Mohon tunggu...
Ahmad Jazuli Harwono
Ahmad Jazuli Harwono Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Menulis untuk melupakan masalah, dan satu-satunya cara yang paling memungkinkan(saat ini) untuk beraktualisasi. Penulis dapat di hubungi melaui email:paklik_jul@yahoo.co.uk dan hp:081 386 25 6949

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Melawan Kampanye Anti Riba

22 Agustus 2016   20:17 Diperbarui: 22 Agustus 2016   20:26 707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

 Sistem perbankan modern belum ada dijaman nabi. Yang ada mungkin hanyalah kreditur perorangan, yang bisa jadi lebih mirip rentenir djaman sekarang ketimbang disamakan dengan perbankan.

 Jadi kalau ada fatwa haram riba lantas serta merta itu ditujukan ke sistem perbankan saat ini jelas itu hanya hasil kreatifitas orang jaman sekarang yang pandai mencocok cocokan ayat-ayat. Jangankan soal Riba, Selfie di facebook, main game Pokemon pun juga di fatwa haram.

 4. Inflasi terjadi setiap tahun. Bagaimana mungkin industri jasa keuangan bisa bertahan jika tidak memungut jasa bunga? Ngutangi 10 juta sak iki, mosok 15 tahun engkas tetep kudu mbalek 10 juta? Yo tekor bandare!! Trus ge operasional apa?

 5. Mengharamkan bank konvensional, lalu harus hijrah ke bank syariah? Benarkah bank syariah lebih baik? Belum tentu. Bank syariah juga tidak lebih baik dari bank konvensional. Hanya istilah-istilah arabnya saja yang lebih banyak. Faktanya, peminjam di bank syariah tetap saja harus membayar dengan jumlah lebih dibanding yang dipinjamnya. Dan kalau tidak bayar angsuran meskipun karena usaha bangkrut, tetap saja jaminan disita.

 Iman mungkin satu satunya bukti bahwa perbankan syariah lebih baik. Tetapi bila berdasar data dan fakta belum tentu.

 6. Kisah orang jadi mlarat karena hutang bank ada. Tetapi yang mendapat manfaat positif karena keberadaan bank jauh lebih banyak.

 Sudah Berapa banyak masyarakat yang akhirnya punya rumah karena kpr?
 Sudah berapa juta rakyat akhirnya punya kndaraan karena bantuan leasing?
 Dan sdah berapa juta pengalaman masyarakat yang terbantu karena keberadaan bank ketika mendapat kesulitan?

Mosok, karena alasan iman lantas begitu saja mengabaikan fakta positif tentang bank? Padahal bisa jadi anda tahu dan mungkin punya pengalaman sendiri soal kontribusi positif bank.

Sistem perbankan kita memang bukan berarti tidak boleh dikritik. Tetapi meninggalkan perbankan karena alasan dogmatis semata, tentu saja hal ini konyol. Tidak bsa dipungkiri, perbankan kita juga masih memiliki banyak kelemahan. Tapi menurut saya, dasar mngkritisi perbankan harusnya brbasis ilmu dan logika, bukan dogma. Naifnya, justru banyak juga golongan terpelajar yang mengabaikan pengalaman intelektualnya dan mnyerah begitu saja pada dogma agama.

 Terakhir

Manusia sudah dilengkapi akal budi oleh Tuhan. Sehingga harusnya sudah tahu dan bisa membedakan mana yang baik dan buruk. Ukuran baik dan buruk tidak bisa harus berpatokan pada ada atau tidak nya dalil. Dunia ini sangat kompleks, dan berkembang sangat cepat. Sangat tidak mungkin setiap peristiwa di dunia ini dari zaman kezaman pasti sudah ada aturanya didalam sebuah kitab yang kata-katanya tidak pernah bertambah?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun