ISBN : 9789799108951
Novel mengisahkan tentang perjuangan Syeikh Subakir yang berkali-kali memohon izin pada Sabda Palon untuk meminjamkan tanah Jawanya. Syukur, permohonan Subakir disetujui pada kali keempat ia memohon. Dalam perjanjiannya, Sabda Palon hanya meminjamkan tanah Jawa kepada Syekh Subakir selama lima ratus tahun, dan sekarang lima ratus tahun itu telah berlalu. Kontrak janji mereka sudah di luar batas. Sabda Palon ingin kembali mengajarkan kepercayaan awalnya di pulau Jawa, yakni Djawa Sunda. Merupakan ajaran pitaya, percaya pada Gusti yang Esa. Janji adalah hutang yang harus ditepati, begitu pula sifat pinjam yang harus dikembalikan suatu saat. Generasi sekarang kebingungan menguak sejarah. Semua adalah kalimat tanya yang harus dicari jawabannya dengan menemukan orang-orang yang terlibat dalam perjanjian tersebut. Peristiwa tersebut sama halnya dengan peristiwa yang terjadi di Keraton Yogyakarta yang baru-baru ini Sri Sultan Hamengku Bawono X telah menyampaikan isi Sabda Raja dan Dawuh (perintah) dari leluhurnya. Di mana, dalam titah Beliau terdapat penyimpangan silsilah yang telah dipertahankan selama bertahun-tahun lamanya. Begitu juga dengan ajaran Islam di pulau Jawa sekarang yang bermunculan dengan berbagai macam aliran, sehingga rentan terjadi perpecahan umat.
Sabda raja
"Gusti Allah, Gusti Agung, Kuoso Cipto paringono siro kabeh adiningsun, sederek dalem, sentono dalem lan abdi dalem nompo welinge dawuh Gusti Allah, Gusti Agung, Kuoso Cipto lan romo ningsun eyang-eyang ingsun, poro leluhur Mataram wiwit waktu iki ingsun nompo dawuh kanugrahan dawuh Gusti Allah, Gusti Agung, Kuoso Cipto asmo kelenggahan ingsun Ngarso Dalem Sampean Dalem Ingkang Sinuhun Sri Sultan Hamengku Bawono Ingkang Jumeneng Kasepuluh Surya ning Mataram, Senopati ing Kalogo, Langenging Bawono Langgeng, Langgeng ing Toto Panotogomo.
Sabdo Rojo iki perlu dimangerteni diugemi lan ditindakake yo mengkono sabdo ingsun."
(Artinya)
"Tuhan Allah, Tuhan Agung, Maha Pencipta, ketahuilah para adik-adik, saudara, keluarga di Keraton dan abdi dalem, saya menerima perintah dari Allah, ayah saya, nenek moyang saya dan para leluhur Mataram, mulai saat ini saya bernama Sampean Dalem Ingkang Sinuhun Sri Sultan Hamengku Bawono Ingkang Jumeneng Kasepuluh Surya ning Mataram, Senopati ing Kalogo, Langenging Bawono Langgeng, Langgeng ing Toto Panotogomo.
Sabda Raja ini perlu dimengerti, dihayati dan dilaksanakan seperti itu sabda saya."
Sebelumnya gelar Raja Keraton Yogyakarta adalah Ngarsa Dalem Sampeyan Dalem ingkang Sinuwun Kangjeng Sultan Hamengku Buwana Senapati-ing-Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama Khalifatullah ingkang Jumeneng Kaping Sadasa ing Ngayogyakarta Hadiningrat.
Sementara isi duwuh leluhur Sultan Hamengku Buwono X menyangkut pengangkatan GKR Pembayun menjadi GKR Mangkubumi.
Duwuh leluhur