Di babak pertama Spanyol tak begitu memperlihatkan permainan indahnya, justru Italia beberapa kali membahayakan gawang yang dijaga oleh David De Gea. Pelle dengan sundulannya memanfaatkan set piece dari sisi kiri gawang David De Gea hampir saja menjadi gol, kalau saja tidak ditepis oleh penjaga gawang si setan merah tersebut.
Akhirnya serangan demi serangan dilancarkan oleh Italia membuahkan sebuah pelanggaran yang dilakukan pemain Spanyol, lupa saya siapa yang melanggar, dan saat itu bola dikeliling para pemain yang bisa dikatakan berebut untuk mengambil tendangan bebas tersebut. Ada Leonardo Decaprio, eh salah deng, Leonardo Bonucci kamsutnya, ada Eder, dan ada Florenzi, ada juga De Rossi, jadi siapa yang mengambil. wallAhu a’lam.
Dan ternyata Eder yang mengambil set piece tersebut. Eder mengarahkan tendangannya kearah yang tidak dipagar betis oleh pemain Spanyol, nampak sedikit ada salah pergerakan dari De Gea yang mengira bola bakal menuju ke arah pagar betis namun tidak seperti yang ia kira, cukup keras tendangan datar Eder sehingga bola memantul karena sempat ditepis oleh De Gea, terlihat Pique yang sedikit bengong berbeda dengan pemain Italia yang mengejar bola pantul tersebut.
Giarcherini berlari ke arah bola pantul, dan memberikan umpan lambung namun tidak terlalu tinggi dan sedikit sentuhan dari si Kingkong Chelini. Dan pertandingan babak pertama berakhir.
Serunya saya hidup di Timur Tengah yang komentatornya adalah berbahasa Arab, saya akui kalau untuk komentator bola yang paling saya senangi adalah bahasa Arab. Karena susunan kata yang indah ditambah semangat tak pernah putus, bahkan seolah-olah tak bernafas sepanjang pertandingan, seru!
Pertandigan babak kedua, Spanyol mulai sedikit menukan gaya permainannya, layaknya Barcelona. Tiki-taka mulai tampak namun ketangguhan, kegigihan, kerapihan, serta kekokohan gaya bertahan ala Italia sulit ditembus para pemain Spanyol. Ada beberapa kali pemain Spanyol mencoba untuk shoot dari luar kotak pinalti, namun sayang Buffon masih seperti yang dulu, masih tangguh dan masih macho layaknya Aksay Kumar di Bollywood.
Karena keasyikan menyerang Italia memanfaatkan di menit-menit akhir untuk menggetarkan jala Spanyol.
Untuk pertandingan Inggris vs Islandia, saya ketiduran. Namun saya menemukan hikmahnya dari kedua pertandingan tersebut.
“Tak selalu yang indah itu menarik sebab terkadang yang mampu bertahan hingga akhir itulah kan kau lirik”
Sekian dari saya, Along from Cairo