Mohon tunggu...
Hasanatul Fitria
Hasanatul Fitria Mohon Tunggu... Model - Mahasiswi

Menuntut ilmu

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Review Buku "Menuju Pemikiran Filsafat"

10 Februari 2020   14:00 Diperbarui: 10 Februari 2020   15:01 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bab yang kelima membahas mengenai metafisikan. Pada bab ini, penulis menyertakan beberapa pengertian tentang metafisika oleh para ahli. Metafisika berasal dari bahasa Yunani ta meta ta physika yang secara bahasa diartikan sesudah fisika. Metafisika adalah cabang filsafat yang membahas persoalan yang ada sebagai sesuatu yang ada. Sebagai pembahasan yang sangat mendasar mengenai metafisika, metfisika menjadi sebuah permasalahan yang mendapatt perhatian di kalangan para filsuf.

 

Metafisika berfungsi sebagai ilmu untuk memahami hakikat suatu kenyataan dan sebagai dasar dari dasarnya sebuah ilmu. Metafisika dibagi menjadi dua yakni metafisika umum dan metafisika khusus. Meskipun pembahasan dalam metafisika mutakhir sangat banyak, dalam pembahasan ini hanya dibatasi pada dua hal tentag permaasalahan pokok metafisika, yaitu yang terkait dengan persoalan kuantitas realitas dan yang terkait dengan persoallan kualitas realitas. Yang pertama memunculkn aliran monism, pluralism, dan hierari wujud. Sedangkan yang kedua memunculkan aliran idealisme, materialism, dan dualisme.

 

Bab selanjutnya membahas tentang epistimologi. Seperti halnya bab-bab sebelumnya, pembahasan pada bab ini diawali dengan pengertian. Secara bahasa, epistimologi berasal dari bahasa Yunani episteme yang berarti pengetahuan, dan logos yang berarti ilmu atau pikiran. Apabila disimpulkan, epistimologi berarti kata, pikiran, percakapan tentang pengetahuan atau ilmu pengetahuan.

 

Pada bab ini terdapat beberapa hal penting yang dapat kita cermati tentang epistimologi. Pertama, epistimologi berkenaan dengan sifat pengetahuan, kemungkinan, cakupan, dan dasar-dasar pengetahuan. Kedua, epistimologi membahas tentang reliabilitas pengetahuan. Lalu yang ketiga epistimologi melakukan penelusuran tentang sumber, struktur, metode, dan kebenaran pengetahuan. Nama epistimologi dapat juga disebut dengan kriteriologi, kritika pengetahuan, gnoseologia, dan logika material.

 

Epistimologi membahas beberapa persoalan penting seperti objek pengetahuan manusia, sumber pengetahuan manusia, klasifikasi pengetahuan, hingga kadar pengetahuan manusia. Berbicara mengenai objek pengetahuan manusia, dapat dibedakan menjadi objek yang epiris, ideal, dan transenden. Sumber pengetahuan manusia pada bab ini disebutkan ada empat macam, yakni pengalaman inderawi, rasio atau akal, intuisi atau hati, dan kabar shadiq atau wahyu. Pembagian pengetahuan dibedakan dalam banyak pendekatan diantaranya adalah dari cara memperolehnya yang dibagi menjadi dua, hushuli dan hudluri. Pembagian pengetahuan kedua yakni dari kepentingannya, yakni dominative, deskriptif, dan emansipatoris. Terkait dengan kadar pengetahuan dapat dibedakan menjadi mutlak, nisbi, dan relative.

 

Pada bab terakhir, buku ini membahas mengenai aksiologi. Aksiologi berasal dari bahas Yunani Axios yang berarti nilai dan logos yang berarti ilmu, pengetahuan, penalaran, atau teori. Aksiologi secara bahasa dapat dipahami dengan teori tentang nilai atau rasionalitas nilai. Sedang secara istilah, aksiologi dapat dipahami sebagai cabang filsafat yang memahas persoalan nilai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun