Mohon tunggu...
Money

Indonesia Tanpa Pengangguran

13 September 2016   19:48 Diperbarui: 13 September 2016   19:56 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Dalam Adat dan budaya sekarang sudah lahir zaman Globalisasi atau zaman Modern, sehingga ada beberapa yang sepakat dan tidak sepakat dengan lahirnya zaman yang penuh dengan tekhnologi ini, mereka berpendapat bahwa orang yang maju akan lupa dengan zaman nenek moyang yang membesarkan kita, sehingga mereka berpandangan tidak usah ikut-ikut dalam zaman modern ini, contoh real yang terjadi di masyarakat sekarang ialah tentang pendidikan yang ada di pesantren mereka berpendapat bahwa pendidikan formal yang ada di sekolah-sekolah Negeri maupun swasta tidak akan membawa mereka lebih dekat kepada Allah, dan semua pelajaran yang ada di pendidikan formal itu tidak sesuai dengan ajaran islam, sehingga mereka tidak berani menyekolahkan putra-putri mereka ke Pendidikan formal yang notabennya pendidikan yang telah sesuai menurut undang-undang, bukan maksud untuk menyalahkan mereka yang berpendapat demikian, tetapi alangkah baiknya jika mereka dapat menyeimbangkan antara keduanya dengan pendidikan formal dan pendidikan salaf

  • Pemikiran Masyarakat yang rendah

Banyak kita temui di kalangan masyarakat, terutama masyarakat yang acuh tidak acuh dan tingkat pemikirannya sangat relatif minim, mereka beranggapan bahwa negara ini apa kata atasan (Pemerintah), tetapi sebenarnya faktor yang paling utama dalam mengatasi resiko pengangguran adalah diri mereka sendiri, sehingga mereka merasa tidak bersalah dengan mundurnya perekonomian negara terutama didalam sektor pengangguran.

Itulah beberapa faktor internal yang dihadapi oleh masyarakat dalam menyikapi banyaknya angka pengangguran yang ada di Indonesia ini.

Adapun faktor eksternalnya antara lain:

  • Kurangnya Lapangan Pekerjaan

Pada tahun ini angka pengangguran di indonesia mencapai 300 ribu orang, sehingga total keseluruhan pengangguran di Indonesia mencapai 7,45 Juta orang, sehingga jika dikalkulasikan Indonesia  mencatat angka pengangguran terbesar di Asia Tenggara, faktor yang paling utama dalam pengangguran ini adalah kurangnya lapangan pekerjaan, sehingga mereka meskipun lulusan S1 pun belum tentu diterima untuk bekerja. Bapak Wakil Presiden RI Jusuf Kalla mengatakan bahwa “tatalah niat awal kalian dalam mencari ilmu, karena percuma bila seseorang hanya mencari ilmu untuk pekerjaan, maka orang tersebut akan rugi “. Kata-kata Wapres ini sangat logis sekali, karena beliau melihat keadaan rakyat di Indonesia yang semakin tahun angka pengangguran semakin bertambah.

Sektor pertanian masih menjadi pokok paling banyak dalam menentukan pekerjaan, kedua adalah di sektor perdagangan, ketiga adalah jasa masyarakat, keempat adalah Industri manufaktur, keempat sektor ini adalah sektor yang paling dominan didalam mengatasi penurunan angka pengangguran. Pada tahun 80-an di Zaman Orde Baru semasa kepemimipinan Soeharto banyak menciptakan lapangan pekerjaan, sehingga dengan begitu akan mengurangi angka pengangguran nasional.

  • Lemahnya Pendapatan Negara

Faktor ini adalah faktor kedua yang paling penting setelah lapangan pekerjaan, karena dengan lemahnya pendapatan negara akan mempengaruhi merosotnya moral ekonomi di Indonesia, sekarang Indonesia banyak dihantui oleh Maling Berdasi, mereka tidak bertanggung jawab dan semena-mena dalam mengambil uang negara, sehingga faktor ini dapat membuat lemahnya pendapatan negara, oleh karena itu, para Koruptur-Koruptor kelas kakap yang masih hidup, itu harus dimusnahkan, agar Indonesia tidak termasuk negara yang menghasilkan koruptor terbanyak, karena menurut sepengetahuan saya bahwa indonesia itu temasuk negara yang paling banyak koruptornya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun