Mohon tunggu...
Haryo WB
Haryo WB Mohon Tunggu... Penulis - Sinau Bareng
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis merangsang refleksi, jadi jika kamu tidak bisa mereflesikan sesuatu untuk ditulis, tetaplah mencoba untuk menulis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Urut Kacang Soal Kapal Tanker MT Horse

15 Desember 2021   22:40 Diperbarui: 18 Desember 2021   17:05 859
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Badan Keamanan Laut (Bakamla) mengakui menahan 36 anak buah kapal (ABK) berkebangsaan Iran dan 25 ABK berkebangsaan China terkait penangkapan Kapal MT Horse dan Kapal MT Freya.  Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, membenarkan bahwa ada 25 warga negara China yang berada di dalam kapal yang ditangkap Bakamla. Namun, dia tidak merinci apakah seluruh ABK China itu hanya berada di satu kapal atau terpisah. "Kedutaan besar kami sudah menyampaikan hal itu kepada Indonesia. Kami meminta mereka mengklarifikasi tentang kondisi para pelaut China secepatnya, dan memberi kabar secara formal," kata Zhao, seperti dilansir Reuters.

Bahkan, penyitaan yang dilakukan  Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI memicu sentimen global karena Iran berada dalam tekanan pemerintah Amerika Serikat terkait pembatasan sanksi dagang. Namun, penangkapan ini dipastikan bukan atas permintaan Amerika Serikat. Terkait penyitaan ini, seorang juru bicara Kedutaan AS di Jakarta kepada Reuters mendukung langkah pemerintah Indonesia menegakkan transparansi di laut. Pemerintah Amerika Serikat juga mendukung Indonesia untuk memastikan standar keselamatan dan kepatuhan lingkungan lewat penegakan sistem pelacakan sesuai standar internasional. 

Kementerian luar negeri Iran sempat meremehkan penyitaan itu, dengan mengatakan insiden penahanan itu sekadar "masalah teknis" dan tidak jarang terjadi dalam pengiriman. Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif lalu berkunjung ke Indonesia pada April dan bertemu dengan pejabat senior, termasuk Presiden Joko Widodo. Usai pertemuan, kedua pihak tidak menyinggung soal kapal MT Horse. Mereka hanya berbicara tentang meningkatkan hubungan bilateral dan menentang sanksi sepihak Amerika Serikat terhadap Iran.

Pemerintah Indonesia melepaskan kapal tanker MT Horse milik Iran beserta awaknya yang disita bulan Januari 2021. Perusahaan Tanker Nasional Iran mengatakan pembebasan kapal ini terjadi setelah pengadilan selesai dan upaya diplomasi yang dilakukan pemerintah Iran.

"Meski mengalami banyak kesulitan dan jauh dari keluarga, personel MT Horse yang profesional dan berkomitmen tetap teguh dalam membela kepentingan nasional dan menjaga arus ekspor minyak dan turunannya," kata perusahaan pelat merah itu dalam pernyataan resminya dikutip dari Al Jazeera, Ahad, 30 Mei 2021.

Menurut pernyataan itu, Kapal MT Horse sekarang telah melanjutkan misinya di wilayah tersebut dan akan kembali ke perairan Iran setelah menyelesaikannya.

Iran disebut menjual minyak ke China melalui pasar gelap menggunakan "armada hantu" untuk mendanai program nuklir rahasianya. Berdasarkan laporan The Mail on Sunday, negara itu menggandakan armadanya yang berlayar di bawah bendera negara lain menjadi 123 pada tahun lalu dan membiarkan China menyelundupkan hingga satu juta barel minyak per hari.

Pakar intelijen memperingatkan bahwa armada yang diperluas menunjukkan Iran meningkatkan pengembangan kemampuan nuklirnya meskipun ada pembatasan internasional.

"Armada hantu" tersebut menggunakan serangkaian teknik untuk menghindari sanksi saat berlayar di perairan internasional dengan kargo ilegal, termasuk mendaftarkan kapal di negara kecil tanpa kemampuan untuk memantau kapal tanker yang mengibarkan bendera mereka.

Kapal-kapal Iran juga disebut melakukan spoofing atau manipulasi GPS yang melaporkan posisi kapal sehingga tampak berada di tempat lain ketika berlabuh tanpa terdeteksi di area terlarang.

Citra satelit yang diberikan kepada The Mail on Sunday menunjukkan kapal-kapal armada ilegal yang diduga melakukan spoofing bulan lalu itu bepergian dengan yang lainnya untuk memuat minyak ke kapal-kapal China di Laut China Selatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun