Selain manfaat yang diperoleh tuan rumah pada saat event berlangsung, ada juga manfaat yang diperoleh tuan rumah setelah event berlangsung. Sarana dan fasilitas olah raga yang dipakai PON tentu akan menjadi aset berharga bagi daerah setempat. Atlet Kalimantan Selatan yang saat ini kesulitan mendapatkan tempat berlatih yang sesuai standar akan bisa memanfaatkan fasilitas yang berstandar nasional bahkan internasional setelah PON usai.
Kita bisa berkaca dari Sumatera Selatan dalam hal ini Kota Palembang yang sukses menjadi tuan rumah PON XVI 2004. Sebelum tahun 2004, menyaksikan pertandingan bertaraf internasional di Kota Palembang tentu adalah hal yang sangat langka. Namun setelah penyelenggaraan PON 2004, Kota Palembang bagaikan mendapat durian runtuh menjadi tuan rumah event-event olah raga bertaraf internasional. Tercatat mereka menjadi tuan rumah beberapa pertandingan Piala Asia 2007 saat Indonesia menjadi tuan rumah bersama Malaysia, Vietnam dan Thailand. Berikutnya adalah Sea Games 2011. Palembang bersama Jakarta menjadi tuan rumah pesta olahraga bangsa-bangsa se-Asia Tenggara tersebut. Tak hanya itu, Palembang juga menjadi tuan rumah Islamic Solidarity Games 2013, Asean University Games 2014 dan yang paling spektakuler tentunya Asian Games 2018 pada 18 Agustus sampai dengan 2 September mendatang.
Seperti juga Sumatera Selatan sebelum menjadi tuan rumah PON 2004, kita di Kalimantan Selatan juga sangat jarang bahkan boleh dikatakan tidak pernah bisa menyaksikan pertandingan bertaraf internasional oleh karena ketiadaan venue yang berstandar internasional. Kita berharap semoga Kalimantan Selatan bisa terpilih menjadi tuan rumah PON XXI 2024, dengan demikian nantinya akan ada stadion baru, gedung olah raga baru, kolam renang baru yang semuanya minimal bertaraf nasional yang selanjutnya dapat digunakan oleh atlet-atlet provinsi ini untuk meningkatkan prestasinya.
Sebagai perbandingan, Jawa Barat menyiapkan beberapa stadion megah untuk PON 2016 yaitu Stadion Patriot di Bekasi, Stadion Wibawa Mukti di Cikarang, Stadion Pakansari di Bogor serta Gelora Bandung Lautan Api sebagai tempat pembukaan dan penutupan PON. Bisa dibayangkan jika Kalimantan Selatan harus membangun beberapa stadion baru yang khusus untuk pelaksanaan PON 2024, tentu memerlukan anggaran yang fantantis. Untuk membangun satu stadion memerlukan biaya lebih dari 500 Milyar Rupiah. Belum lagi venue lain seperti velodrome untuk cabang balap sepeda, kolam renang untuk cabang olahraga renang dan olahraga air lainnya serta gedung olah raga untuk cabang olah raga indoor.
Dengan APBD yang hanya berkisar 5 sampai 6 Trilyun, tentu Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan harus bijak dalam mengatur pembiayaannya seandainya Kalimantan Selatan terpilih menjadi tuan rumah PON 2024 sehingga tidak mengganggu pos anggaran bidang lainnya.
Sebagai warga Kalsel, kita tentu ingin sekali Kalsel menjadi tuan rumah PON dengan harapan bisa memanfaatkan multiplier effect yang terjadi tidak hanya dalam bidang olahraga saja, melainkan efek ekonomi dan pariwisata. Akan tetapi kita juga tidak ingin semua itu mengorbankan bidang lain yang tingkat urgensinya cukup tinggi. Dan yang juga tak kalah penting, jangan sampai setelah PON, ada pejabat yang diciduk KPK gara-gara korupsi proyek PON.
Tulisan pernah dimuat di Tribun Forum Harian Banjarmasin Post, Kamis 22 Februari 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H