjaan

Pada tahun ini angka pengangguran di indonesia mencapai 300 ribu orang, sehingga total keseluruhan pengangguran di Indonesia mencapai 7,45 Juta orang, sehingga jika dikalkulasikan Indonesia  mencatat angka pengangguran terbesar di Asia Tenggara, faktor yang paling utama dalam pengangguran ini adalah kurangnya lapangan pekerjaan, sehingga mereka meskipun lulusan S1 pun belum tentu diterima untuk bekerja. Bapak Wakil Presiden RI Jusuf Kalla mengatakan bahwa “tatalah niat awal kalian dalam mencari ilmu, karena percuma bila seseorang hanya mencari ilmu untuk pekerjaan, maka orang tersebut akan rugi “. Kata-kata Wapres ini sangat logis sekali, karena beliau melihat keadaan rakyat di Indonesia yang semakin tahun angka pengangguran semakin bertambah.

Sektor pertanian masih menjadi pokok paling banyak dalam menentukan pekerjaan, kedua adalah di sektor perdagangan, ketiga adalah jasa masyarakat, keempat adalah Industri manufaktur, keempat sektor ini adalah sektor yang paling dominan didalam mengatasi penurunan angka pengangguran. Pada tahun 80-an di Zaman Orde Baru semasa kepemimipinan Soeharto banyak menciptakan lapangan pekerjaan, sehingga dengan begitu akan mengurangi angka pengangguran nasional.

  • Lemahnya Pendapatan Negara

Faktor ini adalah faktor kedua yang paling penting setelah lapangan pekerjaan, karena dengan lemahnya pendapatan negara akan mempengaruhi merosotnya moral ekonomi di Indonesia, sekarang Indonesia banyak dihantui oleh Maling Berdasi, mereka tidak bertanggung jawab dan semena-mena dalam mengambil uang negara, sehingga faktor ini dapat membuat lemahnya pendapatan negara, oleh karena itu, para Koruptur-Koruptor kelas kakap yang masih hidup, itu harus dimusnahkan, agar Indonesia tidak termasuk negara yang menghasilkan koruptor terbanyak, karena menurut sepengetahuan saya bahwa indonesia itu temasuk negara yang paling banyak koruptornya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun