Mohon tunggu...
Haryanti Sinaga
Haryanti Sinaga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi semester 5 FKM UINSU

Mahasiswi fkm UINSU

Selanjutnya

Tutup

Indonesia Sehat

Tips untuk Moms dalam Memberi Mpasi pada si kecil

6 November 2022   14:13 Diperbarui: 9 November 2022   18:23 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ASI saja sebenarnya sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan kehidupannya. Namun, saat bayi berusia 6 bulan, kebutuhan energi dan nutrisinya meningkat sehingga ASI tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan bayi. Sebab, sejak bayi menginjak usia 6 bulan, mereka membutuhkan makanan pendamping yang biasa disebut dengan MPASI.

Jika Moms memberi MPASI terlalu lambat, maka sangat berisiko menghambat pertumbuhan bayi, lo. Selain itu, hal tersebut juga bisa menyebabkan kekurangan zat besi, menghambat fungsi oromotor, serta membuat bayi Moms sering ngiler dan kesulitan mengunyah. Selain risiko pemberian MPASI pada anak yang terlalu lambat, Moms juga perlu mengetahui risiko lain dari pemberian MPASI yang terlalu cepat. Risikonya tersebut adalah dapat menyebabkan diare atau sembelit, meningkatkan risiko obesitas dan meningkatkan risiko alergi makanan.

Mungkin Moms pernah melihat ada bayi yang diberikan MPASI di usia 4 atau 5 bulan, kan? Apakah hal tersebut berbahaya, ya? Ternyata, MPASI ideal diberikan di usia 6 bulan. Jika si kecil sudah menunjukkan tanda-tanda siap untuk mendapat MPASI, maka dokter bisa saja merekomendasikan untuk diberikan lebih dini. MPASI paling cepat bisa diberikan saat bayi berusia 4 bulan dengan catatan Moms harus konsultasi dan mendapatkan rekomendasi dari dokter dulu.

Apa aja, sih, tanda si kecil sudah siap untuk diberikan MPASI?

1. Bayi sudah bisa duduk dengan leher tegak dan bisa mengangkat kepalanya sendiri tanpa memerlukan bantuan.

2. Bayi terlihat sudah tertarik dengan makanan dan berusaha meraih makanan yang ada di hadapannya.

3. Bayi seperti tidak pernah merasa kenyang, masih gelisah meskipun sudah langsung diberikan ASI dan tertarik dengan apa yang Anda makan.

Ada yang mengatakan,nih, jika bayi harus diberikan menu tunggal di awal masa MPASI untuk mendeteksi adanya alergi atau tidak. Apakah hal tersebut benar? Faktanya, hal tersebut tidak benar, ya, Moms. WHO dan IDAI tidak pernah mengeluarkan rekomendasi menu tunggal. WHO dan IDAI hanya menyebutkan bahwa sejak awal MPASI bayi harus diberikan makanan beragam yang mengandung karbohidrat, protein hewani, lemak, vitamin dan mineral.

MPASI instan tidak kalah baiknya dengan MPASI buatan sendiri. MPASI instan dibuat berdasarkan standar keamanan Lembaga Kesehatan Dunia (WHO). MPASI instan mengandung zat pengawet yang aman untuk digunakan bayi. Jadi, Moms tidak perlu khawatir lagi, ya. 

Dalam hal gizi, MPASI instan umumnya sudah ditambahkan mikronutrisi seperti zat besi, seng, vitamin dan mineral. Sehingga, MPASI instan sudah mengandung gizi lengkap yang dapat memenuhi kebutuhan bayi. Namun demikian, MPASI buatan sendiri tetap menjadi pilihan utama dengan diselingi dengan pemberian MPASI instan.

Ada beberapa rekomendasi tekstur pemberian MPASI, nih, Moms. Apa saja itu?

1. Di usia 6 sampai 8 bulan, teksturnya mulai dari bubur kental dan makanan lumat. Frekuensi pemberiannya adalah 2-3 kali setiap hari, 1-2 kali selingan dapat diberikan pada bayi dan jumlah untuk setiap kali makan yaitu mulai dari 2-3 sendok makan setiap kali makan serta tingkatkan bertahap hingga1/2 mangkok berukuran 250 ml (125ml).

2. Usia 9 sampai 11 bulan, tekstur MPASI-nya harus minced atau makanan yang dicincang halus dan makanan yang dapat dipegang bayi. Frekuensi pemberiannya yaitu 3-4 kali setiap hari dan 1-2 kali selingan juga bisa diberikan dengan jumlah setiap kali makan yaitu - mangkok ukuran 250 ml (125-200 ml).

3. Usia 12-23 bulan, tekstur makanannya seperti makanan keluarga. Frekuensi pemberiannya 3-4 kali setiap hari dan 1-2 kali selingan. Untuk jumlah setiap kali makan nya yaitu -1 mangkok ukuran 250 ml. 

4. Jika si kesil sudah tidak mendapatkan ASI lagi, maka tekstur MPASI-nya sesuai dengan kelompok usia si kecil. Untuk frekuensi nya sesuai dengan kelompok usia dan menambahkan makn ekstra 1-2 kali selingan dan jumlah setiap kali makan yaitu sesuai dengan kelompok umur juga, serta menambahkan 1-2 susu perhari (250ml dari 2-3 kali air putih, kuah sayur, dsb.

Selain hal tersebut di atas, ada hal lain yang perlu Moms ketahui tentang MPASI. Pertama, telur, ikan, daging dan ayam harus diberikan dalam keadaan benar-benar matang. Kedua, pemberian jus buah tidak disarankan jika si kecil berusia di bawah 1 tahun. Ketiga, madu bisa diberikan jika si bayi berusia 1 tahun. Terakhir, Moms bisa menambahkan sedikit garam dan gula agar si kecil lahap dan tidak mengonsumsi makanan yang hambar. Terakhir, menjaga kebersihan makanan, tangan dan peralatan makanan si bayi tidak kalah penting, ya, Moms.

REFERENSI

Amperaningsih, Y., Sari, S. A., & Perdana, A. A. (2018). Pola Pemberian MP-ASI pada Balita Usia 6-24 Bulan. Jurnal Kesehatan, 9(2), 310. https://doi.org/10.26630/jk.v9i2.757

Kemenkes RI. (2020). Praktik menyusui dan pemberian MPASI pada masa pandemi covid-19. In Kemenkes RI. https://gizi.kemkes.go.id/katalog/paparan-menyusui-dan-mp-asi.pdf

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/351/pentingnya-dan-tahap-pemberian-mpasi-pada-bayi

https://promkes.kemkes.go.id/?p=8929

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Indonesia Sehat Selengkapnya
Lihat Indonesia Sehat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun