[caption caption="Foto Pribadi"][/caption]
Kapan selesainya ribut terus masalah agama. Bagaimana mau rukun, bila sekedar memberi penghargaan kepada teman yang merayakan natal saja terus dipermasalahkan. Tidak pernah dipikirkan misalnya, bagaimana bila yang merayakan natal itu rekan kerja kita, bos kita? atau bagaimana bila yang merayakan natal itu keluarga kita? Ayah Ibu Kita? Apakah sikap diam dan acuh kita tidak akan mengganggu hubungan kita dengan mereka? Dalam konteks lebih luas, bagaimana nanti nasibnya kerukunan antar agama diindonesia ini bisa terus dipertahankan?.
Jika secara terang-terangan, secara terbuka melalui media sosial, melalui corong-corong masjid diteriakan haram hukumnya mengucapkan selamat natal, plus disertai dengan alasan dan ulasanya, yang tentu saja berpotensi menyinggung non muslim. Bukankah tindakan seperti ini merupakan produksi kebencian dan menyuburkan bahaya laten konflik antar agama?. Pertanyaan berikutnya, apakah tujuan kita beragama untuk mengada-adakan alasan untuk memulai permusuhan?
Saudaraku percayalah, Tuhan tidak akan memasukan kamu kedalam neraka hanya karena kamu memberi ucapan selamat natal, atau selamat selamat kepada umat nonmuslim yang lainnya. Terlalu picik dan lebay cara berpikir yang menyimpulkan memberi ucapan sama dengan ikut mengakui keyakinan mereka. Bukankah Tuhan yang kita sembah itu Tuhan yang maha bijaksana?
Sebagai negara yang penduduknya mayoritas muslim, korupsi di Indonesia luar biasa. Bahkan tak tanggung tanggung, menteri agamanya pun ikut-ikutan korupsi. Artinya apa, ada masalah kerusakan moral/akhlak yang jauh lebih serius, dan sangat jauh lebih penting untuk dibenahi, ketimbang selalu meributkan perkara ecek-ecek seperti pemberian ucapan selamat natal ini.Dalam konteks internasional, bahkan hari inipun ada ketakutan luar biasa dunia ketika melihat islam. Ada Islamophobia.
Dunia internasional khususnya barat ketakutan terhadap islam bukan karena mereka itu setan yang kemudian jadi takut karena melihat gerombolan malaikat suci bernama orang islam. Bukan, mereka tentu saja bukan setan, orang islam juga terbukti tidak selalu seperti gerombolan malaikat yang suci dan baik hati. Mereka, orang barat juga manusia sama seperti kita. Mereka takut, karena faktanya gerakan islam belakangan banyak berubah menjadi gerakan-gerakan eksklusif, intoleran, bahkan beberapa kali terbukti sanggup menebarkan teror kemanusiaan.
MEMAHAMI ISLAM KEMBALI
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
إِنَّمَابُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاقِ
“Sesungguhnya aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”
Islam hadir untuk menyempurnakan akhlak. Dan akhlak umat muslim saat ini lah yang harus dibenahi karena sudah sangat memalukan. Agama islam saat ini nasibnya tragis, cuma jadi alat bisnis, alat menguasai, alat politik, alat untuk menciptakan musuh, alat untuk membuat manusia jadi bodoh, picik, terbelakang, bahkan agama islam juga bisa jadi alat untuk membunuh manusia lain tanpa perasaan merasa bersalah!. Sekarang, lebih sulit mana, mencari contoh orang islam yang akhlak atau kelakuanya baik dengan mencari orang islam yang kelakuanya buruk?
Hari ini dunia barat terus bertumbuh maju karena mengedepankan pengetahuan dan teknologi. Peradaban barat yang katanya kafir itu telah menciptakan mobil,pesawat, laptop, TV, Facebook, dan lain-lain yang umat islam pun ikut memanfaatkanya. Bahkan ilmuwan baratpun sudah sampai ke bulan, ke mars, dan saat ini tengah mencari planet lain yang bisa ditinggali untuk mengatasi ledakan populasi penduduk bumi. Lalu apa yang sudah dihasilkan oleh umat islam? Cukupkah hanya dengan menghasilkan banyak pria berjenggot? Bila peradapan barat bergerak maju kedepan, maka sebaliknya gerakan umat Islam justru ingin mundur kebelakang! Apa ini tidak aneh?? Jadi ada dua penyakit besar umat islam saat ini, yaitu: Sudah semakin terbelakang, akhlaknya buruk pula..
Perlu alasan, perlu bukti, untuk mengatakan bahwa islam adalah agama terbaik.Agama Islam harus dapat dibuktikan mampu memberikan perubahan perilaku penganutnya menjadi lebih baik. Tanpa itu semua, maka semua klaim bahwa agama islam adalah agama terbaik, paling mulia disisi Allah (Tuhan) adalah klaim omong kosong belaka. Bukan keyakinan seseorang yang harus dinilai, tetapi perbuatanya! Untuk apa merasa memiliki keyakinan terbaik tetapi perbuatanya buruk? Tantangan terbesar umat islam saat ini adalah, bagaimana caranya melakukan pembaharuan islam, agar Islam mampu sebagai resep jitu untuk memperbaiki moral, melecutkan kecerdasan dan mengejar ketertinggalanya, yang dengan semua itu agama islam benar-benar bisa berdampak positif bagi peradaban dunia. Bila hal itu sudah bisa diwujudkan, maka citra islam yang belakangan ini buruk akibat ulah koruptor dan teroris islam bisa dipulihkan!
Untuk melakukan semua langkah perbaikan citra islam, selain butuh kerja keras diperlukan juga keluasan dan kecerdasan dalam berpikir. Keluasan dan kecerdasan berpikir menghasilkan daya kritis yang sangat diperlukan dalam mempelajari agama apapun. Dengan sikap kritis, maka agama tak hanya akan menciptakan kepatuhan-kepatuhan dan dominasi yang harus mematikan akal sehat demi alasan dogmatis.
Hasrat religius harus disalurkan dengan benar agar tidak memunculkan perilaku yang kontraproduktif. Sikap terbuka, kritis dan kedewasaan dalam berpikir sangat diperlukan untuk mempelajari agama, agar apa yang dihasilkan dari cara beragama kita adalah benar-benar hal-hal yang baik saja. Sikap terbuka dan daya kritis juga akan menjauhkan kita dari gagal fokus. Gagal fokus maksudnya adalah; Bukankah tujuan kita belajar agama agar kita bisa memperbaiki akhlak atau moralitas, supaya kita menjadi manusia yang semakin baik?.
Tetapi karena gagal fokus, maka itu semua tidak kita dapat karena fokus dan perhatian kita berbelok mementingkan hal-hal yang tidak penting dan tidak rasional! Tuhan membekali manusia dengan akal, dengan nurani yang dari situ manusia bisa mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk. Jangan sampai, karena kita mengikuti penafsiran yang salah, yang muncul karena kita meninggalkan otak ketika belajar agama, justru menjauhkan kita dari apa yang sebenarnya diinginkan Tuhan melalui nabi Muhammad dengan ajaran islamnya.
Kita mengenal Tuhan dan ajaranya tidak dari Tuhan langsung. Tetapi hanya melalui kitab suci yang bahkan tidak pernah ditulis sendiri oleh Tuhan!. Seagung dan semistis apapun Kitab suci, kita tidak bisa mengingkari fakta bahwa kitab suci bentuknya hanyalah tulisan. Karena tulisan, maka yang membacanya lah yang memberi makna. Diperlukan ilmu dan kecerdasan yang lebih dalam memahami dan mengikuti tulisan-tulisan!!
Ada beberapa kisah menarik tentang praktik toleransi yang pernah dipraktekan nabi Muhammad, yang bisa kita jadikan pedoman dalam kehidupan kita saat ini. Abu Tholib paman nabi Muhamad tidak mengikuti keyakinan Islam sampai dia meninggal. Apakah nabi muhammad pernah mempermasalahkan keyakinan pamanya? Dikisahkan juga, kalau nabi muhamad punya tetangga yahudi yang selalu melemparinya dengan kotoran, tapi nabi muhammad tidak pernah dendam, bahkan justru beliaulah orang yang pertama kali menjenguk si yahudi ketika si yahudi sakit. Selain itu, kita umat muslim, tentu tahu tentang piagam madinah bukan? Bukankah Piagam madinah, adalah bukti otentik tentang betapa toleranya nabi muhammad terhadap keyakinan agama lain!! Oh ya, semua kisah yang saya cuplik tentang riwayat toleransi nabi muhammad ini nyata bukan? Dan, Kalau kisah toleransi nabi ini memang nyata dan benar-benar dilakukan oleh nabi Muhammad, mengapa kita yang mengaku umatnya tidak meniru yang beliau contohkan?
Sudahlah, tidak perlu lagi bangsa ini ribut terus karena masalah agama. Semua agama diindonesia sama saja, semua berhak menjalankan ibadahnya dan yang lainnya wajib menghormati. Memberi kesempatan dan menghormati ibadah agama lain tidak dilarang negara dan tidak akan dimurkai Tuhan. Yang dimurkai Tuhan adalah ketika manusia melakukan korupsi, tidak jujur, serakah, tidak peduli dengan yang lain, arogan, berbuat jahat dan senang dengan permusuhan. Sudahlah kawan, beragama jangan gagal fokus. Pikirkan dengan matang, tetapkan tujuanya, dan renungkan, sebenarnya untuk apa sih manusia beragama?
Ada banyak cara untuk menempatkan agama dalam kehidupan manusia. Tetapi cara terbaik untuk memperlakukan agama adalah, menjadikanya pedoman untuk sikap personal dan tindakan sosial kita agar selalu baik. Jika semua umat beragama telah mampu menempatkan agama secara benar di dalam kehidupanya, maka akan tercipta harmoni kehidupan sosial terbaik. Namun, Jika hal itu terus tidak bisa diwujudkan, atau terus berdampak sebaliknya, lalu apa gunanya beragama?
Terakhir, bisa jadi anda tetap merasa benar dan tetap merasa didukung Tuhan setelah kelakuan anda meneriaki, melecehkan, menghakimi keyakinan orang lain. Bisa jadi anda tetap tak menemukan kesalahan anda meskipun nyata-nyata itu telah melukai perasaan orang lain. Tetapi satu hal, dengan semua kelakuan anda itu,telah membuktikan, betapa keringnya spiritualitas anda, betapa bebalnya anda, dan betapa buruknya akhlak anda!!. Dan jika yang seperti anda itu ternyata banyak, sekali lagi, dimana kemuliaan agama islam kalau begitu?
Selamat hari natal bagi teman-teman yang merayakan, semoga natal ini berbuah pencerahan sehingga kalian bisa menjadi manusia-manusia yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H