Mohon tunggu...
Haryani Kusuma
Haryani Kusuma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya akan mulai menulis.....

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Menyelami Dunia Campuran Zat (Kimia Larutan)

1 Juni 2024   10:42 Diperbarui: 1 Juni 2024   10:55 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Larutan: Konsep dan Sifat-sifat

Larutan adalah campuran homogen dari dua atau lebih zat, terdiri dari zat terlarut (solute) dan pelarut (solvent). Konsentrasi larutan mencerminkan komposisi zat terlarut dan pelarut, dengan proses pencampurannya disebut pelarutan atau solvasi. Larutan dalam air atau aqueous yang kita kenal yakni larutan yang menggunakan air sebagai pelarut. Larutan dapat berupa pekat atau encer tergantung pada kuantitas dan sifat fisik zat terlarut dan pelarutnya. Larutan dapat berbentuk padat, cair, atau gas, tergantung pada komposisi zat terlarut dan pelarutnya.

Berbagai sifat larutan kimia meliputi:

  • Homogenitas, Larutan adalah campuran homogen tanpa endapan, berbeda dengan suspensi.
  • Ukuran Partikel, Partikel dalam larutan sangat kecil, tidak terlihat dengan mata telanjang.
  • Komposisi, Tidak ada perbedaan antara pelarut dan zat terlarut; jumlah yang lebih besar dianggap sebagai pelarut.
  • Pemisahan, Komponen larutan tidak dapat dipisahkan dengan penyaringan karena larutan sudah homogen.
  • Sifat Koligatif, Sifat larutan tergantung pada jumlah partikel.
  • Sifat Aditif, Sifat larutan bergantung pada jumlah total atom atau komponen.
  • Sifat Konstitutif, Larutan memiliki sifat yang sama dengan atom yang membentuk molekulnya.

Larutan dapat berupa cair, padat, atau gas, dan dapat dikelompokkan berdasarkan berbagai kriteria, termasuk fase pelarut dan terlarutnya serta tingkat kejenuhan. Larutan juga dapat dibagi berdasarkan kemampuan mereka menghantarkan listrik menjadi elektrolit atau non-elektrolit.

Konsep Asam-Basa

Air murni biasanya netral, tetapi ketika terkontaminasi dengan zat tertentu, dapat memiliki karakteristik asam, basa, atau netral. Larutan asam terasa asam, larutan basa terasa basa, sementara larutan netral tidak memiliki rasa khusus. Konsep asam-basa telah dijelaskan melalui beberapa teori, termasuk Teori Arrhenius, Teori Brnsted-Lowry, dan Teori Lewis.

Menurut Teori Arrhenius, asam melepaskan ion hidrogen (H+) dalam larutan, sementara basa melepaskan ion hidroksida (OH-). Teori Brnsted-Lowry memperluas konsep ini dengan mempertimbangkan pertukaran proton antara asam dan basa. Sementara Teori Lewis melibatkan pertukaran pasangan elektron antara asam dan basa, mempertimbangkan perilaku elektron dalam struktur molekul. Konsep asam-basa sangat penting dalam berbagai bidang, termasuk kimia, biologi, dan lingkungan.

Konsep pH

pH digunakan untuk menentukan tingkat keasaman atau kebasaan suatu larutan. Skala pH berkisar dari 0 hingga 14, dengan nilai 7 menunjukkan larutan netral, nilai di bawah 7 menunjukkan larutan asam, dan nilai di atas 7 menunjukkan larutan basa. Pengukuran pH dapat dilakukan menggunakan berbagai metode, termasuk kertas lakmus, kertas pH universal, pH-meter, dan indikator alami.

pH ditemukan sebagai cara kuantitatif untuk mengukur keasaman larutan, dengan nilai pH bergantung pada konsentrasi ion hidrogen (H+) dalam larutan tersebut. Berbagai aplikasi pH mencakup bidang kesehatan, industri, pertanian, dan lingkungan.

Hidrolisis Garam

Ketika kita mendengar kata "garam", kita sering kali terbayang kristal putih di atas meja makan. Namun, tahukah Anda bahwa garam juga memiliki peran penting dalam kimia larutan? Ini terkait erat dengan sebuah proses yang disebut hidrolisis garam.

Apa itu Hidrolisis Garam?

Hidrolisis garam adalah reaksi kimia di mana garam terurai menjadi asam dan basa (atau konstituen asam dan basa lainnya) ketika dilarutkan dalam air. Yang menarik, proses ini terjadi karena air bereaksi dengan garam, menghasilkan ion hidrogen (H+) dan ion hidroksida (OH-). Hasil dari reaksi ini akan menentukan sifat larutan yang dihasilkan, apakah bersifat asam, basa, atau netral.

Peran Sifat Garam dalam Hidrolisis

Sifat-sifat garam memainkan peran penting dalam menentukan apakah garam tersebut akan mengalami hidrolisis atau tidak. Misalnya, garam yang berasal dari asam dan basa kuat cenderung tidak mengalami hidrolisis, sehingga larutan yang dihasilkan bersifat netral. Namun, jika garam berasal dari asam lemah dan basa kuat, atau sebaliknya, sebagian garam dapat mengalami hidrolisis, mengubah sifat larutan menjadi asam atau basa.

Manfaat Hidrolisis Garam dalam Kehidupan Sehari-hari

Hidrolisis garam memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari pemutih pakaian hingga penangkap kebakaran. Misalnya, dalam pemutih pakaian, garam yang dihasilkan dari reaksi antara asam lemah dan basa kuat memiliki sifat basa yang digunakan untuk memutihkan pakaian. Begitu pula dengan penjernihan air, di mana garam yang dihasilkan dari reaksi antara asam lemah dan basa lemah membantu dalam proses penjernihan air minum.

Larutan Penyangga

Selain hidrolisis garam, kita juga memiliki apa yang disebut larutan penyangga, yang berperan dalam mempertahankan stabilitas pH dalam larutan. Larutan penyangga terdiri dari campuran asam lemah dan basa konjugasinya, atau campuran basa lemah dengan asam konjugasinya. Ketika sedikit asam atau basa ditambahkan ke dalam larutan penyangga, pH-nya tetap stabil karena adanya mekanisme penyerapan atau pelepasan ion H+ atau OH-.

Terdapat beberapa jenis larutan penyangga, yang dibedakan berdasarkan sifat dan komponennya. Mulai dari larutan asam lemah dengan garam basa konjugasinya hingga campuran asam lemah dengan basa lemah, setiap jenis larutan penyangga memiliki kegunaan dan aplikasi yang berbeda dalam kimia dan biologi.

Prinsip kerja larutan penyangga didasarkan pada keseimbangan asam-basa. Ketika larutan penyangga terbentuk, terjadi keseimbangan antara asam lemah dan basa konjugasinya. Ketika asam atau basa ditambahkan ke larutan penyangga, reaksi penyangga terjadi, meminimalkan perubahan pH larutan.

Pemahaman yang mendalam tentang larutan, konsep asam-basa, dan pH memungkinkan kita untuk menerapkan pengetahuan tersebut dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Dua konsep penting dalam kimia larutan yang memengaruhi sifat dan stabilitas larutan adalah hidrolisis garam dan larutan penyangga. Dengan memahami kedua konsep ini secara lebih mendalam, kita dapat menghargai kompleksitas kimia di balik berbagai sifat yang kita temui setiap hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun