Mohon tunggu...
Pak STO
Pak STO Mohon Tunggu... -

Salesman | penikmat dan pencinta bola | menyukai pariwisata | suka nulis

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Bagaimana Sepakbola Filipina Bisa Maju Pesat?

26 November 2018   21:37 Diperbarui: 27 November 2018   14:23 1929
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada kriteria-kriteria khusus yang diterapkan PFF untuk menaturalisasi pemain keturunan Filipina di luar negeri, terutama Eropa. Mereka tidak hanya sekadar tercatat sebagai pemain di klub itu, tapi juga harus memiliki etos kerja ala pemain Eropa. Ini yang saya kira penting dan berbeda dengan naturalisasi di Timnas kita.

Mantan pelatih kepala Kaya FC, Fabien Lewis, pernah berkata pada FOX Sports Asia, "Saya yakin Filipina bisa sukses di Asia Tenggara dan klub-klubnya meraih hasil positif di Piala AFC, karena para pemain naturalisasi di sini bisa ikut membangun sepak bola nasional. Mereka memiliki segudang pengalaman di Eropa, dan Filipina mendapat keuntungan besar dari kultur yang terbangun itu."

"Semua tim besar memiliki akademi, dan para pemain naturalisasi tersebut ikut menyalurkan pengetahuan mereka pada pemain junior. Patrick Reichelt misalnya, lahir di Jerman dan ditempa oleh pelatih-pelatih top di Bundesliga. Lalu ketika bergabung dengan Global Cebu, ia memberikan banyak ide pada klub dari apa yang didapatnya di Jerman," katanya lagi.

Contoh lainnya adalah Younghusband bersaudara yang sudah menimba ilmu di Chelsea selama 1997-2004. Mereka bukan pemain yang hanya satu-dua tahun berkarier di klub top Eropa untuk mempercantik rekam jejak, tapi sudah dilatih selama bertahun-tahun di klub tersebut, sehingga DNA sepak bola Eropa sudah mengakar kuat dalam diri mereka.

Dengan seleksi ketat untuk naturalisasi ini, Filipina bisa membentuk tim nasional yang kompetitif. The Azkals yang dulu pernah terperosok ke peringkat 195 FIFA, kini naik drastis melampaui rival-rivalnya yang lebih berpengalaman di Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, Singapura dan bahkan Thailand. Kini berdasar rilis FIFA 25 Oktober 2018, Filipina bertengger diposisi 116 hanya kalah dengan Vietnam 102. Sedangkan Indonesia tercecer di peringkat 160.

Lalu mengapa para pemain keturunan tersebut mau membela Filipina yang sama sekali tidak ternama di percaturan sepak bola internasional? Rasanya penjelasan football-tribe.com ini sangat penting untuk kita ketahui

Ada faktor diplomasi Dan Palami di sana, yang akan kita bahas di bawah ini.

Faktor Dan Palami

Siapakah dia? Dan Palami adalah manajer timnas senior Filipina sejak 2009, dan ia juga diberi kewenangan untuk ikut membangun sepak bola Filipina. Ia terkenal sebagai negosiator ulung, yang menjadi aktor utama di balik kedatangan Michael Wei, pria Jerman eks pelatih Timnas U-17 Rwanda, yang menjadi tonggak awal dari kemajuan timnas Filipina.

Palami pula yang berjasa besar membawa Thomas Dooley sebagai pelatih timnas Filipina. Dooley merupakan mantan kapten timnas Amerika Serikat, dan pernah menjadi asisten pelatih Jrgen Klinsmann di tim berjuluk USMNT itu. Dengan kemampuan berbahasa yang baik, Dooley tidak kesulitan berkomunikasi dengan pemain-pemain Filipina yang mayoritas adalah naturalisasi, pun hidup di Filipina yang sedikit banyak menganut kultur Amerika Serikat karena pernah dijajah negara tersebut.

Meski demikian, Dan Palami tidak memulai kiprahnya dengan mudah untuk membangun timnas Filipina. Ia sempat gagal total saat timnas junior kandas di kualifikasi Piala AFC U-19 tahun 2010, dan di awal masa jabatannya memimpin timnas senior, ia banyak menggunakan uang pribadi untuk mendanai tim, karena kesulitan mendapat sponsor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun