Mohon tunggu...
Hasan Buche
Hasan Buche Mohon Tunggu... Guru - Diam Bukan Pilihan

Selama takdiam jalan akan ditemukan

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Guru Gokil

26 September 2020   20:27 Diperbarui: 26 September 2020   20:29 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang guru Bahasa Indonesia, pak Edo namanya, seorang guru yang agak-agak 'melambai'; gemulai, latah, lemah jantung, dan dengan ukuran paha dan bokong yang 'wow' sedang menjelaskan meteri perkembangan sastra di Indonesia. Untuk lebih memperjelas dan mudah dipahami peserta didik, dia membuatkan bagan di whitebord.

Saat itulah si murid iseng, nakal, dan bengal, Deni, namanya, timbul kreativitas 'gendheng'nya. Ia menjepretkan karet yang sudah ditempelkan kertas yang direkat dengan permen karet ke bokong si guru. Di kertas itu tertulis: "Bisa gak, Pak, kalo lagi nulis bokongnya calm aja, gak goyang-goyang kayak cingcaw?"

Sang guru lembut lemah gemulai itu hanya sedikit kaget dengan sentuhan suatu benda pada bokongnya yang fantastis itu, namun tidak merespon secara reaktif-negatif. Dia berhenti menulis. Tersenyum manja. Dan dengan tenang ia menarik kertas yang menempel di bokongnya itu. Melirik kemayu tulisan pada kertas dengan santai dan membacannya dengan dengan lembut dalam hati. Kelembutan itu terlihat di ekspresinya. Seluruh peserta didik menahan nafas. Menanti dengan cemas, apa yang akan terjadi selanjutnya.

Sejurus kemudian, guru tersebut beringsut ke whitebord satunya yang masih bersih dari coretan-coretan dan menulis cepat dengan huruf-huruf sangat besar, "Justru Bapak sedang kursus goyang ngebor sama Mbak Inul." Kemudian menambahkan dengan melukis emoticon wajah yang sedang senyum sambil menutup mulut dan tulisan tambahan di sampingnya, 'Hixhixhix...!' di sampingnya. Dan dengan gerakan kilat namun halus, ia membalikkan badannya, menghadap ke arah peserta didiknya sambil berseru, "Taraaa..." lantang sekali.

Sontak saja meledak dan pecahlah seluruh isi kelas di penuhi gelak tawa murid-murid.

Entah bagaimana caranya, ledakan tawa yang kacau balau itu,  dapat melemparkan tubuh sang guru dengan ringan, seperti kapas yang melayang, ke atas meja yang telah bergeser ke tengah kelas bagian depan. Persis di depan whitebord. Fantastisnya lagi, yang berdiri di atas meja itu ternyata bukanlah sang guru Edo, tapi adalah sosok Sharukh Khan. Yang ada di sekelilingnya bukan lagi peserta didiknya, melainkan para penari latar. Kelas pun bukan lagi kelas, melainkan sebuah taman yang dipenuhi pohon dan eneka bunga warna-warni. Di seluruh sudut taman, menggema lagu berirama Hindustan yang sangat populer seantero jagat hiburan dan sangat familiar, Kuch-Kuch Hota Hai.

Tum paasse aye, Tum paasse aye
Yun Muskurayee, Tum nena jane kya
Sapne de khaye, Aabto mera dil
Jaane ka sota hai, Kya karoon haye Kuch kuch hota hai
.......................

Semua bergembira, bernyanyi, dan menari. Suasana sangat meriah, penuh bunga-bunga berjatuhan dan bertabur-tebaran. Suasana makin tidak terkendali saat sosok Shahrukh Khan yang berdiri di atas bukit, tiba-tiba melepaskan bajunya, memutar-mutar, dan melemparkannya ke tengah keramaian orang di taman. Dilanjutkan dengan melepaskan kaos dalamnya dan kembali melemparkannya.

Shahrukh Khan seperti sedang melakukan tarian striptis. Di temani Kajol yang tiba-tiba muncul dari balik bukit, dan langsung melingkar di tubuh Shahrukh Khan. Menciumi leher, menatap mata Shakhruk Khan dengan birahi yang bergelora serta menggeliat manja di pelukan Shahrukh Khan yang kokoh.

Semua orang jadi histeria. Berlari ke arah Shahrukh Khan. Memburu ingin merangkul, mendekap, memeluk, dan menciumnya. Shahrukh Khan tidak berdaya. Kepalanya kunang-kunang. Pandangannya nanar. Gelap. Tidak mendengar dan melihat apa pun lagi.

Baru kemudian setelah beberapa lama, Shahrukh Khan dapat merasakan tubuhnya seperti ada yang mengguncang-guncang serta samar-samar dia seperti mendengar suara, "Pak, Pak, bangun, Pak! Bangun, Pak!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun