Terbongkarnya manipulasi WHO terkait virus H5N1 yang kemudian dilawan oleh Menteri Kesehatan Dr. Siti Fadilah Supari pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono memperkuat bukti adannya penetrasi politik yang dilakukan intelijen Amerika Serikat di bidang kesehatan.
Dalam buku tersebut dipaparkan, pada tahun 2007 di Gedung Laboratorium Mikrobiologi, berlokasi di jalan Percetakan Negara 29 Jakarta Pusat milik Departemen Kesehatan terjadi ledakan dan ditemukan Nitrogen cair dan CO2. Di komplek gedung tersebut berkantor The Naval Medical Research Unit 2 (NAMRU-2) yang merupakan Unit-2 Penelitian Medis Angkatan Laut Amerika Serikat, sebuah badan yang mempelajari berbagai jenis penyakit di negara tropis.
Berdasarkan hasil investigasi GFI, sejak akhir 2006 hingga awal 2007 Â jatuh korban sekitar 25 orang meninggal dunia akibat virus yang tak dikenal dan merupakan hasil eksperimen biologis tertutup yang dikerjakan NAMRU-2. Anehnya insiden yang terjadi sepi dari pemberitaan media massa. Ternyata fakta lain yang cukup mencengang terungkap, NAMRU-2 melakukan penelitian aplikasi militer antara lain pembuatan senjata bio-terorisme, sejenis Weafon of Mass Destrction (WMD) kategori khusus senjata biologis.
Terakhir, dari edaran Departemen Luar Negeri AS, diakses pada Rabu (8/12), piramida adalah perlambang kekuatan dan ketahanan. Annuit Coeptis artinya '(Dia) Yang Menyetujui Usaha Kita'. Siapa yang menyetujui? Sang Maha Pemelihara yang disimbolkan dalam mata satu. Dokumen Departemen Luar Negeri AS itu menulis 'Yang Menyetujui Usaha Kita' sebagai 'Dia' dalam tanda kurung dimaknai sebagai Tuhan. Moto Novus Ordo Seclorum artinya 'Tatanan Zaman Baru', maksudnya adalah era baru sesudah kemerdekaan 1776.
Apa makna yang tersembunyi di balik teks narasi Novus Ordo Seclorum tersebut? Adakah kolerasinya dengan pandemi Covid-19 yang telah menciptakan kegelapan global dan kematian massal dalam sejarah peradaban umat manusia di abad 21?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI