Mohon tunggu...
Haryo WB
Haryo WB Mohon Tunggu... Penulis - Sinau Bareng
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis merangsang refleksi, jadi jika kamu tidak bisa mereflesikan sesuatu untuk ditulis, tetaplah mencoba untuk menulis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Urut Kacang Soal Kapal Tanker MT Horse

15 Desember 2021   22:40 Diperbarui: 18 Desember 2021   17:05 859
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejumlah bukti menunjukkan keterlibatan  Ghassem Saberi Gilchalan dalam operasi intelijen pembebasan Kapal tanker MT Horse. Masih menggelitik bagi saya, seberapa pentingkah pembebasan kapal tanker berbendera Iran, MT Horse ini hingga melibatkan sebuah operasi intelijen?

Saya berusaha urut kacang.

Kapal milik perusahaan tanker terbesar di Timur Tengah ini  ditahan oleh aparat Badan Keamanan Laut atau penjaga pantai Indonesia. Kapal MT Horse mengangkut dua juta barel minyak mentah milik National Iranian Tanker Company (saat itu) berada di Pelabuhan Batu Ampar, Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Tiga hari sebelumnya, kapal super tanker berbendera Iran dengan bobot 163.660 GT ini tertangkap basah melanggar kedalautan Indonesia di perairan Pontianak, Kalimantan Selatan. MT Horse sedang memasok minyak mentah (ship to ship) secara ilegal ke super tanker MT Freya yang terdaftar di Panama dan dikelola perusahaan logistik asal Shanghai, Cina.

Lokasi tangkap tangan kapal asing didapati berada di sekitar Selat Sunda, dekat dengan Natuna dan Laut Cina Selatan. MT Freya bertolak dari Pelabuhan Bayuquan, Kota Yingkou, Provinsi Lioning pada 6 Januari 2021, menurut situs web pelacak vessel Marine Traffic. Sebelum dipergoki menerima minyak mentah dari kapal Iran di perairan Pontianak pada Minggu (24/1/2021), MT Freya terlihat di lepas pantai Singapura. MT Freya terlihat di lepas pantai Singapura. Dalam transfer minyak sebagian tumpah ke perairan sekitar tanker melego jangkar, menjadikannya sebagai pelanggaran lingkungan.

Kapal tanker MT Freya menurut Reuters dikelola oleh Shanghai Future Ship Management Co di bawah perusahaan bernama Shanghai Chengda Ship Management. Operator kapal dan pernyataan pemerintah Cina menguatkan dugaan keterlibatan ABK Cina dalam transaksi minyak ilegal kendati kapal berbendera Panama.

Pencarian oleh Reuters pada direktori perusahaan China menunjukkan bahwa alamat kantor terdaftar Shanghai Future Ship Management Co berada di bawah perusahaan lain bernama Shanghai Chengda Ship Management. Perusahaan itu juga belum memberikan keterangan terkait insiden ini.  

Berdasarkan rilis Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI mengamankan dua kapal berjenis motor tanker (MT) yang diduga melakukan transfer bahan bakar minyak (BBM) ilegal di perairan Pontianak, Minggu (24/1/2021). Saat melaksanakan patroli, pukul 05.30 WIB KN Marore-322 mendeteksi kontak radar diam dengan indikasi AIS dimatikan pada baringan 260 jarak 17NM posisi 00 02' U - 107 37' T. Guna memastikan Komandan KN Marore-322 memerintahkan untuk bergerak mendekati kontak dengan kecepatan 16 knot.

Pada pukul 06.00 WIB KN Marore-322 mendeteksi secara visual terdapat 2 kapal berjenis MT yang sedang melaksanakan ship to ship diduga melakukan transfer BBM illegal dan dengan sengaja menutup nama lambung kapal dengan kain untuk mengelabuhi aparat penegak hukum Indonesia.

Kemudian, KN Marore-322 melakukan kontak radio channel 16 untuk menanyakan perihal keberadaannya di perairan Pontianak. Tidak ada Respons dari kedua kapal berjenis MT tersebut sehingga menambah kecurigaan KN Marore-322.

Menindaklanjuti kecurigaannya, Komandan KN Marore-322 Letkol Bakamla Yuli Eko Prihartanto menghubungi Direktur Operasi Laut Laksma Bakamla Suwito, S.E., M.Si (Han) dan mendapatkan perintah untuk melaksanakan pemeriksaan serta penggeledahan.

Hasil dari pemeriksaan awal, diketahui bahwa dua kapal tanker tersebut bernama MT Horse berbendera Iran dan MT Frea berbendera Panama. Dugaan awal, kedua kapal tanker melanggar hak lintas transit pada ALKI I dengan keluar dari batas 25NM ALKI melakukan lego jangkar di luar ALKI, melaksanakan ship to ship transfer BBM illegal, tidak mengibarkan bendera kebangsaan, AIS dimatikan serta MT Frea melaksanakan oil spiling.

Badan Keamanan Laut (Bakamla) mengakui menahan 36 anak buah kapal (ABK) berkebangsaan Iran dan 25 ABK berkebangsaan China terkait penangkapan Kapal MT Horse dan Kapal MT Freya.  Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, membenarkan bahwa ada 25 warga negara China yang berada di dalam kapal yang ditangkap Bakamla. Namun, dia tidak merinci apakah seluruh ABK China itu hanya berada di satu kapal atau terpisah. "Kedutaan besar kami sudah menyampaikan hal itu kepada Indonesia. Kami meminta mereka mengklarifikasi tentang kondisi para pelaut China secepatnya, dan memberi kabar secara formal," kata Zhao, seperti dilansir Reuters.

Bahkan, penyitaan yang dilakukan  Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI memicu sentimen global karena Iran berada dalam tekanan pemerintah Amerika Serikat terkait pembatasan sanksi dagang. Namun, penangkapan ini dipastikan bukan atas permintaan Amerika Serikat. Terkait penyitaan ini, seorang juru bicara Kedutaan AS di Jakarta kepada Reuters mendukung langkah pemerintah Indonesia menegakkan transparansi di laut. Pemerintah Amerika Serikat juga mendukung Indonesia untuk memastikan standar keselamatan dan kepatuhan lingkungan lewat penegakan sistem pelacakan sesuai standar internasional. 

Kementerian luar negeri Iran sempat meremehkan penyitaan itu, dengan mengatakan insiden penahanan itu sekadar "masalah teknis" dan tidak jarang terjadi dalam pengiriman. Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif lalu berkunjung ke Indonesia pada April dan bertemu dengan pejabat senior, termasuk Presiden Joko Widodo. Usai pertemuan, kedua pihak tidak menyinggung soal kapal MT Horse. Mereka hanya berbicara tentang meningkatkan hubungan bilateral dan menentang sanksi sepihak Amerika Serikat terhadap Iran.

Pemerintah Indonesia melepaskan kapal tanker MT Horse milik Iran beserta awaknya yang disita bulan Januari 2021. Perusahaan Tanker Nasional Iran mengatakan pembebasan kapal ini terjadi setelah pengadilan selesai dan upaya diplomasi yang dilakukan pemerintah Iran.

"Meski mengalami banyak kesulitan dan jauh dari keluarga, personel MT Horse yang profesional dan berkomitmen tetap teguh dalam membela kepentingan nasional dan menjaga arus ekspor minyak dan turunannya," kata perusahaan pelat merah itu dalam pernyataan resminya dikutip dari Al Jazeera, Ahad, 30 Mei 2021.

Menurut pernyataan itu, Kapal MT Horse sekarang telah melanjutkan misinya di wilayah tersebut dan akan kembali ke perairan Iran setelah menyelesaikannya.

Iran disebut menjual minyak ke China melalui pasar gelap menggunakan "armada hantu" untuk mendanai program nuklir rahasianya. Berdasarkan laporan The Mail on Sunday, negara itu menggandakan armadanya yang berlayar di bawah bendera negara lain menjadi 123 pada tahun lalu dan membiarkan China menyelundupkan hingga satu juta barel minyak per hari.

Pakar intelijen memperingatkan bahwa armada yang diperluas menunjukkan Iran meningkatkan pengembangan kemampuan nuklirnya meskipun ada pembatasan internasional.

"Armada hantu" tersebut menggunakan serangkaian teknik untuk menghindari sanksi saat berlayar di perairan internasional dengan kargo ilegal, termasuk mendaftarkan kapal di negara kecil tanpa kemampuan untuk memantau kapal tanker yang mengibarkan bendera mereka.

Kapal-kapal Iran juga disebut melakukan spoofing atau manipulasi GPS yang melaporkan posisi kapal sehingga tampak berada di tempat lain ketika berlabuh tanpa terdeteksi di area terlarang.

Citra satelit yang diberikan kepada The Mail on Sunday menunjukkan kapal-kapal armada ilegal yang diduga melakukan spoofing bulan lalu itu bepergian dengan yang lainnya untuk memuat minyak ke kapal-kapal China di Laut China Selatan.

Kapal juga menggunakan 'flag hopping' untuk mengalihkan pendaftaran mereka antar negara dan menutupi identitas mereka.

Iran sering dituduh mengarahkan kapal tankernya untuk mematikan sistem pelacakan mereka untuk menyembunyikan tujuan ekspor minyak mereka dan menghindari sanksi Amerika Serikat.  Diketahui, Iran telah menjual minyak di pasar gelap sejak mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menjatuhkan sanksi pada 2018. 

Hal ini merupakan pelanggaran serius yakni mematikan transpoder sehingga kapal hilang dari radar. Sesuai aturan internasional dan Indonesia, setiap kapal asing yang melintas wajib menghidupkan sistem pelacakan demi keselamatan dan transparansi. Automatic identification system (AIS) dapat diakses publik dan negara. Kapal yang mematikan transpoder dicurigai melakukan tindakan ilegal. 

Mengutip The Washington Post, Iran, unable to sell oil, stores it on tankers, 13 Mei 2012. Dalam upaya menghindari sanksi internasional, Iran secara rutin mematikan sistem pelacakan satelit kapal tanker minyaknya, Para pejabat Amerika Serikat dan pakar industri menggambarkannya sebagai permainan kucing dan tikus dengan pemerintah Barat yang berusaha menegakan sanksi terhadap ekspor Iran, kata laporan tersebut. Taktik tidak biasa tersebut dimulai sejak awal April dan diberlakukan di seperempat armada kapal tanker Iran, menurut Badan Energi Internasional (IEA) yang memantau praktek tersebut, kata koran tersebut.  

Langkah yang merupakan pelanggaran hukum maritim itu hanya sedikit efektif dalam menyembunyikan kapal tanker saat mereka mengarungi lautan untuk mencari pelabuhan dan pembeli, kata koran tersebut. The Washington Post menekankan posisi genting Iran yang menghadapi pembatasan ketat oleh Barat terhadap industri minyaknya.

Mungkin disinilah peran Ghassem Saberi Gilchalan, siapa yang diuntungkan?

Sejak pendidikan dasar hingga menjejakkan kaki di dunia pendidikan tinggi, pemikiran strategis tentang eksistensi Indonesia begitu kuat di kepala kita. Mulai dari soal letak geografis, kekayaan sumber daya alam, potensi jumlah penduduk yang besar, latar belakang kebesaran sejarah masa lalu kerajaan nusantara, sejarah perjuangan nasionalisme Indonesia, kekuatan faktor Islam, sampai kepemimpinan regional kawasan, semua itu membangkitkan sebuah keyakinan tentang Indonesia yang kuat.

Tetapi dibalik sejumlah potensi kekuatan Indonesia, tersimpan keyakinan umum tentang adanya ancaman asing yang tidak menghendaki Indonesia kuat. Siapakah si asing tersebut?

Apakah generalisasi kepentingan asing yang mengobok-obok Indonesia adalah valid? 

Tentu saja perlu introspeksi diri tentang pemahaman ancaman asing. Ketidakpercayaan kepada negara Barat, khususnya Amerika Serikat dan Inggris sudah beberapa kali terbukti dengan kejadian-kejadian politik domestik yang menyakitkan. Apa yang telah terjadi selama 76 tahun ini adalah terjadinya pertemuan kepentingan dari situasi domestik Indonesia dengan unsur-unsur asing yang memanfaatkan keadaan dan kebodohan kita untuk mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya. Asing tersebut tidak terbatas pada negara Barat, tetapi juga Jepang, China, Australia dan negara-negara tetangga. Hal itu sebenarnya wajar karena setiap negara tentunya bersandar pada kepentingan nasionalnya yang diperjuangkan secara optimal yang seringkali harus menekan kepentingan negara lain. Dengan kata lain konflik, kompetisi, perebutan eksploitasi kekayaan alam, tipu-menipu diplomasi, serta berbagai operasi intelijen tidaklah terhindarkan. Akan sangat naif apabila kita bertindak bodoh dengan memasrahkan diri pada kebaikan negara asing, tidak ada makan siang yang gratis begitu kata pendahulu pejuang kemerdekaan Indonesia dahulu.

Kepentingan asing ada dan akan selalu ada.

Pekerjaan besar yang harus terus dikembangkan adalah grand strategi intelijen dalam menghadapi operasi intelijen asing di Indonesia. Pada masa lalu kita mampu mengungkap sejumlah operasi intelijen yang dilakukan kelompok komunis maupun liberal, sehingga kita cukup disegani. Hal itu bisa terjadi karena kita cukup cerdik memanfaatkan situasi perang dingin. Jika sekarang dengan situasi global yang begitu dinamis maka diperlukan sebuah konstruksi organisasi dan human intelligent yang handal. Selain itu sinergi intelijen sipil dan militer juga harus ditata dalam sebuah pola hubungan yang seimbang dan saling mengisi dan bukan saling menghantam. Konsentrasi pada persoalaan terkini dan yang paling mengancam juga harus ditekankan guna mempertajam perkiraan keadaan yang harus diantisipasi dengan kebijakan yang tepat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun